kedua operator ini. Perusahaan menganggap proses pencetakan cukup dioperasikan oleh operator utama sehingga operator pembantu akan aktif
bekerja apabila operator utama tidak bisa hadir bekerja.
5.2 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan pendekatan CREAM Cognitive Reliability and Error Analysis Method. Metode ini digunakan untuk
mengidentifikasi human error dan kemungkinan kesalahan yang terjadi hingga diperoleh nilai human error probability.
5.2.1 Pengolahan Data untuk Kegiatan Proses Pencetakan 5.2.1.1
Hierarchical Task Analysis HTA
Berdasarkan tahapan kerja proses pencetakan yang diperoleh dari pengumpulan data, kemudian disusun secara terstruktur ke dalam bentuk
Hierarchical Task Analysis HTA. HTA menjelaskan langkah-langkah tugas utama yang pada prinsipnya dapat diuraikan dan dianalisis lebih lanjut secara rinci
sampai tindakan yang paling dasar. Berikut ini dapat dilihat Hierarchical Task Analysis HTA untuk proses pencetakan pada Gambar 5.3.
Universitas Sumatera Utara
0. Proses Pencetakan
0.1 Siapkan bahan baku kertas
berukuran plano 0.2 Pasang delivery
pile board sebagai wadah produk jadi
0.3 Kontrol jalannya delivery
pile board 0.4 Pasang printing
plate 0.5 Bersihkan
printing plate 0.6 Bersihkan
rubber blanket 0.7 Isikan bahan
baku tinta cetak 0.8 Set-up mesin
untuk bagian plate roller dan blanket
roller 0.9 Hidupkan mesin
dan jalankan cetakan
0.10 Kontrol jalannya cetakan
0.2.1 Masukan delivery pile board
ke hook chains 0.2.2 Tekan tombol
“up” untuk menaikan delivery
pile board 0.3.1 Pastikan
delivery pile board tidak terlepas dari
hook chains 0.3.2 Periksa
delivery pile board tidak miring sampai
di sheet stop bar
0.1.1 Bawa bahan baku ke area mesin
cetak 0.1.2 Hitung jumlah
rim dan periksa kondisi bahan baku
0.1.3 Buka kemasan bahan
baku 0.1.4 Lentur-
lenturkan kertas plano secara
manual 0.1.5 Tekan tombol
“down” untuk menurunkan feeder
pile board 0.1.6 Susun kertas
plano ke feeder pile board
0.1.7 Periksa posisi kertas tidak miring
dan teratur 0.5.1 Ambil spons
pembersih 0.5.2 Tuangkan
tiner pada spons 0.5.3 Gosok plate
dengan spons yang telah diberi tiner
0.5.4 Celupkan spons ke dalam air
dan peras hingga setengah kering
0.5.5 Gosok plate dengan spons yang
telah diberi air 0.5.6 Tuangkan
plate cleaner NH-3 pada spons
0.5.7 Gosok plate dengan spons yang
telah diberi plate cleaner NH-3
0.6.1 Tuangkan bensin pada spons
0.6.2 Gosok rubber blanket dengan
spons yang telah diberi bensin
0.6.3 Ambil spons kering
0.6.4 Gosok rubber blanket dengan
spons kering 0.7.1 Ambil tinta
sesuai warna yang akan dicetak
0.7.2 Ambil sendok tintaskrap
0.7.3 Masukkan tinta pada wadah
dengan skrap dan aduk-aduk tinta
0.7.4 Oleskan tinta pada ink roller
0.7.5 Ratakan tinta pada ink roller
dengan skrap 0.9.1 Tekan tombol
“power on” 0.9.2 Tekan tombol
“up” hingga kertas mencapai selang
udara hisap-hembus 0.9.3 Tekan tombol
“udara” dan tombol “aparat jalan”
0.4.1 Ambil alat plate clamp wrench
0.4.2 Buka plate clamp pin bagian
kiri dan bagian kanan
0.4.3 Ambil printing plate dan
pindahkan ke atas meja
0.4.4 Ambil pola pembentuk
lengkungan baut dan punching pliers
0.4.5 Posisikan pola tepat di sisi kiri
printing plate 0.4.6 Potong sisi
kiri plate sesuai pola dengan
punching pliers 0.4.7 Ambil alat
double-end wrench 0.4.8 Buka seluruh
baut pengunci plate dengan double-end
wrench 0.4.9 Periksa agar
tidak ada baut yang terlewati
0.4.10 Bengkokan sisi kiri plate
0.4.11 Masukan sisi kiri plate dan
pastikan benar- benar masuk
0.4.12 Kunci plate clamp pin bagian
kiri 0.4.13 Pasang
pelapis plate dan posisikan tepat di
dalam plate 0.4.14 Gulung plate
dan pelapis dengan tekan tombol
“maju” 0.4.15 Masukan sisi
kiri plate dan pastikan benar-
benar masuk 0.4.16 Kunci plate
clamp pin bagian sisi kanan
0.4.17 Kunci seluruh baut
pengunci plate
Gambar 5.3 Hierarchical Task Analysis Proses Pencetakan
Universitas Sumatera Utara
5.2.1.2 Penentuan Cognitive Demand Profile
Berdasarkan Hierarchical Task Analysis HTA proses pencetakan, diperoleh langkah-langkah tugas secara rinci yang kemudian ditentukan aktivitas
kognitif-nya. Hasil jenis aktivitas kognitif ini menjadi masukan untuk menentukan matriks cognitive demand. Berdasarkan matriks ini akan ditentukan persentase
Cognitive Demand. Cognitive Demand Profile untuk memahami mana aktivitas kognitif tertentu yang terlibat untuk menyelesaikan tugas dan yang jenis
kegagalan error paling rentan terjadi.
1. Penentuan Aktivitas Kognitif
Pertama sekali diuraikan langkah-langkah proses pencetakan secara terperinci yang berasal dari Hierarchical Task Analysis HTA yang telah dibentuk
pada tahap awal. Kemudian setiap langkah tugas ditentukan jenis aktivitas kognitif-nya berdasarkan Critical Cognitive Activities. Hasil penentuan
aktivitas kognitif untuk proses pencetakan ditampilkan pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5 Aktivitas Kognitif Proses Pencetakan Kode
Langkah-langkah Tugas Aktivitas
Kognitif
0.1 Menyiapkan bahan baku kertas berukuran plano yaitu 65cm × 100cm
0.1.1 Membawa bahan baku ke area mesin cetak Co-ordinate
0.1.2 Menghitung jumlah rim dan periksa kondisi bahan baku
Compare 0.1.3 Membuka kemasan bahan baku
Execute 0.1.4 Melentur-lenturkan kertas plano secara manual
Execute 0.1.5 Menekan
tombol “down” untuk menurunkan feeder pile board
Execute
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.5 Aktivitas…Lanjutan
Kode Langkah-langkah Tugas
Aktivitas Kognitif
0.1.6 Menyusun kertas plano ke feeder pile board Regulate
0.1.7 Memeriksa posisi kertas tidak miring dan teratur Evaluate
0.2 Memasang delivery pile board sebagai wadah produk jadi
0.2.1 Memasukan delivery pile board ke hook chains Execute
0.2.2 Menekan tombol “up” untuk menaikan delivery
pile board Execute
0.3 Mengontrol jalannya delivery pile board
0.3.1 Memastikan delivery pile board tidak terlepas dari hook chains
Verify 0.3.2 Memeriksa delivery pile board tidak miring saat
sampai di sheet stop bar Monitor
0.4 Memasang printing plate
0.4.1 Mengambil alat plate clamp wrench Identify
0.4.2 Membuka plate clamp pin bagian kiri dan bagian kanan
Execute 0.4.3 Mengambil printing plate dan pindahkan ke atas
meja Identify
0.4.4 Mengambil pola pembentuk lengkungan baut dan punching pliers
Identify 0.4.5 Memposisikan pola tepat di sisi kiri printing plate
Regulate 0.4.6 Mempotong sisi kiri plate sesuai pola dengan
punching pliers Execute
0.4.7 Mengambil alat double-end wrench Identify
0.4.8 Membuka seluruh baut pengunci plate dengan double-end wrench
Execute 0.4.9 Memeriksa agar tidak ada baut yang terlewati
Evaluate 0.4.10 Membengkokan sisi kiri plate
Execute
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.5 Aktivitas…Lanjutan
Kode Langkah-langkah Tugas
Aktivitas Kognitif
0.4 0.4.11 Memasukan sisi kiri plate ke plate roller dan
pastikan benar-benar masuk Execute
0.4.12 Mengunci plate clamp pin bagian kiri Execute
0.4.13 Memasang pelapis plate dan posisikan tepat di dalam plate
Execute 0.4.14 Menggulung plate dan pelapis hingga sisi kanan
dengan tekan tombol “maju” Execute
0.4.15 Memasukan sisi kanan plate ke plate roller dan pastikan benar-benar masuk
Execute 0.4.16 Mengunci plate clamp pin bagian sisi kanan
Execute 0.4.17 Mengunci seluruh baut pengunci plate dengan
double-end wrench Execute
0.5 Membersihkan printing plate
0.5.1 Mengambil spons pembersih Identify
0.5.2 Menuangkan tiner pada spons Execute
0.5.3 Menggosok plate dengan spons yang telah diberi tiner
Execute 0.5.4 Mencelupkan spons ke dalam air dan peras
hingga setengah kering Execute
0.5.5 Menggosok plate dengan spons yang telah diberi air
Execute 0.5.6 Menuangkan plate cleaner NH-3 pada spons
Execute 0.5.7 Menggosok plate dengan spons yang telah diberi
plate cleaner NH-3 Execute
0.6 Membersihkan rubber blanket
0.6.1 Menuangkan bensin pada spons Execute
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.5 Aktivitas…Lanjutan
Kode Langkah-langkah Tugas
Aktivitas Kognitif
0.6 0.6.2 Menggosok rubber blanket dengan spons yang
telah diberi bensin Execute
0.6.3 Mengambil spons kering Identify
0.6.4 Menggosok rubber blanket dengan spons kering Execute
0.7 Mengisikan bahan baku tinta cetak
0.7.1 Mengambil tinta sesuai warna yang akan dicetak Identify
0.7.2 Mengambil sendok tintaskrap Identify
0.7.3 Memasukan tinta pada wadah dengan skrap dan aduk-aduk tinta
Execute 0.7.4 Mengoleskan tinta pada ink roller
Execute 0.7.5 Meratakan tinta pada ink roller dengan skrap
Regulate 0.8
Men-setup mesin untuk bagian plate roller dan blanket roller
Maintain
0.9 Menghidupkan mesin dan jalankan cetakan
0.9.1 Menekan tombol “power on”
Execute 0.9.2 Menekan tombol
“up” untuk menaikan feeder pile board hingga kertas mencapai selang udara
hisap-udara hembus Execute
0.9.3 Menekan tombol “udara” dan tombol “aparat
jalan ”
Execute
0.10 Mengontrol jalannya cetakan agar kesalahan yang
terjadi dapat segera diperbaiki Monitor
Keterangan: Cara penentuan aktivitas kognitif dapat dilihat pada contoh langkah berikut:
- 0.4.16 Mengunci plate clamp pin bagian sisi kanan ditentukan sebagai aktivitas “execute” karena termasuk aktivitas melakukan aksi.
Universitas Sumatera Utara
- 0.7.5 Meratakan tinta pada ink roller dengan skrap ditentukan sebagai aktivitas “regulate” karena termasuk aktivitas mengatur tinta agar sesuai
dengan tujuan tinta tidak menumpuk. Berdasarkan Tabel 5.5 diperoleh ada 9 jenis aktivitas kognitif yang dilakukan
operator pada proses pencetakan. Berikut ini merupakan rekapitulasi jumlah kesembilan aktivitas kognitif yang ditampilkan pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6 Rekapitulasi Aktivitas Kognitif Proses Pencetakan Aktivitas Kognitif
Total Aktivitas Kognitif
Total
Co-ordinate 1
Maintain 1
Compare 1
Monitor 2
Evaluate 2
Regulate 3
Execute 30
Verify 1
Identify 8
2. Penentuan Matriks Cognitive Demand
Hasil dari jenis aktivitas kognitif ini menjadi masukan untuk menentukan matriks cognitive demand. Ada empat fungsi dasar kognitif yang harus
dilakukan yaitu observasi, interpretasi, perencanaan, dan eksekusi. Setiap aktivitas kognitif memiliki kombinasi dari keempat fungsi kognitif. Sebagai
contoh, koordinasi melibatkan perencanaan serta eksekusi: perencanaan digunakan untuk menentukan apa yang harus dilakukan, dan eksekusi
digunakan untuk melaksanakannya atau melakukan itu. Seleksi kesembilan jenis aktivitas kognitif pada matriks seperti yang
ditampilkan pada Tabel 5.7.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.7 Matriks Cognitive Demand Proses Pencetakan
Jenis Aktivitas
Fungsi Kognitif Observasi
Interpretasi Perencanaan
Eksekusi
Co-ordinate 1
1 Communicate
×
Compare 1
Diagnose ×
×
Evaluate 2
2 Execute
30 Identify
8 Maintain
1 1
Monitor 2
2 Observe
×
Plan ×
Record ×
×
Regulate 3
3 Scan
×
Verify 1
1
Total 6
14 4
35
3. Penghitungan Persentase Cognitive Demand
Berdasarkan matriks tersebut, dapat dihitung persen Cognitive Demand yaitu: - Observasi
= 59
6 × 100 = 10,17
- Interpretasi =
59 14
× 100 = 23,73 - Perencanaan
= 59
4 × 100 = 6,78
- Eksekusi =
59 35
× 100 = 59,32
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini ditampilkan Cognitive Demand Profile untuk proses pencetakan dalam bentuk bar-chat diagram pada Gambar 5.4.
Gambar 5.4 Cognitive Demand Profile Proses Pencetakan
Berdasarkan bar-chat diagram, fungsi kognitif yang paling dominan dituntut dari proses pencetakan adalah eksekusi.
5.2.1.3 Pengidentifikasian Cognitive Function Failures CFF
Berdasarkan jenis aktivitas kognitif yang telah ditentukan untuk setiap langkah tugas, maka diidentifikasi Cognitive Function Failures CFF.
Indentifikasi dilakukan sesuai dengan kondisifakta yang ditemukan saat operator melakukan proses pencetakan baik yang pernah terjadi maupun yang berpotensi
terjadi.
1. Penentuan Potensi Kegagalan
Setelah aktivitas kognitif setiap langkah tugas diperoleh, maka ditentukan fungsi kognitif yang berpotensi mengalami kegagalan. Kemudian dipilih jenis
Universitas Sumatera Utara
kegagalan fungsi kognitif berdasarkan Generic Cognitive Function Failures sesuai dengan fakta yang ditemukan pada proses pencetakan. Hasil penentuan
potensi kegagalan pada proses pencetakan ditampilkan pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8 Bentuk Kegagalan pada Proses Pencetakan Kode
Tugas Aktivitas
Kognitif Potensi
Gagal Identifikasi Kegagalan
0.1.1 Co-ordinate
P1, P2 E1, E2, E3,
E4, E5 Kegagalan planning P1 dan P2 dapat
dieliminasi karena
dapat langsung
dikerjakan tanpa perencanaan khusus. Kegagalan yang dapat terjadi adalah letak
dan kecepatan saat membawa yaitu E1. 0.1.2
Compare I1, I2, I3
Kegagalan yang pernah terjadi adalah operator salah hitung yaitu I1.
0.1.3 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Kegagalan yang pernah terjadi adalah perbedaan lamanya proses membuka
kemasan yaitu E1.
0.1.4 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Kegagalan yang sering terjadi adalah perbedaan lamanya proses melenturkan
kertas yaitu E1.
0.1.5 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Operator lupa menekan tombol dan meletakkan kembali kertas kemudian
kembali menekan tombol yaitu E5.
0.1.6 Regulate
O1, O2, O3 E1, E2, E3,
E4, E5 Operator terkadang hanya memperhatikan
satu sisi kertas sehingga sisi lain tidak rata dan saat menyusun ada kertas yang
terlipatkeluar karena disusun tidak rapi yaitu O2 dan E1.
0.1.7 Evaluate
I1, I2, I3 P1, P2
Kegagalan yang terjadi adalah operator tidak memeriksa secara detail yaitu I1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.8 Bentuk Kegagalan…Lanjutan Kode
Tugas Aktivitas
Kognitif Potensi
Gagal Identifikasi Kegagalan
0.2.1 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Kegagalan yang sering terjadi adalah salah satu sisi board tidak masuk ke hook
yaitu E1.
0.2.2 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Karena aksi ini kelanjutan dari 0.2.1 sehingga kegagalan yang terjadi adalah
menekan tombol pada waktu yang salah yaitu E2.
0.3.1 Verify
O1, O2, O3 I1, I2, I3
Operator hanya memperhatikan salah satu sisi saja sehingga pemeriksaan tidak
lengkap yaitu O2 dan I1.
0.3.2 Monitor
O1, O2, O3 I1, I2, I3
Sama halnya dengan 0.3.1 dan operator hanya memperhatikan sekilas saja yaitu
O2 dan I1. 0.4.1
Identify I1, I2, I3
Operator salah mengambil alat karena tidak terlalu memperhatikan yaitu I2.
0.4.2 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Operator melakukan dengan cara yang berbeda-beda karena ada pin yang terlalu
keras sehingga harus dipukul-pukul agar pin mulai terbuka yaitu E1.
0.4.3 Identify
I1, I2, I3 Operator salah mengambil plate karena
ditumpukan secara tidak teratur yaitu I2. 0.4.4
Identify I1, I2, I3
Kegagalan ini dapat dieliminasi karena alat diletakan secara khusus.
0.4.5 Regulate
O1, O2, O3 E1, E2, E3,
E4, E5 Operator memperhatikan ketepatan pola
di satu
sisi saja
sehingga ada
kemungkinan bergeser karena sisi yang lain belum tepat yaitu O2 dan E1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.8 Bentuk Kegagalan…Lanjutan Kode
Tugas Aktivitas
Kognitif Potensi
Gagal Identifikasi Kegagalan
0.4.6 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Setelah operator
memperhatikan ketepatan pola di satu sisi saja, maka
operator langsung
memotong plate
sehingga ada kemungkinan berbeda perlakuan untuk sisi yang lain yaitu E1.
0.4.7 Identify
I1, I2, I3 Operator salah mengambil alat karena
tidak terlalu memperhatikan dan letak alat sama dengan plate clamp wrench yaitu I2.
0.4.8 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Kegagalan yang pernah terjadi adalah ada baut yang belum dibuka atau terlewati
yaitu E4. 0.4.9
Evaluate I1, I2, I3
P1, P2 Operator tidak memeriksa baut secara
detail yaitu I1.
0.4.10 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Kegagalan yang mungkin terjadi adalah operator terlalu membengkokan plate
berbeda dengan plate lain yaitu E1.
0.4.11 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Operator kurang memasukan sebagian sisi plate karena perlakuan untuk seluruh
sisi tidak merata yaitu E1. 0.4.12
Execute E1, E2, E3,
E4, E5 Operator kurang ketat mengunci pin yaitu
E1. 0.4.13
Execute E1, E2, E3,
E4, E5 Operator kurang tepat memasang pelapis
yaitu E1. 0.4.14
Execute E1, E2, E3,
E4, E5 Operator terlalu cepat menggulung plate
sehingga plate longgar yaitu E1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.8 Bentuk Kegagalan…Lanjutan Kode
Tugas Aktivitas
Kognitif Potensi
Gagal Identifikasi Kegagalan
0.4.15 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Operator kurang memasukan sisi plate karena perlakuan untuk seluruh sisi tidak
merata yaitu E1. 0.4.16
Execute E1, E2, E3,
E4, E5 Operator kurang ketat mengunci pin yaitu
E1. 0.4.17
Execute E1, E2, E3,
E4, E5 Operator kurang memutar baut sehingga
longgar yaitu E1.
0.5.1 Identify
I1, I2, I3 Operator
salah mengambil
spons pembersih dengan spons kering karena
bentuk dan letak spons sama yaitu I2. 0.5.2
Execute E1, E2, E3,
E4, E5 Operator
terlalu banyaksedikit
menuangkan tiner yaitu E1.
0.5.3 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Operator tidak merata menggosok plate sehingga tingkat kebersihan berbeda yaitu
E1.
0.5.4 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Operator terlalu
banyaksedikit mengambil air dengan spons sehingga
saat menggosok plate terlalu basahkering yaitu E1.
0.5.5 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Operator tidak merata menggosok plate sehingga tingkat kebersihan berbeda yaitu
E1.
0.5.6 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Operator terlalu
banyaksedikit menuangkan plate cleaner NH-3 yaitu
E1. 0.5.7
Execute E1, E2, E3,
E4, E5 Operator tidak merata menggosok plate
yaitu E1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.8 Bentuk Kegagalan…Lanjutan Kode
Tugas Aktivitas
Kognitif Potensi
Gagal Identifikasi Kegagalan
0.6.1 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Operator terlalu
banyaksedikit menuangkan bensin yaitu E1.
0.6.2 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Operator tidak merata menggosok rubber blanket sehingga tingkat kebersihan
seluruh permukaan berbeda yaitu E1.
0.6.3 Identify
I1, I2, I3 Operator
salah mengambil
spons pembersih dengan spons kering karena
bentuk dan letak spons sama yaitu I2.
0.6.4 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Operator tidak merata menggosok rubber blanket sehingga tingkat kebersihan
seluruh permukaan berbeda yaitu E1.
0.7.1 Identify
I1, I2, I3 Operator salah mengambil tinta warna
hitam karena bentuk dan letak kaleng sama yaitu I2.
0.7.2 Identify
I1, I2, I3 Kegagalan identify ini dapat dieliminasi
karena diletakan tersendiri dan khusus sehingga operator tidak salah mengambil.
0.7.3 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Operator selalu berlebihan memasukan tinta pada wadah yaitu E4.
0.7.4 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Operator tidak merata mengoleskan tinta di ink roller yaitu E1.
0.7.5 Regulate
O1, O2, O3 E1, E2, E3,
E4, E5 Operator hanya memperhatikan tinta
sekilas saja kemudian meratakan secara manual
sehingga operator
sekadar meratakan yaitu O2 dan E1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.8 Bentuk Kegagalan…Lanjutan Kode
Tugas Aktivitas
Kognitif Potensi
Gagal Identifikasi Kegagalan
0.8 Maintain
P1, P2 E1, E2, E3,
E4, E5 Tidak ada ketetapan khusus untuk set-up
mesin sehingga operator tidak konsisten melakukan set-up yaitu P2 dan E1.
0.9.1 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Kegagalan ini tidak mungkin terjadi karena
khusus untuk
menjalankan cetakan.
0.9.2 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Operator lupa menaikkan board sehingga jalannya kertas tidak sempurna yaitu E5.
0.9.3 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Kegagalan ini tidak mungkin terjadi karena
khusus untuk
menjalankan cetakan.
0.10 Monitor
O1, O2, O3 I1, I2, I3
Operator hanya memperhatikan sesekali hasil cetakan sehingga banyak produk
cacat yang berlanjut yaitu O2 dan I1.
2. Penentuan Matriks Cognitive Function Failures CFF
Hasil dari penentuan jenis kegagalan ini menjadi masukan untuk menentukan matriks cognitive function failures. Seleksi jenis kegagalan pada fungsi
kognitif seperti yang ditampilkan pada Tabel 5.9.
3. Penghitungan Persentase Cognitive Function Failures CFF
Berdasarkan matriks tersebut, dapat dihitung persen Cognitive Function Failures yaitu:
- Observasi =
52 6
× 100 = 11,54
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.9 Matriks Cognitive Function Failures CFF Proses Pencetakan
Kode Tugas
Aktivitas Kognitif
Potensi Gagal
Observasi Interpretasi
Perencanaan Eksekusi
O1 O2
O3 I1
I2 I3
P1 P2
E1 E2
E3 E4
E5 0.1.1
Co-ordinate E1
0.1.2 Compare
I1 0.1.3
Execute E1
0.1.4 Execute
E1 0.1.5
Execute E5
0.1.6 Regulate
O2; E1 0.1.7
Evaluate I1
0.2.1 Execute
E1 0.2.2
Execute E2
0.3.1 Verify
O2; I1 0.3.2
Monitor O2; I1
0.4.1 Identify
I2 0.4.2
Execute E1
0.4.3 Identify
I2 0.4.4
Identify
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.9 Matriks …Lanjutan
Kode Tugas
Aktivitas Kognitif
Potensi Gagal
Observasi Interpretasi
Perencanaan Eksekusi
O1 O2
O3 I1
I2 I3
P1 P2
E1 E2
E3 E4
E5 0.4.5
Regulate O2; E1
0.4.6 Execute
E1 0.4.7
Identify I2
0.4.8 Execute
E4 0.4.9
Evaluate I1
0.4.10 Execute
E1 0.4.11
Execute E1
0.4.12 Execute
E1 0.4.13
Execute E1
0.4.14 Execute
E1 0.4.15
Execute E1
0.4.16 Execute
E1 0.4.17
Execute E1
0.5.1 Identify
I2 0.5.2
Execute E1
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.9 Matriks …Lanjutan
Kode Tugas
Aktivitas Kognitif
Potensi Gagal
Observasi Interpretasi
Perencanaan Eksekusi
O1 O2
O3 I1
I2 I3
P1 P2
E1 E2
E3 E4
E5 0.5.3
Execute E1
0.5.4 Execute
E1 0.5.5
Execute E1
0.5.6 Execute
E1 0.5.7
Execute E1
0.6.1 Execute
E1 0.6.2
Execute E1
0.6.3 Identify
I2 0.6.4
Execute E1
0.7.1 Identify
I2 0.7.2
Identify 0.7.3
Execute E4
0.7.4 Execute
E1 0.7.5
Regulate O2; E1
0.8 Maintain
P2; E1
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.9 Matriks …Lanjutan
Kode Tugas
Aktivitas Kognitif
Potensi Gagal
Observasi Interpretasi
Perencanaan Eksekusi
O1 O2
O3 I1
I2 I3
P1 P2
E1 E2
E3 E4
E5 0.9.1
Execute 0.9.2
Execute E5
0.9.3 Execute
0.10 Monitor
O2; I1
Total 6
6 6
1 28
1 2
2
Universitas Sumatera Utara
- Interpretasi =
52 6
6
× 100 = 23,08 - Perencanaan
= 52
1 × 100 = 1,92
- Eksekusi =
52 2
2 1
28
× 100 = 63,46
Berikut ini ditampilkan Cognitive Function Failures Profile proses pencetakan dalam bentuk bar-chat diagram pada Gambar 5.5.
Gambar 5.5 Cognitive Function Failures Profile Proses Pencetakan
Berdasarkan bar-chat diagram, kegagalan fungsi kognitif yang paling dominan dilakukan operator pencetakan adalah eksekusi.
Universitas Sumatera Utara
5.2.1.4 Penilaian Common Performance Conditions CPC
Common Performance Conditions memberikan dasar yang komprehensif dan terstruktur dengan baik untuk karakteristik kondisi dimana kinerja yang
diharapkan terjadi. Berdasarkan fakta yang diperoleh dari kondisi tempat kerja, maka dilakukan penilaian Kategori CPC seperti pada Tabel 5.10.
Setelah diperoleh kategori CPC, maka dapat ditentukan weighting factor untuk setiap fungsi kognitif seperti pada Tabel 5.11. Weighting factor ini
menyatakan besarnya pengaruh setiap elemen Common Performances Conditions terhadap operator dalam melakukan tugas pencetakan. Untuk menghitung
weighting factor tersebut digunakan rumus yaitu:
Weighting Factor = CPC
1
× CPC
2
× CPC
3
× … × CPC
9
Tabel 5.11 Penentuan Weighting Factor untuk CPC
Nama CPC Kategori CPC
Fungsi Kognitif OBS
INT PLAN EKS
Adequacy of organization
Inefficient 1,0
1,0 1,2
1,2 Working conditions
Compatible 1,0
1,0 1,0
1,0 Adequacy of MMI and
operational support Inappropiate
5,0 1,0
1,0 5,0
Availability of proceduresplans
Inappropiate 2,0
1,0 5,0
2,0 Number of simultaneous
goals Matching current
capacity 1,0
1,0 1,0
1,0 Available time
Adequate 0,5
0,5 0,5
0,5 Time of day
Day-time adjusted 1,0
1,0 1,0
1,0 Adequacy of training
and experience Inadequate
2,0 5,0
5,0 2,0
Crew collaboration quality
Inefficient 1,0
1,0 1,0
1,0
Weighting Factor Total Pengaruh CPC 10,0
2,5 15,0
12,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.10 Penilaian Common Performance Conditions
Nama CPC Kategori CPC
Pengaruh yang Diharapkan pada Reliabiliti Kinerja
Penilaian CPC
Adequacy of organization
Very efficient Improved
Sistem komunikasi yang dilakukan kurang baik. Instruksi kerja disampaikan secara lisan terlebih dahulu dan surat perintah kerja resmi akan menyusul.
Efficient Not significant
Inefficient Reduced
Deficient Reduced
Working conditions Advantageous
Improved Peletakan komponen fasilitas kerja tidak teratur dan terdapat banyak kertas
reject di sekitar area kerja. Tetapi operator membersihkan kertas reject sesekali. Kondisi pencahayaan di titik operator sering berinteraksi dengan
mesin cukup terang yaitu 107,5 lux; 192,8 lux; dan 55,4 lux. Kondisi pencahayaan 55,4 lux tidak terlalu mempengaruhi operator karena operator
hanya mengambil sampel di area tersebut. Compatible
Not significant Incompatible
Reduced Adequacy of MMI
Man-Machine Interface and
operational support Supportive
Improved Peralatan yang digunakan kurang memadai. Spons pembersih yang
digunakan hanya satu untuk bahan tiner, air, bensin, dan plate cleaner. Sebagian alat digunakan tidak sesuai peruntukan mesin.
Adequate Not significant
Tolerable Not significant
Inappropriate Reduced
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.10 Penilaian Common
…Lanjutan
Nama CPC Kategori CPC
Pengaruh yang Diharapkan pada Reliabiliti Kinerja
Penilaian CPC
Availability of proceduresplans
Appropriate Improved
Tidak ada Standard Operating Procedure SOP untuk proses produksi. Tidak ada dokumentasi setiap proses pencetakan.
Acceptable Not significant
Inappropriate Reduced
Number of simultaneous goals
Fewer than capacity Not significant
Pada waktu yang bersamaan, operator harus mengoperasikan mesin, menginspeksi hasil secara rutin sambil menangani kecacatankesalahan,
dan mengontrol jalannya cetakan. Matching current capacity
Not significant More than capacity
Reduced Available time
Adequate Improved
Waktu yang tersedia untuk melaksanakan proses pencetakan sangat cukup untuk persiapan awal dan proses mesin.
Temporarily inadequate Not significant
Continuously inadequate Reduced
Time of day Day-time adjusted
Not significant Waktu kerja operator adalah siang hari.
Night-time unadjusted Reduced
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.10 Penilaian Common
…Lanjutan
Nama CPC Kategori CPC
Pengaruh yang Diharapkan pada Reliabiliti Kinerja
Penilaian CPC
Adequacy of training and
experience Adequate, high experience
Improved Perusahaan tidak melakukan pelatihan berkala bagi operator. Operator
hanya mempelajari mesin dan proses secara autodidak. Operator kurang mendapat pelatihan.
Adequate, limited experience Not significant
Inadequate Reduced
Crew collaboration quality
Very efficient Improved
Proses pencetakan dioperasikan oleh operator utama saja. Operator pembantu hanya melakukan pekerjaan yang dirasanya perlu dan pergi
membantu pekerjaan yang lain. Operator pembantu akan aktif bekerja apabila operator utama tidak bisa hadir bekerja.
Efficient Not significant
Inefficient Not significant
Deficient Reduced
Universitas Sumatera Utara
5.2.1.5 Penghitungan Failure Probability
Setelah Cognitive Function Failure CFF diidentifikasi untuk setiap langkah tugas, maka dilakukan penilaian failure probability pada setiap jenis
kegagalan kognitif. Hal ini dapat disebut Cognitive Failure Probability CFP atau sama dengan Human Error Probability HEP. Oleh karena itu, tahap
kuantifikasi ini terdiri dari langkah-langkah berikut: 1. Tentukan nominal Cognitive Failure Probability CFP untuk setiap
Cognitive Function Failure proses pencetakan. 2. Menilai pengaruh Common Performance Condition pada setiap CFP yaitu
weighting factor. 3. Hitung nilai Cognitive Failure Probability CFP atau disebut juga Human
Error Probability. Hasil penghitungan failure probability ini dapat dilihat pada Tabel 5.12.
Tabel 5.12 Rekapitulasi Penghitungan Failure Probability Proses Pencetakan
Kode Tugas Potensi Gagal Nominal CFP Weighting Factor Nilai CFP
0.1.1 E1
0,003 12
0,036 0.1.2
I1 0,2
2,5 0,5
0.1.3 E1
0,003 12
0,036 0.1.4
E1 0,003
12 0,036
0.1.5 E5
0,03 12
0,36 0.1.6
O2 0,07
10 0,7
E1 0,003
12 0,036
0.1.7 I1
0,2 2,5
0,5 0.2.1
E1 0,003
12 0,036
0.2.2 E2
0,003 12
0,036
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.12 Rekapitulasi Penghitungan …Lanjutan
Kode Tugas Potensi Gagal Nominal CFP Weighting Factor Nilai CFP
0.3.1 O2
0,07 10
0,7 I1
0,2 2,5
0,5 0.3.2
O2 0,07
10 0,7
I1 0,2
2,5 0,5
0.4.1 I2
0,01 2,5
0,025 0.4.2
E1 0,003
12 0,036
0.4.3 I2
0,01 2,5
0,025 0.4.5
O2 0,07
10 0,7
E1 0,003
12 0,036
0.4.6 E1
0,003 12
0,036 0.4.7
I2 0,01
2,5 0,025
0.4.8 E4
0,003 12
0,036 0.4.9
I1 0,2
2,5 0,5
0.4.10 E1
0,003 12
0,036 0.4.11
E1 0,003
12 0,036
0.4.12 E1
0,003 12
0,036 0.4.13
E1 0,003
12 0,036
0.4.14 E1
0,003 12
0,036 0.4.15
E1 0,003
12 0,036
0.4.16 E1
0,003 12
0,036 0.4.17
E1 0,003
12 0,036
0.5.1 I2
0,01 2,5
0,025 0.5.2
E1 0,003
12 0,036
0.5.3 E1
0,003 12
0,036 0.5.4
E1 0,003
12 0,036
0.5.5 E1
0,003 12
0,036
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.12 Rekapitulasi Penghitungan …Lanjutan
Kode Tugas Potensi Gagal Nominal CFP Weighting Factor Nilai CFP
0.5.6 E1
0,003 12
0,036 0.5.7
E1 0,003
12 0,036
0.6.1 E1
0,003 12
0,036 0.6.2
E1 0,003
12 0,036
0.6.3 I2
0,01 12
0,12 0.6.4
E1 0,003
12 0,036
0.7.1 I2
0,01 2,5
0,025 0.7.3
E4 0,003
12 0,036
0.7.4 E1
0,003 12
0,036 0.7.5
O2 0,07
10 0,7
E1 0,003
12 0,036
0.8 P2
0,01 15
0,15 E1
0,003 12
0,036 0.9.2
E5 0,03
12 0,36
0.10 O2
0,07 10
0,7 I1
0,2 2,5
0,5
5.2.1.6 Fault Tree Proses Pencetakan
Nilai-nilai CFP dihasilkan kemudian dapat dimasukan ke dalam fault tree. Tujuan penggunaan fault tree ini adalah untuk mendapatkan nilai human error
probability tunggal yaitu pada langkah tugas paling puncak. Nilai Human Error Probability HEP operator untuk tugas proses pencetakan adalah sebesar 0,99999
untuk lebih lengkap dapat dilihat pada Gambar 5.6.
Universitas Sumatera Utara
0,85 0,95855
0,0707 0,9775
0,91046 0,21753
0,10985 0,73797
0,36 0,1806
0,036 0,5
0,036 0,036
0,36 0,7108
0,5 0,036
0,036 0,85
0,85 0,025
0,036 0,025
0,7108 0,036
0,025 0,036
0,5 0,036
0,036 0,036
0,036 0,036
0,036 0,036
0,036 0,025
0,036 0,036
0,036 0,036
0,036 0,036
0,036 0,036
0,12 0,036
0,025 0,036
0,036 0,7108
0,99999
A B
C E
F G
D H
0,36
Gambar 5.6 Fault Tree Proses Pencetakan
Universitas Sumatera Utara
5.2.2 Pengolahan Data untuk Penanganan Produk Cacat 5.2.2.1 Penentuan Penanganan Produk Cacat Dominan
Berdasarkan data produk cacat, dapat ditentukan prioritas penanganan produk cacat yang terjadi dari proses pencetakan. Berikut ini langkah-langkah
penentuan produk cacat dominan. 1. Menghitung jumlah dan persentase setiap jenis kecacatan produk
Tabel 5.13 Rekapitulasi Jumlah dan Persentase Produk Cacat No.
Jenis Cacat Jumlah
Lembar Persentase
1 Berkerut
27 1,21
2 Sobek
58 2,6
3 Kotor
1932 86,64
4 Kabur
213 9,55
Total 2230
100
2. Menggambar grafik produk cacat untuk mendapatkan produk cacat dominan
Gambar 5.7 Grafik Kecacatan Produk dari Proses Pencetakan
Universitas Sumatera Utara
Diperoleh bahwa produk cacat dominan adalah kotor sehingga yang menjadi prioritas penanganan produk cacat adalah jenis cacat kotor untuk diolah
dengan menggunakan metode CREAM.
5.2.2.2 Hierarchical Task Analysis HTA
Berdasarkan tahapan kerja penanganan produk kotor yang diperoleh dari pengumpulan data, kemudian disusun secara terstruktur ke dalam bentuk
Hierarchical Task Analysis HTA. Berikut ini dapat dilihat Hierarchical Task Analysis HTA untuk proses pencetakan pada Gambar 5.8.
5.2.2.3 Penentuan Cognitive Demand Profile
Berdasarkan Hierarchical Task Analysis HTA penanganan produk kotor, diperoleh langkah-langkah tugas secara rinci yang kemudian ditentukan aktivitas
kognitif-nya. Hasil jenis aktivitas kognitif ini menjadi masukan untuk menentukan matriks cognitive demand. Berdasarkan matriks ini akan ditentukan persentase
Cognitive Demand.
1. Penentuan Aktivitas Kognitif
Pertama sekali diuraikan langkah-langkah penangaan produk kotor secara terperinci yang berasal dari Hierarchical Task Analysis HTA yang telah
dibentuk pada tahap awal. Kemudian setiap langkah tugas ditentukan jenis aktivitas kognitif-nya berdasarkan Critical Cognitive Activities. Hasil
penentuan aktivitas kognitif untuk penanganan produk kotor ditampilkan pada Tabel 5.14.
Universitas Sumatera Utara
0. Penanganan Produk Kotor
0.1 Hentikan cetakan
0.2 Periksa secara visual kondisi
printing plate dan rubber blanket
0.3 Bersihkan printing plate
0.4 Bersihkan rubber blanket
0.5 Kontrol tinta cetak
0.6 Tekan tombol “aparat jalan”
untuk menjalankan cetakan
0.7 Kontrol dan bersihkan hasil
cetakan 0.8 Aktifkan
kembali tombol “pengalir tinta”
0.1.1 Tekan tombol “aparat berhenti”
0.1.2 Non-aktifkan tombol “pengalir
tinta”
0.3.1 Ambil spons pembersih
0.3.2 Tuangkan tiner pada spons
0.3.3 Gosok plate dengan spons yang
telah diberi tiner 0.3.4 Celupkan
spons ke dalam air dan peras hingga
setengah kering 0.3.5 Gosok plate
dengan spons yang telah diberi air
0.4.1 Tuangkan bensin pada spons
0.4.2 Gosok rubber blanket dengan
spons yang telah diberi bensin
0.4.3 Ambil spons kering
0.4.4 Gosok rubber blanket dengan
spons kering 0.5.1 Periksa tinta
cetak secara visual 0.5.2 Aduk-aduk
tinta sampai tidak menggumpal
0.5.3 Ratakan tinta di ink roller dengan
skrap 0.5.4 Tarik tuas ink
roller untuk memutar-mutar ink
roller 0.7.1 Basahi water
vibrator roller dengan tekan
tombol “plus water”
0.7.2 Beri cairan fountain solution
pada damping cylinder distributor
Gambar 5.8 Hierarchical Task Analysis Penanganan Produk Kotor
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.14 Aktivitas Kognitif Penanganan Produk Kotor Kode
Langkah-langkah Tugas Aktivitas
Kognitif
0.1 Menghentikan cetakan
0.1.1 Menekan tombol “aparat berhenti” agar produk
kotor tidak bertambah Execute
0.1.2 Menon-aktifkan tombol “pengalir tinta”
Execute 0.2
Memeriksa secara visual kondisi plate paper dan rubber blanket
Evaluate
0.3 Membersihkan printing plate
0.3.1 Mengambil spons pembersih Identify
0.3.2 Menuangkan tiner pada spons Execute
0.3.3 Menggosok plate dengan spons yang telah diberi tiner
Execute 0.3.4 Mencelupkan spons ke dalam air dan peras hingga
setengah kering Execute
0.3.5 Menggosok plate dengan spons yang telah diberi air Execute
0.4 Membersihkan rubber blanket
0.4.1 Menuangkan bensin pada spons Execute
0.4.2 Menggosok rubber blanket dengan spons yang telah diberi bensin
Execute 0.4.3 Mengambil spons kering
Identify 0.4.4 Menggosok rubber blanket dengan spons kering
Execute
0.5 Mengontrol tinta cetak
0.5.1 Memeriksa tinta cetak secara visual Evaluate
0.5.2 Mengaduk-aduk tinta sampai tidak menggumpal Regulate
0.5.3 Meratakan tinta di ink roller dengan skrap Regulate
0.5.4 Menarik tuas ink roller untuk memutar-mutar ink roller
Execute
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.14 Aktivitas…Lanjutan
Kode Langkah-langkah Tugas
Aktivitas Kognitif
0.6 Menekan tombol
“aparat jalan” untuk menjalankan cetakan
Execute
0.7 Mengontrol dan membersihkan hasil cetakan
0.7.1 Membasahi water vibrator roller dengan menekan tombol “plus water “
Execute 0.7.2 Memberi cairan fountain solution pada damping
cylinder distributor Execute
0.8 Mengaktifkan kembali tombol
“pengalir tinta” Execute
Berdasarkan Tabel 5.14 diperoleh ada 4 jenis aktivitas kognitif yang dilakukan operator pada penanganan produk kotor. Berikut ini merupakan
rekapitulasi jumlah aktivitas kognitif yang ditampilkan pada Tabel 5.15.
Tabel 5.15 Rekapitulasi Aktivitas Kognitif Penanganan Produk Kotor Aktivitas Kognitif
Total Aktivitas Kognitif
Total
Evaluate 2
Identify 2
Execute 14
Regulate 2
2. Penentuan Matriks Cognitive Demand
Hasil dari jenis aktivitas kognitif ini menjadi masukan untuk menentukan matriks cognitive demand. Ada empat fungsi dasar kognitif yang harus
dilakukan yaitu observasi, interpretasi, perencanaan, dan eksekusi. Setiap aktivitas kognitif memiliki kombinasi dari keempat fungsi kognitif. Seleksi
keempat jenis aktivitas kognitif pada matriks seperti pada Tabel 5.16.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.16 Matriks Cognitive Demand Penanganan Produk Kotor
Jenis Aktivitas
Fungsi Kognitif Observasi
Interpretasi Perencanaan
Eksekusi
Co-ordinate
× ×
Communicate ×
Compare ×
Diagnose ×
×
Evaluate 2
2 Execute
14 Identify
2 Maintain
× ×
Monitor
× ×
Observe
×
Plan ×
Record ×
×
Regulate 2
2 Scan
×
Verify
× ×
Total 2
4 2
16
3. Penghitungan Persentase Cognitive Demand
Berdasarkan matriks tersebut, dapat dihitung persen Cognitive Demand yaitu: - Observasi
=
24 2
× 100 = 8,33 - Interpretasi
=
24 4
× 100 = 16,67 - Perencanaan
=
24 2
× 100 = 8,33 - Eksekusi
=
24 16
× 100 = 66,67
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini ditampilkan Cognitive Demand Profile untuk penanganan produk kotor dalam bentuk bar-chat diagram pada Gambar 5.9.
Gambar 5.9 Cognitive Demand Profile Penanganan Produk Kotor
Berdasarkan bar-chat diagram, fungsi kognitif yang paling dominan dituntut dari penanganan produk kotor adalah eksekusi.
5.2.2.4 Pengidentifikasian Cognitive Function Failures CFF
Berdasarkan jenis aktivitas kognitif yang telah ditentukan untuk setiap langkah tugas, maka diidentifikasi Cognitive Function Failures CFF.
Indentifikasi dilakukan sesuai dengan kondisifakta yang ditemukan saat operator melakukan penanganan produk kotor baik yang pernah terjadi maupun yang
berpotensi terjadi.
1. Penentuan Potensi Kegagalan
Setelah aktivitas kognitif setiap langkah tugas diperoleh, maka ditentukan fungsi kognitif yang berpotensi mengalami kegagalan. Kemudian dipilih jenis
Universitas Sumatera Utara
kegagalan fungsi kognitif-nya berdasarkan Generic Cognitive Function Failures sesuai dengan fakta yang ditemukan pada penanganan produk kotor.
Hasil penentuan potensi kegagalan pada proses pencetakan ditampilkan pada Tabel 5.17.
Tabel 5.17 Bentuk Kegagalan pada Penanganan Produk Kotor Kode
Tugas Aktivitas
Kognitif Potensi
Gagal Identifikasi Kegagalan
0.1.1 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Kegagalan ini dapat dieliminasi karena operator tidak pernah lupa untuk menekan
tombol “berhenti” apabila produk kotor tidak terkendali.
0.1.2 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Operator lupa menekan tombol sehingga tinta tetap mengalir dan menumpuk di
blanket yaitu E5.
0.2 Evaluate
I1, I2, I3 P1, P2
Karena memeriksa secara visual dan selalu dilakukan saat produk kotor terjadi maka
kegagalan planning dapat dieliminasi. Kegagalan yang pernah terjadi adalah
operator tidak memeriksa secara detail yaitu I1.
0.3.1 Identify
I1, I2, I3 Operator
salah mengambil
spons pembersih dengan spons kering karena
bentuk dan letak spons sama yaitu I2. 0.3.2
Execute E1, E2, E3,
E4, E5 Operator
terlalu banyaksedikit
menuangkan tiner yaitu E1.
0.3.3 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Operator tidak merata menggosok plate sehingga
tingkat kebersihan
seluruh permukaan berbeda yaitu E1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.17 Bentuk Kegagalan…Lanjutan Kode
Tugas Aktivitas
Kognitif Potensi
Gagal Identifikasi Kegagalan
0.3.4 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Operator terlalu banyaksedikit mengambil air dengan spons sehingga plate terlalu
basah ataupun terlalu kering saat digosok yaitu E1.
0.3.5 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Operator tidak merata menggosok plate sehingga
tingkat kebersihan
seluruh permukaan berbeda yaitu E1.
0.4.1 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Operator terlalu
banyaksedikit menuangkan bensin yaitu E1.
0.4.2 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Operator tidak merata menggosok plate sehingga
tingkat kebersihan
seluruh permukaan berbeda yaitu E1.
0.4.3 Identify
I1, I2, I3 Operator salah mengambil spons kering
dengan spons pembersih karena bentuk dan letak spons sama yaitu I2.
0.4.4 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Operator tidak merata menggosok plate sehingga
tingkat kebersihan
seluruh permukaan berbeda yaitu E1.
0.5.1 Evaluate
I1, I2, I3 P1, P2
Karena operator harus memeriksa tinta di ink roller dan wadah maka operator harus
menentukan prioritas pemeriksaan yaitu di wadah kemudian ink roller. Kegagalan
yang terjadi
adalah operator
tidak konsisten memeriksa sesuai prioritas dan
tidak memeriksa secara detail yaitu I1 dan P1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.17 Bentuk Kegagalan…Lanjutan Kode
Tugas Aktivitas
Kognitif Potensi
Gagal Identifikasi Kegagalan
0.5.2 Regulate
O1, O2, O3 E1, E2, E3,
E4, E5 Operator tidak memperhatikan kondisi
tinta dan langsung mengaduk-aduk tinta agar tidak menggumpal yaitu O3 dan E1.
0.5.3 Regulate
O1, O2, O3 E1, E2, E3,
E4, E5 Operator memperhatikan tinta sekilas saja
kemudian meratakan
secara manual
sehingga operator sekadar melakukannya yaitu O2 dan E1.
0.5.4 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Operator lupa menarik tuas untuk lebih meratakan tinta di seluruh permukaan ink
roller yaitu E5. 0.6
Execute E1, E2, E3,
E4, E5 Kegagalan ini tidak mungkin terjadi
karena khusus untuk menjalankan cetakan.
0.7.1 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Operator lupa menekan tombol saat plate sudah mulai kotor sehingga produk yang
dihasilkan kotor yaitu E5.
0.7.2 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Operator tidak
merata membasahi
damping cylinder distributor sampai plate mengkilap yaitu E1.
0.8 Execute
E1, E2, E3, E4, E5
Operator lupa menekan tombol sehingga tinta tidak mengalir di blanket yaitu E5.
2. Penentuan Matriks Cognitive Function Failures CFF
Hasil dari penentuan jenis kegagalan ini menjadi masukan untuk menentukan matriks cognitive function failures. Seleksi jenis kegagalan pada fungsi
kognitif seperti yang ditampilkan pada Tabel 5.18.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.18 Matriks Cognitive Function Failures CFF Penanganan Produk Kotor
Kode Tugas
Aktivitas Kognitif
Potensi Gagal
Observasi Interpretasi
Perencanaan Eksekusi
O1 O2
O3 I1
I2 I3
P1 P2
E1 E2
E3 E4
E5 0.1.1
Execute 0.1.2
Execute E5
0.2 Evaluate
I1 0.3.1
Identify I2
0.3.2 Execute
E1 0.3.3
Execute E1
0.3.4 Execute
E1 0.3.5
Execute E1
0.4.1 Execute
E1 0.4.2
Execute E1
0.4.3 Identify
I2 0.4.4
Execute E1
0.5.1 Evaluate
I1; P1 0.5.2
Regulate O3; E1
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.18 Matriks …Lanjutan
Kode Tugas
Aktivitas Kognitif
Potensi Gagal
Observasi Interpretasi
Perencanaan Eksekusi
O1 O2
O3 I1
I2 I3
P1 P2
E1 E2
E3 E4
E5 0.5.3
Regulate O2; E1
0.5.4 Execute
E5 0.6
Execute 0.7.1
Execute E5
0.7.2 Execute
E1 0.8
Execute E5
Total 1
1 2
2 1
10 4
Universitas Sumatera Utara
3. Penghitungan Persentase Cognitive Function Failures CFF
Berdasarkan matriks tersebut, dapat dihitung persen Cognitive Function Failures yaitu:
- Observasi =
21 1
1
× 100 = 8,33 - Interpretasi
=
21 2
2
× 100 = 16,67 - Perencanaan
= 21
1 × 100 = 4,17
- Eksekusi =
21 4
10
× 100 = 58,33
Berikut ini ditampilkan Cognitive Function Failures Profile penanganan produk kotor dalam bentuk bar-chat diagram pada Gambar 5.10.
Gambar 5.10 Cognitive Function Failures Profile Penanganan Produk Kotor
Berdasarkan bar-chat diagram, kegagalan fungsi kognitif yang paling dominan dilakukan operator pencetakan adalah eksekusi.
Universitas Sumatera Utara
5.2.2.5 Penilaian Common Performance Conditions CPC
Common Performance Conditions untuk kegiatan penanganan produk kotor memiliki nilai yang sama dengan kegiatan proses pencetakan. Hal ini
dikarenakan kegiatan berasal dari satu stasiunbagian yang sama yaitu pencetakan sehingga penilaian CPC dilakukan secara umum untuk stasiunbagian ini.
Penilaian Kategori CPC dapat dilihat pada Tabel 5.10. Demikian juga nilai weighting factor untuk setiap fungsi kognitif kegiatan penanganan produk kotor
sama seperti pada Tabel 5.11.
5.2.2.6 Penghitungan Failure Probability
Setelah Cognitive Function Failure CFF diidentifikasi untuk setiap langkah tugas, maka dilakukan penilaian failure probability pada setiap jenis
kegagalan kognitif. Hal ini dapat disebut Cognitive Failure Probability CFP atau sama dengan Human Error Probability HEP. Oleh karena itu, tahap kuantifikasi
ini terdiri dari langkah-langkah berikut: 1. Tentukan nominal Cognitive Failure Probability CFP untuk setiap
Cognitive Function Failure proses pencetakan. 2. Menilai pengaruh Common Performance Condition pada setiap CFP yaitu
weighting factor. 3. Hitung nilai Cognitive Failure Probability CFP atau disebut juga Human
Error Probability. Hasil penghitungan failure probability ini dapat dilihat pada Tabel 5.19.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.19 Rekapitulasi Penghitungan Failure Probability Penanganan
Produk Kotor Kode Tugas Potensi Gagal Nominal CFP
Weighting Factor Nilai CFP
0.1.2. E5
0,03 12
0,36 0.2.
I1 0,2
2,5 0,5
0.3.1. I2
0,01 2,5
0,025 0.3.2.
E1 0,003
12 0,036
0.3.3. E1
0,003 12
0,036 0.3.4.
E1 0,003
12 0,036
0.3.5. E1
0,003 12
0,036 0.4.1.
E1 0,003
12 0,036
0.4.2. E1
0,003 12
0,036 0.4.3.
I2 0,01
2,5 0,025
0.4.4. E1
0,003 12
0,036 0.5.1.
I1 0,2
2,5 0,5
P1 0,01
15 0,15
0.5.2. O3
0,07 10
0,7 E1
0,003 12
0,036 0.5.3.
O2 0,07
10 0,7
E1 0,003
12 0,036
0.5.4. E5
0,03 12
0,36 0.7.1.
E5 0,03
12 0,36
0.7.2. E1
0,003 12
0,036 0.8.
E5 0,03
12 0,36
Universitas Sumatera Utara
5.2.2.7 Fault Tree Penanganan Produk Kotor
Nilai-nilai CFP dihasilkan kemudian dapat dimasukan ke dalam fault tree. Tujuan penggunaan fault tree ini adalah untuk mendapatkan nilai human error
probability tunggal yaitu pada langkah tugas paling puncak. Nilai Human Error Probability HEP operator untuk tugas penanganan produk kotor adalah sebesar
0,99789 untuk lebih lengkap dapat dilihat pada Gambar 5.11.
Universitas Sumatera Utara
0,36 A
0,36 0,5
0,158
0,025 0,036
0,036 0,036
0,036 B
0,12655 0,97725
0,036 0,036
0,025 0,036
0,575 0,7108 0,7108
0,36 C
D 0,38304
0,36 0,036
E 0,36
F 0,99789
Gambar 5.11 Fault Tree Penanganan Produk Kotor
Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1 Analisis
Setelah diperoleh hasil pengolahan data, maka dilakukan analisis terhadap hasil tersebut. Tujuan dari analisis ini adalah untuk membahas hasil yang
diperoleh terhadap masalah yang telah dirumuskan sehingga dapat disusun pemecahan masalahnya.
6.1.1 Analisis Kegiatan Proses Pencetakan dan Penanganan Produk Kotor
Berdasarkan metode CREAM, pelaksanaan kegiatan proses pencetakan dan penanganan produk kotor melibatkan fungsi kognitif sesuai dengan
kriterianya. Ada empat jenis fungsi kognitif yaitu observasi, interpretasi, perencanaan, dan eksekusi. Fungsi kognitif yang dominan pada kedua kegiatan ini
adalah eksekusi dan interpretasi sedangkan observasi dan perencanaan kurang dilibatkan. Hal ini berarti operator seringkali melakukan tindakan dan penafsiran
tanpa pemeriksaan, pengamatan dan perencanaan yang matang. Berdasarkan hasil pengolahan terhadap kegiatan proses pencetakan,
diperoleh bahwa fungsi kognitif yang paling banyak dilakukan adalah eksekusi yaitu tindakan pelaksanaan atau pengoperasian suatu proses. Kebutuhan akan
fungsi kognitif eksekusi untuk proses pencetakan sebesar 59,32, tetapi pada kondisi aktual, kegagalan fungsi kognitif eksekusi diperoleh lebih besar daripada
kebutuhan yaitu 63,46. Kondisi ini juga terjadi pada fungsi kognitif observasi,
Universitas Sumatera Utara