Kapitalisme dan Demokrasi

3.1. Kapitalisme dan Demokrasi

Apakah „Super „Apakah super kapitalisme merusak demo-

Kapitalisme“

krasi?“, demikian pertanyaan jurnal ekonomi

merusak demokrasi?

„Manager Magazin“ dalam judul sampulnya, Maret 2008. Gambar yang dipajang adalah kepala belalang. Dalam laporan utamanya,

ditulis bahwa globalisasi pasar bebas 6 bisa menghapus kepercayaan terhadap demokrasi. Dalam analisisnya, disebutkan bahwa banyak masyarakat yang tidak lagi percaya bahwa dalam proses globalisasi, mereka akan mem- peroleh keuntungan ekonomi. Akibatnya, hilang pula kepercayaan terhadap ekonomi dan politik.

Dengan demikian, artikel dalam jurnal „Manager Magazin“ membahas relasi ketegangan mendasar antara demokrasidan kapitalisme.

6 Pasar bebas atau kapitalisme – apakah terdapat perbedaan arti dari kedua istilah tersebut? Substansi dari kedua istilah tersebut adalah sebuah sistem ekonomi yang berlandaskan kepemilikan dan per- saingan. Dalam bahasa sehari-hari, seringkali terjadi bahwa „ekonomi pasar“ biasanya lebih banyak digunakan oleh pedukung sistem ekonomi liberal, sementara „kapitalisme“ lebih banyak digunakan oleh sura-suara yang kritis terhadap pasar. Namun, dalam buku ini, dua istilah tersebut digunakan tanpa menunjukkan ada nuansa ideologis di dalamnya.

Keterikatan historis: Secara historis, terdapat keterkaitan erat dalam kelahiran demokrasi dan kapi- dari demokrasi dan

talisme. Kelahiran demokrasi seringkali dikaitkan dengan keberadaan pasar- kapitalisme

pasar bebas. Di Eropa abad ke-18 dan 19, tuntutan kebebasan individu awal- nya dikaitkan dengan ekonomi yang berlandaskan pada persaingan bebas dan kepemilikan pribadi (bandingkan Bab 2, Pengantar mengenai Adam Smith). Berbarengan dengan tuntutan tersebut, muncul keinginan tentang kepastian hukum dan hak-hak dasar yang melekat, tuntutan terkait partisiasi politik dan perwakilan masyarakat dalam negara. Demokrasi pertama dalam abad moderen tercetus lewat kemerdekaan Amerika Serikat (AS) dengan seruan „No taxation without representation!“ (tiada pembayaran pajak tanpa perwakilan dalam negara) – artinya,sangat erat dengan tuntutan partisipasi ekonomi dan politik. Setelah tahun 1989, munculnya negara-negara pasca- komunisme berbarengan dengan liberalisasi ekonomi dan demokratisasi.

Apakah negara- Cukup lama bisa dipastikan bahwa negara-negara demokratis, secara eko- negara demokratis

nomi, lebih berhasil dibandingkan negara-negara bersistem non-demokratis. ekonominya

Sangat kasat mata, kesejahteraan di Barat dan kegagalan ekonomi di Blok berhasil?

Timur. Namun, saat ini, terdapat pula negara-negara yang meskipun tidak demokratis mampu memperoleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam sebuah sistem ekonomi kapitalis. Contoh paling kasat mata adalah China, yang perekonomiannya berkembang sangat pesat dan tanpa banding setelah masuk dalam sistem kapitalis meskipun dalam proses tersebut tidak mengala- mi demokratisasi.Juga di beberapa negara, sinkronnya derap langkah antara liberalisasi ekonomi dan politik (belum?) tidak terlihat. Hal ini terbukti dalam publikasi tahunan indeks „Economic Freedom of the World“, yang mengkla- siikasi kebebasan ekonomi dan politik. Pada dua peringkat teratas kebebasan ekonomi, dapat ditemukan di Hongkong dan Singapura.

Tercatat, (masih?) ada negara-negara dengan sistem kapitalis otoriter. Sedang- kan, setiap negara demokratis yang ada, selalu berlandaskan ekonomi pasar.

Hubungan penuh Padahal, hubungan antara demokrasi dan kapitalisme bukannya tanpa kete- ketegangan antara

gangan. Demokrasi berdasarkan kesetaraan: „one man, one vote“ –setiap kapitalisme dan

suara, harus memiliki bobot yang sama. Sedangkan, ekonomi pasar berba- demokrasi

sis ketidaksamaan. Dalam sistem ekonomi kapitalistis, “kue” yang diproduksi akan dibagikan dalam potongan-potongan yang tidak sama. Benar, bahwa sis ketidaksamaan. Dalam sistem ekonomi kapitalistis, “kue” yang diproduksi akan dibagikan dalam potongan-potongan yang tidak sama. Benar, bahwa

Ketidaksetaraan bisa berarti, antara lain, pelaku ekonomi yang kuat akan Ketidaksetaraan mengembangkan kewenangan veto yang bersifat menguasai dan menye-

bisa menyebabkan babkan „kerusakan demokrasi“. Ilmuwan politik, Wolfgang Merkel, mende-

kerusakan fenisikan istilah tersebut sebagai berikut: „Rusaknya demokrasi akibat sebuah

demokrasi“ sistem kekuasaan yang ditandai oleh berfungsinya demokrasi elektoral yang mengatur peralihan pemerintahan, namun akibat kerusakan terkait logika fungsional dari satu atau beberapa bagian pemerintahan, telah menyebabkan kehilangan pilar-pilar penunjang lainnya yang (dalam sebuah pemerintahan demokrasi yang baik) berfungsi sebagai penjamin kebebasan, kesetaraan dan kontrol atas kekuasaan.“ (Merkel dkk., 2003: 66).

Artinya, meskipun terdapat pemilhan umum dan berbagai elemen demokrasi Faktor penggangu lainnya, namun semua itu seakan “terkubur oleh keberadaan faktor-fak-

demokrasi tor perusak.” Hal ini terjadi, misalnya, bila seorang pelaku dalam masyara- kat, secara ekonomis terlalu berkuasa sehingga mampu menjatuhkan veto atas keputusan kolektif. Contoh konkretnya, seorang investor memeras masyarakat terkait keputusan tempatnya berinvestasi dengan mengancam akan menarik modalnya, bila tidak diberikan kelonggaran kebijakan tentang pembatasan standar lingkungan hidup dan standar pekerjaan. Ketika ia ber- hasil memperoleh kelonggaran, berarti telah terjadi kerusakan prinsip-prinsip demokrasi.

Hubungan antara demokrasi dan

Dalam buku awal dari serial buku sosdem, pada halaman 62–66 dan 89 dan kapitalisme pasar seterusnya, berangkat dari ulasan Thomas Meyers,“Teori Sosial demokrasi”,

menurut teori T. dijelaskan tentang hubungan demokrasi dengan kapitalisme pasar.

Meyer

Gambaran pada halaman 43 (Ilustrasi 4), menunjukkan paradoks demokrasi: Paradoks demokrasi Di satu sisi, kapitalisme adalah persyaratan bagi demokrasi. Di sisi lain, bisa saja bila persyaratan bagi sebuah regulasi pasar tidak mencukupi, yang arti- nya meniadakan hak sebagian anggota masyarakat, maka hal tersebut akan menuju pada rusaknya demokrasi.

Paradoks Teori Demokrasi

Kapitalisme pasar

Kapitalisme pasar, lewat

sebagai persyaratan

ketidaksetaraan dan keti-

berdiri dan tegaknya

dakpastian “mengubur”

demokrasi

landasan legitimasi dan stabilnya demokrasi.

Pertanyaan kunci teori demokrasi

Di mana batas bagi ketidaksetara-

Pertanyaan kunci ini di-

an dalam pembagian sumberdaya,

awab secara berbeda oleh

dan kapankesetaraanpolitik,

teori libertarian dan teori

keberlanjutan demokrasi, akibat

Sosialdemokrasi.

nyata dari hak-hak kebebasan harus diberikan?

Ilustrasi. 4: Paradoks Teori Demokrasi

Milton Friedman: Pemahaman serta kesadaran terkait risiko kapitalisme bagi demokrasi itulah ekonomi pasar

yang membedakan sosdem dari Libertarian demokrasi. Libertarian ekonom melahirkan

seperti Milton Friedman menyatakan bahwa ekonomi pasar membawa kebe- demokrasi

basan politik dan demokrasi.

Chile, sebuah Namun, dia memberikan bukti empiris sebaliknya. Friedman ternyata mem- contoh sebaliknya

buat kecewa teman-temannya pada tahun 1970an ketika menjadi penasehat diktator militer yang brutal di Chile. Diktator Augusto Pinochet, mengikuti resep Friedman menjalankan arah kebijakan liberalisasi ekonomi yang ekstrim. Berbeda dengan yang diharapkan oleh para ekonom libertarian, cara ini tidak melahirkan kebebasan politik, apalagi demokrasi. Sebaliknya,pertumbuhan ekonomi menstabilkan kediktatoran. Dibandingkan negara-negara Amerika Latin lainnya, Chili adalah negara terakhir yang menjadi demokratis.

Aktualitas isu Mengapa relasi penuh ketegangan antara kapitalisme dan demokrasi semakin „Demokrasi dan

memperoleh perhatian publik, bahkan didiskusikan dalam sebuah jurnal eko- Kapitalisme“

nomi? Ekonom AS yang juga mantan Menteri Pekerjaan di Pemerintahan Clin- ton, Robert Reich, dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 2008, berjudul

„Super Kapitalisme – Bagaimana Ekonomi mengubur Demokrasi“ menawar- kan sebuah jawaban. Ia menulis tentang kurun waktu pasca Pe-rang Dunia II hingga tahun 1980an sebagai masa emas sebuah kapitalisme moderat (baca: hampir, karena juga untuk kurun waktu tersebut secara kritis, Robert Reich teringat tentang kurangnya kesempatan partisipasi perempuan dan minoritas dalam perekonomian). Di masyarakat Barat pasca perang dunia, ketika terjadi peningkatan standar hidup dan standar sosial minimum, tercapai kesepaka- tan antara Serikat Pekerja, pengusaha dan pemerintah. Dibandingkan tahun- tahun sebelumnya yang didominasi oleh Laisser-faire-Ekonomi, hal tersebut adalah sebuah kemajuan luar biasa. Dalam “Super Kapitalisme”, sebuah eko- nomi yang terglobalisasi menghasilkan perbedaan penghasilan yang kembali

melonjak tajam. Hak pekerja Superkapitalisme adalah sebuah istilah

dan standar sosial berada Super kapitalisme yang diwarnai oleh pemikiran Robert Reich

yang menggambarkan perkembanganKapital- dalam bahaya dan tanggung

dan dampaknya isme dalam kondisi Globalisasi.

jawab sosial dari pengusaha semakin rendah. Analisa

Robert Reich, mirip dengan apa dikutip pada awal bab ini dari „Manager Magazin“ dan seperti yang dikatakan Thomas Meyer, berupa Kekuatan pasar untuk mengelak dan menghancurkan demokrasi. Karena itu, Robert Reich mengusulkan diperkuatnya pengendalian pasar lewat regulasi dan penguatan hak-hak pekerja.