Landasan Bagi Jerman – Program Partai CDU
5.2. Landasan Bagi Jerman – Program Partai CDU
Pada tahun 2007, partai CDU juga menyepakati sebuah program dasar. Pada intinya, ekonomi pasar sosial dipandang sebagai model yang berhasil seka- ligus model masa depan: „CDU adalah partai ekonomi pasar sosial. […] CDU menolak sosialisme dan berbagai bentuk kolektivisme. Hal yang sama, berlaku pula bagi kapitalisme tanpa kendali, yang sepenuhnya percaya pada pasar dan darinya tidak ditemui solusi bagi permasalahan sosial masa kini. Ekonomi pasar bebas, juga berlaku dalam Jerman yang (kembali) bersatu dan menjadi acuan dalam era globalisasi.“ (halaman 46 dst.).
Penolakan terhadap „kolektivisme“, juga tercetus dalam gambaran acuan „kewirausahawan“, yang menjadi titik pusat dan titik masuk ekonomi pasar sosial: „CDU adalah pengikut kewirausahawan yang bebas dan memiliki tang- gung jawab sosial. Pengusaha dan pimpinannya menciptakan lapangan kerja yang aman dan mewarnai citra Jerman di dunia berupa nama baik dan iden- titas budayanya. Agar sukses, para pengusaha membutuhkan ruang gerak dalam kegiatannya serta bingkai kondisi yang sesuai, begitu pula dengan rangsangan berusaha“ (S. 49).
Sampai di sini, terlihat jelas bahwa inti pemikiran CDU berbeda jauh dengan SPD, baik dalam tujuan maupun cara pencapaiannya. Kewirausahawan yang bebas dan bertanggung jawab sosial dan himbauan tanggung jawab moral dan sosial oleh CDU, berhadapan dengan regulasi serta keterlibatan demokra- tis untuk merealisasi hak-hak dasar bagi semua manusia oleh SPD. Bagi CDU, kesadaran bertanggung jawab sosial terhadap masyarakat dan pekerja dise- rahkan sepenuhnya kepada setiap pengusaha, tanpa ada intervensi negara.
Peran politik bagi CDU, juga mengalami degradasi: „ekonomi pasar sosial adalah sebuah tatanan persaingan. Dalam ekonomi pasar sosial, politik adalah kebijakan terkait tatanan.“ (S. 49). Karena itu, tugas negara adalah memas- tikan kebebasan perusahaan dan kebebasan kontrak, perlindungan terhadap Peran politik bagi CDU, juga mengalami degradasi: „ekonomi pasar sosial adalah sebuah tatanan persaingan. Dalam ekonomi pasar sosial, politik adalah kebijakan terkait tatanan.“ (S. 49). Karena itu, tugas negara adalah memas- tikan kebebasan perusahaan dan kebebasan kontrak, perlindungan terhadap
Peran negara dalam relasi terhadap ekonomi pasar, pada dasarnya berorien- tasi pada pemahaman liberal, meski pada saat yang sama berpegang pada beberapa regulasi.
Sistem Keuangan: Semakin pentingnya artipasar uang dan pasar modal internasional dinilai secara positif sambil menekankan kesempatan Jerman dalam berinvestasi: „Dana-dana lepas yang sedang mencari tempat untuk ditanamkan, seperti misalnya ‘Private-Equity-Fonds’, bisa ikut memperkuat perusahaan Jerman agar semakin mampu bersaing dan semakin inovatif“ (halaman 52). Menghadapi risiko, terutama akibat penguasaan pasar oleh kelompok-kelompok investor swasta, bagi CDU cukup diantisipasi dengan memanfaatkan lembaga-lembaga internasional dalam “kerangka aturan yang bisa dipercaya” untuk menjaga transparansi. (bandingkan halaman 52).
Hubungan Kerja: Bangunan hubungan kerja CDU, dikembangkan dari etika sosial gereja Kristen (halaman 50). Pada saat yang sama, juga diingat- kan tentang kemungkinan-kemungkinan pengembangan individual: „Agar bisa berhasil, perusahaan membutuhkan pekerja berpendidikan baik, kreatif dan penuh motivasi. Sebaliknya, pekerja butuh keterlibatan, tanggung jawab dan ruang gerak, agar mampu secara menyeluruh dan berhasil mengem- bangkan kemampuannya. Pendidikan dan pendidikan lanjutan, memastikan kemampuan untuk bekerja dan berprestasi. Pada saat yang sama, bagi ren- cana hidupnya, para pekerja membutuhkan sebuah jaminan hak kerja dan hak sosi-al yang mendasar. Mereka memiliki hak atas bagian yang cukup dan layak dari kemakmuran masyarakat.“ (halaman 50). Perlindungan kolektif dari hubungan kerja, dipandang kritis. Karena itu, otonomi tarif (dalam merun- dingkan gaji) memang dipertahankan, namun pihak-pihak yang berunding diminta agar tidak kaku bertahan pada kontrak-kontrak per sektor peker- jaan dan agar „sebagian besar tanggun jawabnya diserahkan kepada peru- sahaan“ (halaman 58). Lewat „perhimpunan perusahaan untuk pekerjaan“ yang dimungkinkan oleh undang-undang, agar regulasi perusahaan diban- dingkan kontrak tarif semakin diperkuat. Bila hal ini berhasil dilakukan, seperti Hubungan Kerja: Bangunan hubungan kerja CDU, dikembangkan dari etika sosial gereja Kristen (halaman 50). Pada saat yang sama, juga diingat- kan tentang kemungkinan-kemungkinan pengembangan individual: „Agar bisa berhasil, perusahaan membutuhkan pekerja berpendidikan baik, kreatif dan penuh motivasi. Sebaliknya, pekerja butuh keterlibatan, tanggung jawab dan ruang gerak, agar mampu secara menyeluruh dan berhasil mengem- bangkan kemampuannya. Pendidikan dan pendidikan lanjutan, memastikan kemampuan untuk bekerja dan berprestasi. Pada saat yang sama, bagi ren- cana hidupnya, para pekerja membutuhkan sebuah jaminan hak kerja dan hak sosi-al yang mendasar. Mereka memiliki hak atas bagian yang cukup dan layak dari kemakmuran masyarakat.“ (halaman 50). Perlindungan kolektif dari hubungan kerja, dipandang kritis. Karena itu, otonomi tarif (dalam merun- dingkan gaji) memang dipertahankan, namun pihak-pihak yang berunding diminta agar tidak kaku bertahan pada kontrak-kontrak per sektor peker- jaan dan agar „sebagian besar tanggun jawabnya diserahkan kepada peru- sahaan“ (halaman 58). Lewat „perhimpunan perusahaan untuk pekerjaan“ yang dimungkinkan oleh undang-undang, agar regulasi perusahaan diban- dingkan kontrak tarif semakin diperkuat. Bila hal ini berhasil dilakukan, seperti
Sistem Pendidikan Kejuruan dan Pendidikan Kejuruan Lanjutan: CDU juga sepakat dengan dual-sistem dalam pendidikan, karena bermanfaat bagi „keunggulan lokasi dalam persaingan internasional dan terbaik dalam menga- tasi pengangguran remaja“ (halaman 38). Pemberi kerja, baik swasta maupun negara, dianjurkan lebih banyak menyediakan tempat pendidikan, meski den- gan alasan „rasa tanggung jawab dan [lewat] rangsangan terukur“, bukan karena dipaksa oleh UU/negara (halaman 39). Di perguruan tinggi negeri, diusulkan agar dicoret klausal „iuran yang secara sosial tertanggungkan“.
Secara keseluruhan, CDU mempresentasikan diri sebagai penjaga ekonomi pasar sosial, yang berakar pada gambaran pengusaha yang penuh tanggung jawab. Namun, dalam kebijakan ekonomi banyak bersandar pada pemikiran liberal,misalnya dalam beragam bentuk usulan untuk deregulasi.
5.3. „Masa Depan itu Hijau“ – Program Dasar Partai Bündnis 90/Die Grünen
Program partai Bündnis 90/Die Grünen, sudah dipresentasikan ke publik sejak tahun 2002. Program ini, relatif paling panjang di antara partai politik yang diperbandingkan dalam buku ini. Intinya adalah, restrukturisasi tatanan ekonomi menjadi pasar bebas sosial dan ekologis, menuju era solar energi. Pengurasan sumberdaya alam, dipandang sebagai permasalahan utama masa depan. Keharusan restrukturisasi, merupakan sebuah proyek yang tidak hanya berupa kebijakan lingkungan, melainkan menjadi sebuah persyaratan dan dampak yang bermanfaat bagi masyarakat.
Dari sudut pandang kebijakan masyarakat, Bündnis 90/Die Grünen meng- ingin-kan pemahaman liberal yang berbeda dengan liberalisme pasar dan pemahaman partai-partai politik lainnya. „Pasar bebas sosial yang ada selama ini yang terlalu berpihak pada (keuntungan) pengusaha, tuntutan- nya tidak adil dan harus secepatnya dikembangkan lebih jauh. Aspek sosial Dari sudut pandang kebijakan masyarakat, Bündnis 90/Die Grünen meng- ingin-kan pemahaman liberal yang berbeda dengan liberalisme pasar dan pemahaman partai-partai politik lainnya. „Pasar bebas sosial yang ada selama ini yang terlalu berpihak pada (keuntungan) pengusaha, tuntutan- nya tidak adil dan harus secepatnya dikembangkan lebih jauh. Aspek sosial
Sistem Keuangan: Sistem keuangan dalam bentuknya saat ini,dinilai secara kritis oleh Bünd-nis 90/Die Grünen. Secara umum, bagi mereka, kekuasaan „para pemain global penguasa pasar“ harus diputus: „Karena itu, di satu sisi, kami mendukung sebuah kerangka tatanan yang demokratis dan bertang- gung jawab. Di sisi lain, kami juga mendukung informasi ekologi, rangsan- gan ekonomi bagi teknik dan produk ramah lingkungan sebagai kesepakatan dengan Industri“ (halaman 27 dst.). Satu hal yang dianggap sangat penting adalah integrasi pasar: „Celah antara globalisasi perekonomian dan lemahnya pengendalian kebijakan serta integrasi berbagai proses tersebut, harus ditu- tup. Upaya terluas yang dilakukan UE saat ini terkait tanggung jawab ber- sama, mengakhiri sebagian kedaulatan negara-negara anggotanya. UE harus meninggalkan keberpihakannya pada kebijakan ekonomi neoliberal dan lebih aktif dalam pembentukan sisi sosial-ekologis dari proses globalisasi“ (hala- man 17). Hal tersebut, juga berlanjut dalam perekonomian global. Dituntut pengembangan lanjut lembaga-lembaga internasional dan pemberlakuan aturan yang mengikat serta standar minimal bagi transaksi keuangan. (hala- man 59). Peran dari Sparkassen dan Bank Perserikatan, berbeda dengan SPD, tidak disebut-sebut, juga meski dukungan terhadap perekonomian regional menjadi fokus utama. (bandingkan halaman 54 dst.).
Hubungan Kerja: Bagi Bündnis 90/Die Grünen, dalam hubungan kerja „sebanyak mungkin manusia, harus dimampukan menjadi pelaku yang sadar dalam kehidupan ekonomi“ (halaman 47). Untuk mencapai hal tersebut, tarif otonomi (dalam perundingan antar pihak) harus tetap dipertahankan sam- bil memperkuat para pihak maupun dewan pertimbangan perusahaan. Pada saat yang sama, partai juga mendukung „meningkatnya diferensiasi pem- bangunan ekonomi dan struktur pekerjaan, termasuk secara regional, serta Hubungan Kerja: Bagi Bündnis 90/Die Grünen, dalam hubungan kerja „sebanyak mungkin manusia, harus dimampukan menjadi pelaku yang sadar dalam kehidupan ekonomi“ (halaman 47). Untuk mencapai hal tersebut, tarif otonomi (dalam perundingan antar pihak) harus tetap dipertahankan sam- bil memperkuat para pihak maupun dewan pertimbangan perusahaan. Pada saat yang sama, partai juga mendukung „meningkatnya diferensiasi pem- bangunan ekonomi dan struktur pekerjaan, termasuk secara regional, serta