Kabupaten Cilacap masih terdapat banyak kecamatan yang tergolong relatif tertinggal.
2. Analisis Regresi Data Panel
f. Uji Asumsi Model Regresi Data Panel
1 Uji Normalitas
Hasil pengujian dari variabel independen yang diduga bisa menjelaskan variasi besaran indeks ketimpangan pembangunan
ekonomi di Kabupaten Cilacap, terdapat enam variabel independen yang dilakukan pengujian menggunakan software
Stata 12.0 . Untuk uji asumsi yang pertama, untuk menguji apakah
residual mempunyai distribusi normal atau tidak sehingga pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen dapat dikatakan valid, maka dilakukan uji dengan Skewness Kurtosis Test
. Berikut adalah hasil pengujian menggunakan uji Skewness Kurtosis.
Tabel 15. Uji Normalitas
SkewnessKurtosis tests for Normality
Variabel Obs PrSkewness PrKurtosis
Adj chi22
Probchi2 resid
237 0.4750
0.0210 5.75
0.0562
Sumber: Output Stata 12.0
Berdasarkan Tabel 15, hasil uji normalitas menunjukan nilai Probchi2 sebesar 0.0562. Apabila nilai Prodchi2 lebih
besar dari α= 0.05 berarti data berdistribusi normal. Dari hasil pengujian diperoleh nilai P
robchi2 lebih besar dari α = 0.05,
yang menunjukan bahwa dalam model regresi data panel data berdistribusi normal.
2 Uji Multikolinearitas
Setelah dinyatakan data berdistribusi normal, pengujian selanjutnya adalah uji asumsi multikolinear. Dari hasil regresi
terdapat variabel independen yang terdeteksi masalah omitted collinearity
. Untuk itu, dalam mengatasi adanya masalah multikolinearitas, variabel yang mengalami collinearity atau
variabel yang memiliki nilai korelasi antar variabel lebih dari 0,75 layak dikeluarkan dari model persamaan. Berdasarkan hasil uji
menggunakan Pearson Correlation, dapat diketahui besarnya nilai korelasi sebagai berikut.
Tabel 16. Hasil Perhitungan Uji Multikolinearitas dengan Pearson Correlation
Pearson Correlation
x1 x2
x3 x4
x5 x6
x1 1.0000
237 x2
- 0.8023 0.0000
237 1.0000
237 x3
- 0.9253 0.0000
237 0.5159
0.0000 237
1.0000 237
x4 0.0569
0.3835 237
0.0104 0.8732
237 - 0.0882
0.1758 237
1.0000 237
x5 -0.1177
0.0705 237
- 0.0259 0.6916
237 0.1853
0.0042 237
-0.6306
0.0000 237
1.0000 237
x6 0.0181
0.7820 237
- 0.0015 0.9821
237 - 0.0269
0.6809 237
- 0.1209 0.0631
237 0.1142
0.0794 237
1.0000 237
Sumber: Output Stata 12.0
Berdasarkan Tabel 16, menunjukan adanya korelasi yang cukup kuat antara X1 dan X2 serta X1 dan X3, maka akan
dilakukan beberapa model untuk menentukan model yang layak untuk dikeluarkan. Sedangkan untuk pemodelannya yaitu:
a Mengelurkan variabel X1 karena diduga memiliki pengaruh
korelasi yang kuat antar variabel Model 1. b
Mengeluarkan variabel X1 dan variabel X2 Model 2. c
Mengeluarkan variabel X1 dan variabel X3 Model 3. Melalui analisis regresi terhadap Model 1, Model 2 dan
Model 3 menggunakan software Stata, diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 17. Hasil Model Regresi Pooled Least Square dengan
Mengeluarkan Variabel
Independen yang
Berkorelasi tinggi.
Variabel Model 1
Model 2 Model 3
Prob │t│
X1 -
- -
X2 0.030
- 0.158
X3 0.069
0.433 -
X4 0.001
0.001 0.001
X5 0.000
0.000 0.000
X6 0.428
0.476 0.494
ProbF 0.0000
0.0000 0.0000
Adj. R-Square 0.4366
0.4275 0.4309
Sumber: Output Stata 12.0
Berdasarkan Tabel 17, hasil dari ketiga model menunjukan Model 1 memiliki 4 variabel yang signifikan, sedangkan Model 2
dan Model 3 terdapat 3 variabel yang signifikan. Selain pemilihan melalui banyaknya variabel yang signifikan, pemilihan model
regresi yang layak juga ditentukan dari besarnya tingkat
kepercayaan melalui nilai adjusted r-square. Dan model dengan tingkat kepercayaan yang paling tinggi adalah Model 1 dengan
adjusted r-square sebesar 0.4366. Sehingga Model 1 layak dipilih
untuk estimasi regresi data panel. Berikut adalah hasil korelasi antar variabel setelah dihilangkan variabel X1.
Tabel 18. Hasil Uji Multikolinear setelah diatasi dengan menghilangkan variabel X1.
Pearson Correlation
x2 x3
x4 x5
x6
x2 1.0000
237 x3
0.5159
0.0000 237
1.000 x4
0.0104 0.8732
237
-0.0882
0.1758 237
1.0000 237
x5 -0.0259
0.6916 237
0.1853
0.0042 237
-0.6306
0.0000 237
1.0000 237
x6
0.0015 0.9821
237
-0.0269
0.6809 237
-0.1209 0.0631
237
0.1142 0.0794
237 1.0000
237
Sumber: Output Stata 12.0
3 Uji Heterokedastisitas
Setelah lolos dari uji asumsi multikolinearitas, pengujian dilanjutkan dengan uji heterokedastisitas. Untuk mendeteksi
adanya masalah heterokedastisitas, dilakukan uji Wald Test. Berikut adalah hasil pengujian heterokedastisitas model fixed
effect.
Tabel 19. Uji Heterokedastisitas Chi-Squarechi2 24
Probchi2
5130.56 0.0000
Sumber: Output Stata 12.0
Berdasarkan Gambar 19, menunjukan melalui uji Wald Test diperoleh nilai chi-square sebesar 5130.56 dan nilai Probchi2
sebesar 0.0000. Hasil pengujian menunjukan adanya masalah heterokedastisitas, dimana nilai ProbChi2 kurang dari alpa
0,05. Untuk mengatasi masalah heterokedastisitas pada model regresi Fixed Effect masalah heterokedastisitas dapat diatasi
menggunakan Robust Benedict: 9
4 Uji Autokorelasi
Sedangkan untuk mendeteksi adanya masalah autokorelasi, dilakukan pengujian dengan uji Wooldridge Test. Berikut adalah
hasil uji autokorelasi model fixed effect.
Tabel 20. Uji Autokorelasi F hitung
Probchi2
44.158 0.0000
Sumber: Output Stata 12.0
Berdasarkan Tabel 20, menunjukan hasil F hitung sebesar 44.158 dengan ProbF sebesar 0.0000. Oleh karena nilai ProbF
kurang dari Alpa 0.05, maka bisa dikatakan terjadi masalah autokorelasi.
Sedangkan masalah
autokorelasi dan
heterokedastisitas, di software Stata 12.0 dapat mengatasi dua permasalahan dalam sekaligus. Untuk mengatasi masalah asumsi
heterokedastisitas dan autokorelasi regresi data panel tak seimbang unbalanced panel data, cara penyembuhan dapat
dilakukan menggunakan Feasible General Lears Square FGLS.
Penggunaan FGLS ditujukan untuk meminimalisir error dan residu
agar estimastor tetap efisien dan estimator mampu mendekati nilai estimates prediksi mendekati kenyataan.
g. Penentuan Teknik Estimasi Data panel