Hubungan Kependudukan dengan Ketimpangan Pembangunan

Belum dapat memenuhi beberapa indikator yang meliputi: a. aktif memberikan sumbangan material secara teratur, b. aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan. 5. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus Dikatakan keluarga Sejahtera tahap III plus apabila dapat memenuhi indikator yang meliputi: a. aktif memberikan sumbangan material secara teratur, b. aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan. Kesejahteraan merupakan kondisi tidak miskin yang menjadi keinginan setiap orang. Dan permasalahan utama dalam negara berkembang selain masalah pengangguran tetapi juga masalah kemiskinan. Seperti konsep lingkaran setan kemiskinan, dimana setiap aspek mampu saling mempengaruhi yang pada akhirnya berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat. Sehingga kondisi kemiskinan yang semakin meningkat dalam suatu daerah, dapat berpengaruh pula terhadap tingkat pembangunan daerah tersebut.

H. Hubungan Kependudukan dengan Ketimpangan Pembangunan

Ekonomi Daerah Faktor kependudukan menjadi bagian yang penting dalam mendorong pembangunan ekonomi suatu daerah, baik itu ditinjau dari kondisi kependudukannya maupun dalam perkembangannya. Sehingga memungkinkan apabila kondisi kependudukan yang berbeda di masing- masing daerah akan menghasilkan perbedaan pula pada kondisi pembangunan daerah bersangkutan. Seperti halnya jumlah penduduk, jumlah penduduk adalah banyaknya penduduk yang terdapat di dalam suatu daerah. Besarnya jumlah penduduk suatu daerah dapat mempengaruhi pembangunan daerah itu sendiri. Disatu sisi besarnya jumlah penduduk suatu daerah dapat menghambat pembangunan, karena berkaitan dengan kualitas yang dimiliki oleh penduduk seperti tingkat pendidikan, kesehatan maupun pendapatan yang dapat berpengaruh terhadap proses pembangunan daerah. Sedangkan di sisi lain, jumlah penduduk suatu daerah dapat mendorong proses pembangunan, karena semakin meningkat jumlah penduduk semakin meningkat pula kebutuhan akan papan, pangan dan sandang, kemudian dapat dijadikan peluang bagi para produsen dalam meningkatkan pangsa pasarnya. Sedangkan yang terdapat dalam Herry Darwanto, selain jumlah penduduk, pertumbuhan penduduk pun merupakan faktor utama pertumbuhan ekonomi, yang mampu menyebabkan suatu wilayah berubah cepat dari desa pertanian menjadi agropolitan selanjutnya menjadi kota besar. Dan pertumbuhan penduduk merupakan akibat proses pertumbuhan alami kelahiran dan kematian maupun urbanisasi. Pertumbuhan alami penduduk menjadi faktor utama yang berpengaruh pada ekonomi wilayah karena menciptakan kebutuhan akan berbagai barang dan jasa. I. Hubungan Pola Perekonomian Daerah dengan Ketimpangan Pembangunan Ekonomi Daerah Pembangunan ekonomi suatu daerah tidak serta merta dipandang sebagai kenaikan pertumbuhan ekonomi, melainkan juga mempertimbangkan adanya pertumbuhan penduduk serta perombakan dan modernisasi struktur ekonominya transformasi struktural Arsyad, 1999. Setelah adanya otonomi, keberhasilan pembangunan ekonomi daerah dapat ditentukan oleh adanya keuntungan lokasi pada daerah tersebut. Seperti yang dapat dijelaskan dalam teori basis ekspor, bahwa suatu daerah tidak harus menjadi daerah industri untuk dapat tumbuh dengan cepat, sebab faktor penentu pertumbuhan adalah keuntungan komparatif yang dimiliki oleh daerah bersangkutan. Dan apabila pemanfaatan keuntungan komparatif yang dimiliki menjadi kekuatan basis ekspor maka pertumbuhan ekonomi dapat dimaksimalkan. Sedangkan berdasarkan teori Neo Klasik, pertumbuhan ekonomi suatu daerah ditentukan oleh kemampuan wilayah tersebut untuk meningkatkan kegiatan produksinya. Pertumbuhan ekonomi wilayah selain ditentukan oleh potensi daerah, tetapi juga ditentukan oleh mobilitas tenaga kerja dan mobilitas modal antar daerah. Namun modal dan tenaga kerja ahli cenderung terkosentrasi di daerah yang lebih maju sehingga ketimpangan pembangunan wilayah cenderung melebar.

J. Penelitian yang Relevan

Dokumen yang terkait

Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Pembangunan Ekonomi Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 14 79

ANALISIS STRUKTUR PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2006 2009

2 12 124

KETIMPANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN KLATEN KETIMPANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI ANTAR KECAMATAN DI KABUPATEN KLATEN PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN 1999 – 2009.

1 5 17

ANALISIS HUBUNGAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP KETIMPANGAN PEMBANGUNAN ANTAR KECAMATAN DI Analisis Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Ketimpangan Pembangunan antar Kecamatan di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014.

0 3 15

Analisis Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Ketimpangan Pembangunan antar Kecamatan di Kabupaten Analisis Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Ketimpangan Pembangunan antar Kecamatan di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014.

0 5 15

PENDAHULUAN Analisis Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Ketimpangan Pembangunan antar Kecamatan di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014.

0 2 10

Analisis ketimpangan pembangunan antar kabupaten/kota di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2004-2013 AWAL

0 1 18

Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Pembangunan Ekonomi Antar Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara

0 0 13

Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Pembangunan Ekonomi Antar Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara

0 0 2

Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Pembangunan Ekonomi Antar Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara

0 0 6