BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Kecemasan Wanita Pra Menopause
Berdasarkan hasil penelitian terhadap kecemasan wanita pra menopause dalam kategori cemas 72,8, dan selebihnya dengan kategori tidak cemas 27,2,
hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar wanita pra menopause mengalami kecemasan karena terjadinya perubahan saat menjelang menopause.
Penelitian ini sejalan dengan pendapat Hanafiah 1999, menyebutkan dari berbagai penelitian dan kajian, diperoleh data bahwa 75 wanita yang mengalami
menopause akan merasakan menopause sebagai masalah atau gangguan yang menimbulkan kecemasan, sedangkan sekitar 25 tidak merasa menopause itu
sebagai suatu masalah. Perlu adanya dukungan yang harus timbul dari diri seseorang itu sendiri serta orang-orang disekitarnya untuk wanita yang mengalami menopause
sehingga mereka memiliki kualitas hidup yang positif, karena menopause merupakan hal yang wajar tapi kebanyakan wanita pra menopause belum memahami dan
mengetahui tentang arti menopause yang sebenarnya. Sejalan dengan hasil penelitian Rostiana 2009 tentang kecemasan pada
wanita yang menghadapi menopause di Jawa Barat bahwa banyak wanita yang mengeluh dan menjadi pencemas. Kecemasan yang muncul pada wanita menopause
sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi sebelumnya yang tidak pernah dialami. Mereka cemas dengan berakhirnya era
59
Universitas Sumatera Utara
reproduksi yang berarti berhentinya nafsu seksual. Menyadari dirinya akan menjadi tua yang berarti kecantikannya akan memudar, hal ini akan menghilangkan
kebanggaannya sebagai wanita. Keadaan ini dikhawatirkannya akan memengaruhi hubungannya dengan suami maupun lingkukngan sosialnya.
Sejalan dengan penelitian Juniati 2012 tentang tingkat kecemasan ibu-ibu usia 40-48 tahun dalam menghadapi menopause di kelurahan catur tunggal
Kecamatan depok Kabupaten Sleman Yogyakarta menyatakan ibu usia 40 tahun keatas yang memasuki masa pra menopause, dimana pda usia ini ibu dituntun untuk
mampu mempersiapkan diri dalam menghadapi menopause. Ketidaksiapan ibu dalam menghadapi menopause dapat menyebabkan kecemasan. Kecemasan yang dialami
ibu akan berdampak pada ketidakmampuan ibu untuk melakukan tindakan yang benar dalam menghadapi menopause.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Nuriyana 2012 tentang hubungan persepsi menopause dengan kecemasan menopause di desa sambibulu
kecamatan taman kabupaten sidoarjo jawa timur menunjukkan bahwa sebagian besar ibu mempunyai persepsi yang positif tentang menopause sebanyak 55 responden
58,51. Hal ini disebabkan karena ibu menopause di desa Sambibulu sebagian besar bekerja sehingga cenderung sibuk dengan pekerjaannya dan tidak terlalu
memikirkan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya. Dalam pekerjaannya ibu pra menopause berinteraksi dengan banyak orang sehingga meskipun telah menjadi
tua, ibu tidak merasa sebagai orang yang tidak berguna.
Universitas Sumatera Utara
Secara umum wanita pra menopause di Desa Rawang Lama Kecamatan Rawang Panca Arga Kabupaten Asahan bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga IRT.
Wanita yang tidak bekerja IRT sebagian besar waktunya dihabiskan untuk mengurus rumah tangga, hal ini menyebabkan timbulnya suasana rutin. Antara wanita
yang bekerja dengan yang tidak bekerja mempunyai banyak perbedaan. Menurut pendapat Sadli 1982 pada umumnya wanita yang menemui banyak
masalah ketika menghadapi masa menopause adalah mereka yang hidupnya selalu tertekan dan tidak bebas seperti kehidupan seorang ibu rumah tangga yang sehari –
harinya hanya berurusan dengan anak-anak, mereka lebih mudah cemas. Berbeda dengan wanita yang bekerja, apapun jenis pekerjaannya, mereka tidak mudah cemas
karena ada peran lain yang bisa melibatkan dirinya secara aktif dan bisa memuaskan kebutuhannya.
Menurut asumsi peneliti terjadinya kecemasan wanita pra menopause dikarenakan sebagian besar wanita pra menopause belum memahami arti menopause
yang sebenarnya serta merasa khawatir terhadap hal yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.
5.2 Karakteristik Wanita Pra Menopause 5.2.1 Umur dengan Kecemasan Wanita Pra Menopause