Pembelajaran Efektif Landasan Teori

18 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Teori-teori yang mendukung dalam penelitian ini meliputi pembelajaran efektif, hasil belajar matematika, kemampuan komunikasi matematik, ketuntasan belajar, teori belajar Van Hiele dan teori belajar Brunner, model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan TPS, model pembelajaran ekspositori, media kartu soal dan alat peraga, serta kajian materi segiempat di SMP.

2.1.1 Pembelajaran Efektif

Menurut Depdiknas 2008:374 dikemukakan bahwa efektif berarti ada efeknya akibatnya, pengaruhnya, kesannya, manjur atau mujarab, dapat membawa hasil, berhasil guna usaha, tindakan. Jadi keefektifan adalah keberhasilan tentang usaha atau tindakan sebagai keadaan yang berpengaruh terhadap pembelajaran. Keefektifan berkaitan erat dengan pencapaian tujuan dengan perencanaan yang telah disusun sebelum dilakukan pembelajaran. Richard Dunne Ted Wragg sebagaimana diterjemahkan oleh Jasin 1996:1 menyatakan bahwa pembelajaran efektif effective teaching adalah jantungnya sekolah efektif atau sekolah yang berhasil mencapai tujuannya. Mutu hasil pendidikan sebagian besar ditentukan oleh mutu kegiatan belajar mengajar. Mutu profesional guru harus terlihat pada kemampuannya mengelola kelas dan mengajar secara efektif dalam arti dia mampu membelajarkan para peserta didik menguasai bahan pelajaran yang diberikannya sesuai dengan tuntutan kurikulum. Hobri 2010: 27 mengatakan bahwa kriteria keefektifan suatu model pembelajaran dikaitkan dengan empat hal, yaitu 1 ketuntasan hasil belajar peserta didik, 2 aktivitas peserta didik dan guru menunjukkan kategori baik,3 kemampuan guru mengelola pembelajaran baik, dan 4 respon peserta didik dan guru positif. Sedangkan Yamasari 2010:3, mengatakan bahwa perangkat yang efektif jika memenuhi indikator 1 rata-rata skor pengerjaan tes hasil belajar peserta didik yang diperoleh subyek uji coba tuntas dan 2 adanya respon positif peserta didik yang ditunjukkan. Dengan demikian, secara operasional perwujudan dari tujuan pembelajaran adalah: nilai rata-rata seluruh peserta didik dalam satuan kelas dapat ditingkatkan dan jarak antara peserta didik yang cepat dan lambat belajar menjadi semakin pendek Badarudin : 2011. Keefektifan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai kemampuan komunikasi matematik peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar baik ketuntasan secara individual maupun ketuntasan secara klasikal. Peserta didik dikatakan tuntas belajar jika nilai kemampuan komunikasi matematik ≥ 65, dan keberhasilan kelas dilihat dari sekurang-kurangnya 75 dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut telah tuntas belajar. Pada penelitian ini pembelajaran dikatakan efektif jika terjadi respon positif guru dan peserta didik. Respon positif guru diukur dengan adanya lembar pengamatan kinerja guru dimana lembar pengamatan ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan guru dalam mengelola kelas ketika mengajar dan sesuai tidaknya dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang direncanakannya. Lembar pengamatan aktivitas peserta didik digunakan untuk mengetahui seberap besar aktivitas peserta didik selama mengikuti pembelajaran. Pengukuran keefektifan pembelajaran selalu dikaitkan dengan pencapaian tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran maka diperlukan prosedur pembelajaran yang efektif sesuai dengan kondisi peserta didik. Prosedur pembelajaran efektif ini haruslah dimasukkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Mulyasa 2005:119 mengatakan bahwa prosedur pembelajaran efektif dapat dilakukan sebagai berikut, yaitu 1 pemanasan dan apersepsi, dengan tujuan memotivasi peserta didik dengan menyajikan materi yang menarik dan mendorong mereka untuk mengetahui hal baru; 2 eksplorasi, yaitu mengenalkan materi dan menghubungkan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik; 3 konsolidasi pembelajaran, yaitu mengaktifkan peserta didik dalam pembentukan kompetensi dan mengaitkan kompetensi dengan kehidupan peserta didik; 4 pembentukan kompetensi, sikap, dan perilaku peserta didik; dan 5 penilaian formatif, dengan tujuan untuk mengevaluasi kelemahan atau kekurangan peserta didik dan masalah yang dihadapi guru dalam memberikan kemudahan kepada peserta didik.

2.1.2 Hasil Belajar Matematika

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65