terhadap  individu  menjadi  lebih  besar;  4  perilaku  mengganggu  menjadi  lebih kecil;  5  konflik  antara  pribadi  menjadi  berkurang;  6  pemahaman  yang  lebih
mendalam; 7 meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi hasil belajar lebih tinggi.
2.1.8 Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pairs Share
Model  pembelajaran  TPS  merupakan  model  pembelajaran  kooperatif yang  memiliki  prosedur  ditetapkan  secara  eksplisit  memberikan  waktu  lebih
banyak  kepada  peserta  didik  untuk  memikirkan  secara  mendalam  tentang  yang telah  dijelaskan  atau  didalami  berpikir,  menjawab,  dan  saling  membantu  satu
sama lain. Suyatno  2009:  54  menyatakan  bahwa  model  pembelajaran  TPS
memilki  sintaks:  Guru  menyajikan  materi  secara  klasikal,  guru  memberikan persoalan  kepada  peserta  didik  dan  peserta  didik  bekerja  kelompok  dengan  cara
berpasangan sebangku-sebangku think-pairs, presentasi kelompok share, guru mengadakan  kuis  individual,  membuat  skor  perkembangan  tiap  peserta  didik,
mengumumkan hasil kuis, dan memberikan reward. Hal ini tidak jauh berbeda dengan yang dijelaskan Mandal 2009:98-99
yang  mengungkapkan  tentang  model  pembelajaran  TPS,  merupakan  model pembelajaran  yang  sederhana  dan  cepat,  untuk  mengembangkan  dan  membuat
pertanyaan,  serta  memberikan  waktu  peserta  didik  beberapa  menit  untuk memikirkan  jawaban tersebut  untuk kemudian  meminta  peserta  didik  untuk
berbagi  ide-ide  dengan  pasangan  mereka.  Kegiatan  ini  memberi  kesempatan dalam  mengumpulkan  dan  mengorganisasikan  ide-ide.  Sedangkan  Pair  dan
Share” mendorong peserta didik untuk membandingkan dan berbagi pemahaman mereka  dengan  yang  lain,  serta  melatih  kemampuan  mereka  untuk  menjawab
semua permasalahan sebelum mereka tampil di depan kelas. Secara  garis  besar model  pembelajaran  TPS  Ibrahim,  2000:26-27
memiliki langkah-langkah sebagai berikut. 1 Tahap I : Thinking berpikir
Guru mengajukan  pertanyaan atau  soal  yang berhubungan  dengan pelajaran. Selanjutnya peserta didik diminta untuk memikirkan jawaban pertanyaan atau
soal tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.
2 Tahap II : Pairing berpasangan Guru  meminta  peserta  didik  berpasangan  dengan  peserta  didik  yang  lain
untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkan pada tahap pertama. Interaksi pada  tahap  ini  diharapkan  dapat  berbagi jawaban  atau  berbagi  ide.  Biasanya
guru memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan.
3 Tahap III : Sharing berbagi Pada  tahap  akhir  ini,  guru  meminta  kepada  pasangan  untuk  berbagi  dengan
seluruh kelas tentang apa  yang telah mereka bicarakan. Ini efektif dilakukan dengan  bergiliran  pasangan  demi  pasangan  dan  dilanjutkan  sampai  sekitar
seperempat  pasangan  telah  mendapatkan  giliran  untuk  melaporkan  hasil diskusi kelompoknya.
Berdasarkan  sintaks  TPS menurut  Suyatno,  maka  langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TPS yang dikembangkan peneliti pada penelitian ini
adalah sebagai berikut. 1 Guru  menentukan  suatu  materi  pokok  yang  akan  disajikan  kepada  peserta
didiknya dengan mengadopsi model pembelajaran TPS. 2 Guru  menjelaskan  kepada  seluruh  peserta  didik  tentang  akan  diterapkannya
model pembelajaran TPS, sebagai suatu variasi model pembelajaran. 3 Guru  menyampaikan  inti  materi  dan  kompetensi  yang  ingin  dicapai  secara
singkat dengan media alat peraga.
4 Guru  memberikan  permasalahan  dalam  bentuk  kartu  soal  kepada  peserta didik.
5 Peserta  didik  diminta  untuk  berfikir  tentang  materipermasalahan  yang disampaikan guru.
6 Peserta  didik  diminta  berpasangan  dengan  teman  sebelahnya  kelompok  2 orang dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
7 Guru  memberi  kesempatan  kepada  kelompok  untuk  melaporkan  hasil diskusinya  di  depan  kelas,  diikuti  dengan  kelompok  lain  yang  memperoleh
hasil yang berbeda sehingga terjadi proses berbagisharing pada diskusi kelas. 8 Guru memberikan kesimpulan akhir dari diskusi kelas.
9 Menjelang akhir waktu, guru memberikan latihan pendalaman secara klasikal dengan menekankan strategi komunikasi matematik.
10 Guru merefleksi.
2.1.9 Model Pembelajaran Ekspositori