Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together

disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak dan melalui tahapan-tahapan dalam proses belajar.

2.1.7 Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together

Model NHT dikembangkan oleh Spencer Kagan Lie, 2002:58, merupakan suatu model pembelajaran yang mempelajari materi dimana keterlibatan peserta didik cenderung lebih banyak. Keterlibatan peserta didik ini terlihat pada perilaku mereka dalam suatu pekerjaan yang diberikan guru melalui pertanyaan-pertanyan yang ditujukan kepada seluruh kelas. Mandal 2009 :99 menjabarkan NHT sebagai suatu regu yang dibentuk oleh 4 anggota. Masing-masing anggota diberi nomor 1, 2, 3, dan 4. Setiap kelompok diberi permasalahan. Setiap kelompok akan bekerja sama menjawab soal tersebut. Guru memanggil salah satu nomor dan nomor tiga lain di kelompok tersebut mendiskusikan jawaban. Hal ini dapat digunakan sebagai latihan untuk menguji pemahaman peserta didik. Sedangkan menurut Suyatno 2009:116, batasan mengenai pembelajaran NHT, bahwa dalam model pembelajaran NHT peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri atas 4 atau 5 anggota. Setiap peserta didik akan mendapatkan nomor. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya. Guru memanggil salah satu nomor peserta didik dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka. Teman yang lain menanggapi kemudian guru menunjuk nomor yang lain dan terakhir menarik kesimpulan. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT menurut Ibrahim 2000: 29 adalah sebagai berikut. 1 Persiapan Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat perangkat pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. 2 Pembentukan kelompok Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para peserta didik menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4-5 orang peserta didik. Guru memberi nomor kepada setiap peserta didik dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal pre-test sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok. 3 Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru. 4 Diskusi masalah Dalam kerja kelompok, guru membagikan lembar soal kepada setiap peserta didik sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap peserta didik berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam lembar soal atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum. 5 Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para peserta didik dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada peserta didik di kelas. 6 Memberi kesimpulan Guru bersama peserta didik menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan. Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT menurut Ibrahim, maka peneliti mengembangkannya sesuai kebutuhan pelaksanaan penelitian ini yaitu sebagai berikut. 1 Pendahuluan Fase I: Persiapan a Guru menjelaskan bahwa pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. b Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. c Guru memberi motivasi. 2 Kegiatan Inti fase II : Pelaksanaan Pembelajaran NHT a Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari dengan bantuan alat peraga. b Penomoran :guru membagi peserta didik dalam kelompok beranggotakan 4-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor 1 sampai dengan banyaknya anggota kelompok tersebut. c Peserta didik bergabung dengan kelompoknya masing-masing. d Guru mengajukan pertanyaan melalui kartu soal sebagai latihan. e Peserta didik mendiskusikan pertanyaan pada kartu soal. f Guru memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. g Guru menyebutkan salah satu nomor dalam kelompok dan peserta didik yang bersangkutan mempresentasikan jawaban dari kartu soal di depan kelas. h Kelompok lain dengan nomor yang sama diperbolehkan mengajukan pertanyanyaan atau memberi tanggapan. i Guru mengamati hasil dan memberikan penguatan kepada kelompok yang jawabannya benar dan memberi motivasi semangat kepada kelompok yang belum berhasil. 3 Penutup fase III: Kesimpulan a Peserta didik menyimpulkan materi pada pertemuan tersebut dengan bimbingan guru. b Guru memberikan pekerjaan rumah PR kepada peserta didik. Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap peserta didik yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim 2000: 18, antara lain adalah : 1 rasa harga diri menjadi lebih tinggi; 2 memperbaiki kehadiran peserta didik; 3 penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar; 4 perilaku mengganggu menjadi lebih kecil; 5 konflik antara pribadi menjadi berkurang; 6 pemahaman yang lebih mendalam; 7 meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi hasil belajar lebih tinggi.

2.1.8 Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pairs Share

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65