Metode Hasil pemeriksaan : Modulus kehalusan pasir FM : 3.17 Pedoman : Hasil pemeriksaan : Kandungan lumpur : 4.10 5 , memenuhi persyaratan. Pedoman : Hasil pemeriksaan : Warna kuning terang standar warna No.3 Pedoman : Hasil pemeriksaan :

70 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kajian eksperimental yang dilakukan di Laboratorium Beton Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara dan Laboratorium Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan. Secara umum urutan tahap penelitian dapat dilihat pada diagram alir penelitian di bawah ini. Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Universitas Sumatera Utara 71

3.2 Bahan Penyusun Beton

Bahan penyusun beton terdiri dari semen portland, agregat halus, agregat kasar dan air. Sering pula ditambah bahan campuran tambahan yang sangat bervariasi untuk mendapatkan sifat-sifat beton yang diinginkan. Biasanya perbandingan campuran yang digunakan adalah perbandingan jumlah bahan penyusun beton yang lebih ekonomis dan efektif.

3.2.1 Semen Portland

Semen yang dipakai dalam penelitian ini adalah semen tipe I yang diproduksi oleh PT. SEMEN PADANG dalam kemasan 1 zak 50 kg. 3.2.2 Abu Cangkang Kerang dan Abu Cangkang Kelapa Sawit 3.2.2.1 Abu Cangkang Kerang Abu cangkang kerang diperoleh dari proses pembakaran cangkang kerang hingga menjadi abu. Setelah itu cangkang kerang dengan sendirinya akan menjadi halus. Pembakaran cangkang kerang dilakukan di Kilang Kapur Karya Tunggal, Jalan Bunga Sakura I. Abu cangkang kerang yang digunakan sebagai substitusi semen diayak dan harus lolos ayakan No. 200. Gambar 3.2 Abu Cangkang Kerang yang Lolos Ayakan No.200 Universitas Sumatera Utara 72

3.2.2.2 Abu Cangkang Kelapa Sawit

Abu cangkang kelapa sawit diperoleh dari pembakaran cangkang kelapa sawit dalam ketel uap pada pabrik pengolahan minyak kelapa sawit PT. Inno Wangsa Oil Fat, Jalan MG Manurung No. 12 Medan. Abu cangkang kelapa sawit yang digunakan sebagai substitusi semen diayak dan harus lolos ayakan No. 200. Gambar 3.3 Abu Cangkang Kelapa Sawit yang Lolos Ayakan No.200

3.2.3 Agregat Halus

Agregat halus pasir yang dipakai dalam campuran beton dilakukan pemeriksaan, meliputi :  Analisa ayakan pasir  Pemeriksaan kadar lumpur pencucian pasir lewat ayakan No.200  Pemeriksaan kandungan organik colormetric test  Pemeriksaan berat isi pasir  Pemeriksaan berat jenis dan absorbsi pasir Universitas Sumatera Utara 73 Analisa Ayakan Pasir a. Tujuan : Untuk memeriksa penyebaran butiran gradasi dan menentukan nilai modulus kehalusan pasir FM

b. Hasil pemeriksaan : Modulus kehalusan pasir FM : 3.17

Pasir dapat dikategorikan pasir kasar.

c. Pedoman :

100 mm 0.15 ayakan hingga tertahan Komulatif FM  Berdasarkan nilai modulus kehalusan FM, agregat halus dibagi dalam beberapa kelas, yaitu :  Pasir halus : 2.20 FM 2.60  Pasir sedang : 2.60 FM 2.90  Pasir kasar : 2.90 FM 3.20 Pemeriksaan Kadar Lumpur Pencucian Pasir Lewat Ayakan No.200 a. Tujuan : Untuk memeriksa kandungan lumpur pada pasir.

b. Hasil pemeriksaan : Kandungan lumpur : 4.10 5 , memenuhi persyaratan.

c. Pedoman :

Kandungan Lumpur yang terdapat pada agregat halus tidak dibenarkan melebihi 5 dari berat kering. Apabila kadar lumpur melebihi 5 maka pasir harus dicuci. Universitas Sumatera Utara 74 Pemeriksaan Kandungan Organik a. Tujuan : Untuk memeriksa kadar bahan organik yang terkandung di dalam pasir.

b. Hasil pemeriksaan : Warna kuning terang standar warna No.3

, memenuhi persyaratan.

c. Pedoman :