12
Tabel 1.5 Persiapan Campuran Beton dengan Variasi Substitusi Abu
Cangkang Kerang dan Abu Cangkang Kelapa Sawit
Jenis Campuran Variasi Substitusi
Terhadap Semen Jumlah Benda Uji
Silinder
Beton Normal 6
Jenis Campuran Variasi Substitusi
Terhadap Semen Jumlah Benda Uji
Silinder
Beton; Abu Cangkang Kerang
10 6
20 6
30 6
Beton; Abu Cangkang Kelapa Sawit
10 6
20 6
30 6
Total Benda Uji 42
Total jumlah benda uji yang digunakan untuk pengujian kuat tekan beton sebanyak 42 buah untuk tiap variasi substitusi abu terhadap semen. Pengujian kuat
tekan beton dengan atau tanpa substitusi dengan abu cangkang kerang maupun abu cangkang kelapa sawit.
1.7 Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat bagi perkembangan teknologi beton, antara lain sebagai berikut :
1. Dari hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bahwa penggunaan limbah abu cangkang kerang maupun abu cangkang kelapa sawit
sebagai bahan campuran beton merupakan suatu pilihan choice yang patut dipertimbangkan untuk mendapatkanmerubah sifat beton tertentu sesuai yang
diinginkan. 2. Mengetahui pengaruh dan perbandingan antara variasi substitusi abu cangkang
kerang dan abu cangkang kelapa sawit terhadap waktu ikat pasta semen.
Universitas Sumatera Utara
13 3. Dapat menentukan sifat dari substitusi abu cangkang kerang maupun abu
cangkang kelapa sawit bersifat bahan retarder atau accelerator dalam campuran pasta semen.
4. Sebagai bahan pertimbangan penggunaan abu cangkang kerang dan abu cangkang kelapa sawit sebagai bahan substitusi semen dalam campuran beton
dan dapat meminimalkan penggunaan semen dalam campuran beton. 5. Menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya yang akan membahas masalah
penggunaan abu cangkang kerang maupun abu cangkang kelapa sawit dengan mengombinasikan dengan bahan tambahan polimer untuk beton mutu tinggi.
6. Dengan pemanfaatan abu cangkang kerang dan abu cangkang kelapa sawit sebagai bahan substitusi semen terhadap teknologi beton diharapkan dapat
memperbaiki sifat beton terutama kuat tekan dan memberikan nilai tambah bagi limbah ini di bidang konstruksi serta dapat mengurangi pencemaran
lingkungan yang ditimbulkan oleh limbah cangkang kerang dan cangkang kelapa sawit.
Universitas Sumatera Utara
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerang
Kerang adalah hewan air yang termasuk hewan bertubuh lunak moluska. Berasal dari bahasa latin, molluscus yang berarti lunak, tubuhnya lunak dan tidak
bersegmen, terbungkus oleh mantel yang terbuat dari jaringan khusus, dan umumnya dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar yang dapat menghasilkan
cangkang. Semua kerang-kerangan memiliki sepasang cangkang disebut juga
cangkok atau katup yang biasanya simetri cermin dan pada bagian tengah dorsal yang dihubungkan oleh jaringan ikat ligamen, berfungsi seperti engsel untuk
membuka dan menutup cangkang dengan cara mengencangkan dan mengendurkan otot.
5
Jenis-jenis kerang yang telah diketahui hidup di perairan Indonesia adalah A. granosa kerang darah, A. nodifera kerang darah, A. inflata kerang bulu, A.
rhombea, A. antoguata kerang gelatik dan A. indica kerang mencos. Di antara ke-5 jenis kerang tersebut yang banyak tertangkap adalah kerang mencos.
6
Kerang termasuk komoditas laut yang sudah dapat dibudidayakan. Kerang yang sering dibudidayakan antara lain adalah jenis kerang darah, kerang hijau dan
abalone tiram. Kerang merupakan komoditas dengan pangsa pasar yang masih sangat terbuka. Komoditas ini dikenal sebagai makanan dengan nilai eksklusif
tinggi. Beberapa daerah yang mengembangkan budi daya kerang antara lain provinsi Jawa Barat, Banten, Nusa Tenggara Timur dan Maluku.
7
Universitas Sumatera Utara
15
Sumber : URL : http:www.tempo.coreadnews20120502060401150Kerang-Darah-Pengerek-Kualitas-Sperma
Gambar 2.1 Kerang Darah Anadara granosa
2.1.1 Cangkang Kerang
Cangkang adalah rangka luar pada kerang. Cangkang ini dibentuk oleh sel- sel cangkang epitel mantel yang mengeluarkan sekreta. Cangkang terdiri dari 3
lapisan dari luar ke dalam adalah : a. Periostrakum, yang berwarna hitam, terbuat dari bahan tanduk yang
disebut cocchiolin. b. Prismatik, yang tersusun dari kristal-kristal kalsium karbonat zat kapur
yang berbentuk prisma. c. Lapisan nakreas mutiara, juga terdiri dari kristal-kristal kalsium
karbonat zat kapur yang berbentuk prisma tetapi susunannya lebih rapat. Engsel cangkang dibentuk oleh jaringan ikat yang disebut ligamentum.
Kedua cangkang dapat membuka dan menutup, karena adanya dua otot adduktor, satu terletak di bagian anterior dan satunya lagi terdapat di
bagian posterior.
Universitas Sumatera Utara
16 Cangkang kerang mengandung kalsium karbonat CaCO
3
dalam kadar yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan batu gamping, cangkang telur,
keramik, atau bahan lainnya. Hal ini terlihat dari tingkat kekerasan cangkang kerang. Semakin keras cangkang, maka semakin tinggi kandungan kalsium
karbonat CaCO
3
nya.
9
2.1.2 Abu Cangkang Kerang
Abu cangkang kerang diperoleh dari proses pembakaran cangkang kerang hingga menjadi abu atau dimasukkan ke dalam oven dengan suhu tertentu. Setelah
itu cangkang kerang dengan sendirinya akan menjadi halus.
Tabel 2.1 Komposisi Senyawa Pada Abu Cangkang Kerang
10
Komponen Kadar berat
CaO 66.70
SiO
2
7.88 Fe
2
O
3
0.03 Mg O
22.28 Al
2
O
3
1.25
Sumber : Siregar, S. M. 2009
2.2 Kelapa Sawit
Kelapa sawit Elaeis guineensis Jacg merupakan tumbuhan tropis diperkirakan berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Namun ada pula yang menyatakan
bahwa tanaman tersebut berasal dari Amerika, yakni Brazilia. Zeven menyatakan bahwa tanaman kelapa sawit berasal dari daratan tersier, yang merupakan daratan
penghubung yang terletak di antara Afrika dan Amerika. Kedua daratan ini kemudian terpisah oleh lautan menjadi benua Afrika dan Amerika sehingga
tempat asal komoditas kelapa sawit ini tidak lagi dipermasalahkan orang.
Universitas Sumatera Utara
17
Sumber : URL: http:klinikagrominabahari.wordpress.com20120414kelapa-sawit-dilema-tambang-emas-pertanian-indonesia
Gambar 2.2 Pohon Kelapa Sawit
Kelapa sawit saat ini telah berkembang pesat di Asia Tenggara, khususnya Indonesia dan Malaysia, dan justru bukan di Afrika Barat atau Amerika yang
dianggap sebagai daerah asalnya. Masuknya bibit kelapa sawit ke Indonesia pada tahun 1848 hanya sebanyak 4 batang yang berasal dari Bourbon Mauritius dan
Amsterdam. Ke-4 batang bibit kelapa sawit tersebut ditanam di Kebun Raya Bogor dan selanjutnya disebarkan ke Deli Sumatera Utara.
11
Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Tanaman tersebut memiliki banyak jenis, berdasarkan ketebalan cangkangnya kelapa sawit dibagi
menjadi Dura, Psifera, dan Tenera. Dura merupakan kelapa sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap memperpendek umur mesin
pengolah, tetapi biasanya tandan buahnya besar ‐besar dan kandungan minyak
pertandannya berkisar 18. Adapun tipe Deli Dura adalah tipe Dura yang berasal dari Kebun Raya Bogor. Psifera buahnya tidak memiliki cangkang tetapi bunga
betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Tenera merupakan
Universitas Sumatera Utara
18 persilangan antara Dura dan Psifera. Jenis tersebut dianggap bibit unggul sebab
melengkapi kekurangan masing ‐masing induk dengan sifat cangkang buah tipis,
tetapi bunga betinanya tetap fertil. Beberapa varietas Tenera unggul memiliki persentase daging 90 dan kandungan minyak pertandannya dapat mencapai 28
persen.
Sumber : URL: http:disbun.kaltimprov.go.idberita-142-tenera--tipe-sawit-unggul-untuk-komersil.html
Gambar 2.3
Jenis Kelapa Sawit Berdasarkan Ketebalan Cangkang
Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil berakar serabut. Jika aerasi cukup baik, akar tanaman kelapa sawit dapat menembus kedalaman 8 m di dalam
tanah, sedangkan yang tumbuh ke samping dapat mencapai radius 16 m. Keadaan akar tersebut bergantung pada umur tanaman, sistem pemeliharaan, dan aerasi
tanah. Di sekitar pangkal batang keluar akar-akar adventif yang menggantung. Jika sudah mencapai tanah, akar-akar adventif akan berubah menjadi akar biasa.
Batang tanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelepah kelapa sawit yang mengering akan terlepas sehingga
menjadi mirip dengan tanaman kelapa. Pada pertumbuhan awal setelah fase muda seedling terjadi pembentukan batang yang melebar tanpa terjadi pemanjangan
internodia. Daun kelapa sawit merupakan daun majemuk yang di bagian pangkal
Universitas Sumatera Utara
19 pelepah daun terbentuk dua baris duri yang sangat tajam dan keras di kedua
sisinya. Anak-anak daun foliage leaflet tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun.
Bunga kelapa sawit termasuk berumah satu. Pada tanaman kelapa sawit terdapat bunga betina dan bunga jantan yang letaknya terpisah. Akan tetapi, sering
kali terdapat pula tandan bunga betina yang mendukung bunga jantan hermafrodit. Tandan bunga jantan dibungkus oleh seludang bunga yang pecah
ketika bunga tersebut matang. Tandan bunga yang masak akan memiliki bau yang khas. Pada tanaman kelapa sawit muda, jumlah bunga jantan lebih sedikit
dibandingkan dengan bunga betina, tetapi perbandingan tersebut akan berubah sesuai dengan bertambahnya umur tanaman. Bunga betina terletak dalam tandan
bunga yang muncul pada ketiak daun. Letak bunga betina dan bunga jantan pada satu pohon terpisah dan matangnya tidak bersamaan, sehingga tanaman kelapa
sawit biasanya menyerbuk silang. Penyerbukan terjadi dengan bantuan angin atau oleh serangga.
12
Buah kelapa sawit terbentuk pada bakal buah dan disebut buah sejati tunggal dan berkelamin carnosus. Proses pembentukan buah sejak saat
penyerbukan sampai buah matang lebih kurang 6 bulan. Buah dapat juga terjadi lebih lambat atau lebih cepat tergantung dari keadaan iklim setempat. Dalam satu
tandan dewasa dapat mencapai lebih kurang 2000 buah. Biji kelapa sawit terdiri atas beberapa bagian penting. Biji merupakan buah yang telah terpisah dari bagian
buah, yang memiliki berbagai ukuran tergantung tipe tanaman. Biji terdiri atas cangkang, embrio, dan inti atau endosperma. Embrio
panjangnya 3 mm, berdiameter 1.2 mm berbentuk silindris seperti peluru memiliki
Universitas Sumatera Utara
20 2 bagian utama. Bagian yang tumpul permukaan berwarna kuning dan bagian
yang lain agak tajam berwarna putih.
13
Bagian yang paling utama untuk diolah dari kelapa sawit adalah buahnya. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah
menjadi bahan baku minyak goreng. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi.
Minyak sawit juga dapat diolah menjadi bahan baku minyak alkohol, sabun, lilin, dan industri kosmetika. Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi
bahan campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos. Tandan kosong dapat dimanfaatkan untuk mulsa tanaman kelapa sawit, sebagai bahan
baku pembuatan pulp dan pelarut organik, dan cangkang kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dan pembuatan arang aktif.
14
Tanaman kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial pada tahun 1911. Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di indonesia
adalah Adrien Haller, seorang berkebangsan Belgia yang telah belajar banyak tentang kelapa sawit di Afrika. Budi daya yang dilakukannya diikuti oleh K.Schdt
yang menandai lahirnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Sejak saat itu perkebunan kelapa sawit di Indonesia mulai berkembang. Perkebunan kelapa
sawit pertama berlokasi di pantai timur Sumatera Deli dan Aceh. Luas areal perkebunannya saat itu sebesar 5123 ha. Indonesia mulai mengekspor minyak
sawit pada tahun 1919 sebesar 576 ton ke negara-negara Eropa, kemudian di tahun 1923 mulai mengekspor minyak inti sawit sebesar 850 ton.
Pada masa pendudukan Belanda, perkebunan mengalami perkembangan yang cukup pesat. Indonesia menggeser dominasi ekspor negara Afrika pada
Universitas Sumatera Utara
21 waktu itu, namun kemajuan pesat yang dialami Indonesia tidak diikuti dengan
peningkatan perekonomian nasional. Hasil perolehan ekspor minyak sawit hanya meningkatkan perekonomian negara asing yang berkuasa di Indonesia, termasuk
Belanda.
15
2.2.1 Cangkang Kelapa Sawit
Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80 pericarp dan 20 yang di lapisi dengan cangkang. Kelapa sawit mengandung lebih kurang 67 daging buah
kelapa sawit brondolan, 23 janjangan kosong tandan, dan 10 air penguapan. Di dalam daging diperoleh kadar minyak mentah crude oil sekitar
43, biji 11, dan ampas 13, dalam biji mengandung inti sekitar 5, cangkang 5, dan air 1. Cangkang merupakan bagian paling keras pada
komponen yang terdapat pada kelapa sawit. Cangkang kelapa sawit dapat diolah menjadi beberapa produk yang bernilai ekonomis tinggi, yaitu karbon aktif, fenol,
asap cair, tepung tempurung dan briket arang.
16
Sumber : URL: http:belajarsawit.blogspot.com201212ketel-uap-boiler-di-pabrik-kelapa-sawit.html
Gambar 2.4 Cangkang Kelapa Sawit
Universitas Sumatera Utara
22
Tabel 2.2 di bawah ini menunjukkan komposisi unsur yang ada pada cangkang
kelapa sawit.
Tabel 2.2 Komposisi Unsur yang Terkandung Pada Cangkang Kelapa Sawit
17
Nama Unsur Cangkang Kelapa Sawit
Karbon C 61.34
Hidrogen H
2
3.25 Oksigen O
2
31.16 Nitrogen N
2
2.45 Abu A
1.8
Sumber : URL :http:belajarsawit.blogspot.com201212ketel-uap-boiler-di-pabrik-kelapa-sawit.html
Pada bagian cangkang ini terdapat berbagai unsur kimia antara lain: Karbon C, Hidrogen H
2
, Nitrogen N
2
, Oksigen O
2
dan Abu. Dimana unsur kimia yang terkandung pada cangkang mempunyai persentase yang berbeda
jumlahnya. Penggunaan cangkang ini sebagai bahan bakar setelah mengalami proses pembakaran akan berubah menjadi arang, kemudian arang tersebut dengan
adanya udara pada dapur akan terbang sebagai ukuran partikel kecil yang dinamakan partikel pijar.
Prinsip pemisahan biji dari cangkangnya adalah karena adanya perbedaan berat jenis antara inti dan cangkang. Caranya adalah dengan mengapungkan biji-
biji yang telah dipecahkan dalam larutan lempung yang mempunyai berat jenis 1.16. Dalam keadaan ini inti kelapa sawit akan mengapung dalam larutan dan
cangkang akan mengendap di dasar. Inti dan cangkang diambil secara terpisah kemudian dicuci sampai bersih. Alat yang digunakan untuk memisahkan inti dari
cangkangnya disebut hydrocyclone separator. Inti buah dimasukkan ke silo dan dikeringkan pada suhu 80
o
C. Selama pengeringan harus selalu dibolak-balik agar keringnya merata.
18
Universitas Sumatera Utara
23
2.2.2 Abu Cangkang Kelapa Sawit
Dalam pemrosesan buah kelapa sawit menjadi ekstrak minyak sawit, menghasilkan limbah padat yang sangat banyak dalam bentuk serat, cangkang dan
tandan buah kosong, di mana untuk setiap 100 ton tandan buah segar yang diproses, akan didapat lebih kurang 20 ton cangkang, 7 ton serat, dan 25 ton
tandan kosong. Untuk membantu pembuangan limbah dan pemulihan energi, cangkang dan serat ini digunakan lagi sebagai bahan bakar untuk menghasilkan
uap pada penggilingan minyak sawit. Setelah pembakaran dalam ketel uap, akan dihasilkan 5 abu oil palm ashes dengan ukuran butiran yang halus. Abu hasil
pembakaran ini biasanya dibuang dekat pabrik sebagai limbah padat dan tidak dimanfaatkan.
19
Komposisi unsur kimia dari abu cangkang kelapa sawit yang telah diteliti
dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3
Komposisi Unsur Kimia dari Abu Cangkang Kelapa Sawit
19
Unsur Kimia Berat
SiO
2
58.02 Al
2
O
3
8.7 Fe
2
O
3
2.6 CaO
12.65 MgO
4.23 Na
2
O 0.41
K
2
O 0.72
H
2
O 1.97
Hilang Pijar 8.59
Sumber : Hutahaean, B, 2007
2.3 Semen
20
Beton umumnya tersusun dari tiga bahan penyusun utama yaitu semen, agregat dan air. Jika diperlukan, bahan tambah admixture dapat ditambahkan
untuk mengubah sifat-sifat tertentu dari beton yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
24 Semen merupakan bahan campuran yang secara kimiawi aktif setelah
berhubungan dengan air. Agregat tidak memainkan peranan yang penting dalam reaksi kimia tersebut, tetapi berfungsi sebagai bahan pengisi mineral yang dapat
mencegah perubahan-perubahan volume beton setelah pengadukan selesai dan memperbaiki keawetan beton yang dihasilkan.
Pada umumnya, beton mengandung rongga udara sekitar 1-2, pasta semen semen dan air sekitar 25-40, dan agregat agregat halus dan agregat
kasar sekitar 60-75.
2.3.1 Jenis Semen
20
Semen merupakan hasil industri yang sangat kompleks, dengan campuran serta susunan yang berbeda-beda. Semen dapat dibedakan menjadi dua kelompok
yaitu semen non-hidrolik dan semen hidrolik. Semen non-hidrolik tidak dapat mengikat dan mengeras di dalam air, akan tetapi dapat mengeras di udara. Contoh
utama dari semen non-hidrolik adalah kapur. Semen hidrolik mempunyai kemampuan untuk mengikat dan mengeras di
dalam air. Contoh semen hidrolik antara lain kapur hidrolik, semen pozzollan, semen terak, semen portland, semen portland-pozzollan, semen portland terak
tanur tinggi, semen alumina dan semen expansif. Contoh lainnya adalah semen portland putih, semen warna, dan semen-semen untuk keperluan khusus.
2.3.2 Semen Portland
20
Semen portland adalah bahan konstruksi yang paling banyak digunakan dalam pekerjaan beton. Menurut ASTM C-105, 1985, semen portland
Universitas Sumatera Utara
25 didefinisikan sebagai semen hidrolik yang dihasilkan dengan menggiling klinker
yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik, yang umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai bahan tambahan yang digiling bersama-sama
dengan bahan utamanya. Semen merupakan bahan ikat yang penting dan banyak digunakan dalam
pengembangan fisik di sektor konstruksi sipil. Jika ditambah air, semen akan menjadi pasta semen. Jika ditambah agregat halus, pasta semen akan menjadi
mortar yang jika digabungkan dengan agregat kasar akan menjadi campuran beton segar yang setelah mengeras akan menjadi beton keras concrete.
Fungsi utama semen adalah mengikat butir-butir agregat hingga membentuk suatu massa padat dan mengisi rongga-rongga udara di antara butir-
butir agregat. Walaupun komposisi semen dalam beton hanya sekitar 10, namun karena fungsinya sebagai bahan pengikat maka peranan semen menjadi sangat
penting. Semen portland dibuat dari serbuk halus mineral kristalin yang komposisi
utamanya adalah kalsium dan aluminium silikat. Penambahan air pada mineral ini menghasilkan suatu pasta yang jika mengering akan mempunyai kekuatan seperti
batu. Berat jenis yang dihasilkan antara 3.12 dan 3.16 dan berat volume sekitar 1500 kgcm
3
. Bahan utama pembentuk semen portland adalah kapur CaO, silika SiO
3
, alumina Al
2
O
3
, sedikit magnesia MgO, dan terkadang sedikit alkali. Untuk mengontrol komposisinya,terkadang ditambahkan oksida besi, sedangkan
gypsum CaSO
4
.2H
2
O ditambahkan untuk mengatur waktu ikat semen.
Universitas Sumatera Utara
26
2.3.3 Jenis-jenis Semen Portland
Pemakaian semen yang disebabkan oleh kondisi tertentu yang dibutuhkan pada pelaksanaan konstruksi di lokasi, dengan perkembangan semen yang pesat
maka dikenal berbagai jenis semen portland antara lain:
a. Tipe I, semen portland yang dalam penggunaannya tidak memerlukan
persyaratan khusus seperti jenis-jenis lainnya. Digunakan untuk bangunan- bangunan umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus. Jenis ini
paling banyak diproduksi karena digunakan untuk hampir semua jenis konstruksi.
b. Tipe II, semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan