Hasil pemeriksaan : Pedoman : Pengujian Waktu Ikat Semen

78

b. Hasil pemeriksaan :

Berat isi keadaan rojok padat : 1498.08 kgm 3 Berat isi keadaan longgar : 1479.36 kgm 3

c. Pedoman :

Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa berat isi batu pecah dengan cara merojok lebih besar daripada berat isi dengan cara menyiram, hal ini berarti bahwa batu pecah akan lebih padat bila dirojok daripada disiram. Dengan mengetahui berat isi batu pecah maka kita dapat mengetahui berat batu becah dengan hanya mengetahui volumenya saja. Pemeriksaan Berat Jenis dan Absorbsi Batu Pecah a. Tujuan : Untuk menentukan berat jenis specific gravity dan penyerapan air absorbsi batu pecah.

b. Hasil pemeriksaan :

 Berat jenis SSD : 2.17 tonm 3  Berat jenis kering : 2.15 tonm 3  Berat jenis semu : 2.19 tonm 3  Absorbsi : 0.85 c. Pedoman : Berat jenis SSD merupakan perbandingan antara berat batu pecah dalam keadaan SSD dengan volume batu pecah dalam keadaan SSD. Keadaan SSD Saturated Surface Dry di mana permukaan batu pecah jenuh dengan uap air, keadaan batu pecah kering di mana pori batu pecah berisikan udara tanpa air Universitas Sumatera Utara 79 dengan kandungan air sama dengan nol, sedangkan keadaan semu di mana pasir basah total dengan pori penuh air. Absorbsi atau penyerapan air adalah persentase dari berat batu pecah yang hilang terhadap berat batu pecah kering, di mana absorbsi terjadi dari keadaan SSD sampai kering. Hasil pengujian harus memenuhi : Berat jenis kering berat jenis SSD berat jenis semu.

3.2.5 Air

Air yang digunakan dalam pembuatan sampel adalah air yang berasal dari sumber air yang bersih. Secara pengamatan visual air yang dapat pembuatan beton yaitu air yang jernih, tidak berwarna dan tidak mengandung kotoran-kotoran seperti minyak dan zat organik lainnya. Dalam penelitian ini air yang dipakai adalah berasal dari PDAM Tirtanadi, di Laboratorium Bahan Rekayasa Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik USU.

3.3 Pengujian Waktu Ikat Semen

Semen sebagai bahan dasar pembuat beton bila terkena air akan membentuk suatu bahan yang lengket seperti lem bonding agent, yang akhirnya akan mengeras. Penggunaan abu cangkang kerang dan abu cangkang kelapa sawit digunakan sebagai substitusi semen dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian waktu ikat semen. Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan waktu ikat awal dan waktu ikat akhir dari campuran semen. Benda uji yang digunakan adalah semen Tipe I untuk masing-masing variasi campuran dengan atau tanpa substitusi Universitas Sumatera Utara 80 abu cangkang kerang maupun abu cangkang kelapa sawit di mana total campuran adalah 300 gram. Penggunaan air pada campuran semen disesuaikan dengan Faktor Air Semen FAS yang telah ditentukan yaitu sebesar 0.4. Untuk tiap benda uji memakai air sebanyak 120 gram. Persiapan campuran dilakukan dengan menuangkan air suling itu ke dalam mangkok pengaduk, kemudian masukkan pula secara perlahan-lahan 300 gram benda uji semen kedalam mangkok pengaduk yang sama, selanjutnya biarkan selam 30 detik. Kemudian aduk campuran air suling dan benda uji itu selama 30 detik dengan kecepatan pengadukan 140 ± 5 putaran per menit. Pengadukan dihentikan selama 15 detik, bersihkan pasta semen yang menempel di pinggir mangkok pengaduk. Kembali aduk pasta semen selam 60 detik dengan kecepatan pengadukan 285 ± 10 putaran per menit. Buat pasta semen berbentuk bola dengan tangan, sambil dilemparkan sebanyak 6 kali cuci tangan kiri ke tangan kanan dengan jarak kedua tangan ± 15 cm. Peganglah cetakan benda uji dengan salah satu tangan, kemudian melalui lobang dasarnya masukan pasta semen sampai terisi penuh, dan ratakan kelebihan pasta pada dasar cincin dengan sekali gerakan telapak tangan. Letakan dasar cincin pada pelat kaca, ratakan permukaan atas pasta dengan sekali gerakan sendok perata, tanpa mengadakan tekanan pada pasta. Letakan termometer beton di atas benda uji, lalu disimpan di lemari lembab selama 30 menit. Selama percobaan benda uji dalam cincin dan ditahan pelat kaca. Suhu udara dicatat dengan termometer laboratorium dan suhu benda uji dengan termometer dengan beton. Universitas Sumatera Utara 81 Pengujian waktu ikat semen menggunakan metode SNI 03-6827-2002 Metode Pengujian Waktu Ikat Awal Semen Portland Dengan Menggunakan Alat Vicat Untuk Pekerjaan Sipil. Benda uji diletakkan pada alat vicat, ujung jarum vicat disentuhkan pada tengah-tengah permukaan benda uji dan posisi jarum vicat dikencangkan, pembacaan skala diatur pada posisi nol atau catat angka permulaan, dan segera lepaskan jarum vicat. Besarnya penetrasi jarum vicat ke dalam benda uji dicatat setelah 30 detik, kemudian ulangi percobaan setiap 15 menit untuk ke titik lain berbeda pada permukaan benda uji. Jarak titik-titik pengujian adalah 6.5 mm dan letaknya minimum 9.5 mm dan tepi cetakan benda uji. Setiap kali dilakukan percobaan penetrasi, jarum vicat harus dibersihkan. Selama percobaan penetrasi dilakukan, jarum vicat selalu dalam kondisi lurus dan bebas dari getaran. Waktu ikat awal ditentukan dari grafik penetrasi waktu, yaitu waktu dimana penetrasi jarum vicat mencapai nilai 25 mm. Sedangkan waktu ikat akhir yang diperoleh saat penetrasi jarum sebesar 0 mm. 4

3.4 Perencanaan Campuran Beton Mix Design