Kekurangan kalium menyebabkan lemah, lesu, kehilangan nafsu makan, kelumpuhan, mengigau, dan konstipasi Almatsier, 2004. Pada hipokalemia yang
lebih berat dapat menyebabkan kelemahan otot, kejang otot, dan bahkan kelumbuhan, irama jantung yang tidak normal terutama pada penderita penyakit
jantung Kristanti, 2010.
2.6 Zink
Zink adalah mineral penting yang ikut membentuk lebih dari 300 enzim dan protein. Zink terlibat dalam pembelahan sel, metabolisme asam nukleat, dan
pembuatan protein. Zink juga membantu kerja hormon termasuk hormon kesuburan, juga hormon yang diproduksi oleh kelenjar di otak, tiroid, adrenal dan
timus Kristanti, 2010. Widya Karya Pangan dan Gizi tahun 1998 menetapkan angka kecukupan
zink untuk Indonesia adalah bayi 3-5 mg, usia 1-9 tahun 8-10 mg, usia 10-60 15 mg baik pria maupun wanita, ibu hamil + 5 mg, ibu menyusui + 10 mg
Almatsier, 2004. Zink terdapat pada berbagai jenis bahan makanan, khusunya makanan
sumber protein. Kandungan zink paling tinggi terdapat dalam kerang, daging sapi dan daging merah lainnya, ayam, ikan, kacang, buncis, biji-bijian, sereal
sedangkan sayuran mengandung zink rendah Widowati, 2008. Kekurangan zink ringan dapat menyebabkan kurangnya nafsu makan
disertai turunnya berat badan dan mudah terinfeksi. Kekurangan zink sedang dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, kekurangan hormon kesuburan,
melambatnya penyembuhan luka. Yang lebih berat, timbul gejala kerdil, anak
Universitas Sumatera Utara
sering sakit karena kurangnya sel darah putih, kelainan kulit dan pencernaan, diare, dan gangguan emosi Kristanti, 2010.
2.7 Spektrofotometri Serapan Atom 2.7.1 Prinsip Dasar Spektrofotometri Serapan Atom
Spektrofotometri serapan atom adalah suatu metode yang digunakan untuk mendeteksi atom-atom logam dalam fase gas. Metode ini seringkali
mengandalkan nyala untuk mengubah logam dalam larutan sampel menjadi atom- atom logam berbentuk gas yang digunakan untuk analisis kuantitatif dari logam
dalam sampel Bender, 1987. Spektroskopi serapan atom digunakan untuk analisis kuantitatif unsur-
unsur logam dalam jumlah sekelumit trace dan sangat kelumit ultratrace. Cara analisis ini memberikan kadar total unsur logam dalam suatu sampel dan tidak
tergantung pada bentuk molekul dari logam dalam sampel tersebut. Cara ini cocok untuk analisis sekelumit logam karena mempunyai kepekaan yang tinggi batas
deteksi kurang dari 1 ppm, pelaksanaannya relatif sederhana, dan interferensinya sedikit. Spektrofotometri serapan atom didasarkan pada penyerapan energi radiasi
oleh atom-atom netral dalam bentuk gas Rohman, 2007. Proses yang terjadi ketika dilakukan analisis dengan menggunakan
spektrofotometri serapan atom yaitu penyerapan energi radiasi oleh atom-atom yang berada pada tingkat dasar. Atom-atom tersebut menyerap radiasi pada
panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat atom tersebut. Sebagai contoh plumbum menyerap radiasi pada panjang gelombang 283,3 nm, kadmium pada
228,8 nm, magnesium pada 285,2 nm, natrium pada 589 nm, sementara kalium menyerap pada panjang gelombang 769,9 nm. Dengan menyerap energi, maka
Universitas Sumatera Utara
atom akan memperoleh energi sehingga atom pada keadaan dasar ditingkatkan menjadi ke tingkat eksitasi. Akibatnya akan diperoleh radiasi. Garis-garis
spektrum disebut garis-garis resonansi Resonance line. Garis-garis ini akan dibaca dalam bentuk angka oleh Readout Rohman, 2007.
Kelemahan spektrofotometri serapan atom adalah sampel harus dalam bentuk larutan dan satu lampu katoda hanya digunakan untuk satu unsur saja
Fifield, 1983. Adapun instrumentasi spektrofotometer serapan atom adalah sebagai
berikut:
Gambar 1. Komponen Spektrofotometer Serapan Atom
a. Sumber Radiasi
Sumber radiasi yang digunakan adalah lampu katoda berongga hallow cathode lamp. Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang mengandung
suatu katoda dan anoda. Katoda berbentuk silinder berongga yang dilapisi dengan logam tertentu Rohman, 2007.
b. Tempat Sampel
Dalam analisis dengan spektrofotometer serapan atom, sampel yang akan dianalisis harus diuraikan menjadi atom-atom netral yang masih dalam keadaan
Universitas Sumatera Utara
azas. Ada berbagai macam alat yang digunakan untuk mengubah sampel menjadi uap atom-atomnya, yaitu:
1. Dengan nyala Flame
Nyala digunakan untuk mengubah sampel yang berupa cairan menjadi bentuk uap atomnya dan untuk proses atomisasi. Suhu yang dapat dicapai oleh nyala
tergantung pada gas yang digunakan, misalnya untuk gas asetilen-udara suhunya sebesar 2200
C. Sumber nyala asetilen-udara ini merupakan sumber nyala yang paling banyak digunakan. Pada sumber nyala ini asetilen sebagai bahan pembakar,
sedangkan udara sebagai bahan pengoksidasi Rohman, 2007. 2.
Tanpa nyala Flameless Pengatoman dilakukan dalam tungku dari grafit. Sejumlah sampel diambil
sedikit hanya beberapa ยต l, lalu diletakkan dalam tabung grafit, kemudian tabung tersebut dipanaskan dengan sistem elektris dengan cara melewatkan arus listrik
pada grafit. Akibat pemanasan ini, maka zat yang akan dianalisis berubah menjadi atom-atom netral dan pada fraksi atom ini dilewatkan suatu sinar yang berasal dari
lampu katoda berongga sehingga terjadilah proses penyerapan energi sinar yang memenuhi kaidah analisis kuantitatif Rohman, 2007.
c. Monokromator
Monokromator merupakan alat untuk memisahkan dan memilih spektrum sesuai dengan panjang gelombang yang digunakan dalam analisis Rohman,
2007. d.
Detektor Detektor digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang melalui tempat
pengatoman Rohman, 2007.
Universitas Sumatera Utara
e. Amplifier
Amplifier merupakan suatu alat untuk memperkuat signal yang diterima dari detektor sehingga dapat dibaca alat pencatat hasil Readout Rohman, 2007.
f. Readout
Readout merupakan suatu alat penunjuk atau dapat juga diartikan sebagai pencata hasil. Hasil pembacaan dapat berupa angka atau berupa kurva yang
menggambarkan absorbansi atau intensitas radiasi Rohman, 2007.
2.8 Validasi Metode Analisis