Gambaran Responden Pemeriksaan Indeks Oral Debris dan Oral Higiene

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Responden

Responden dalam penelitian ini adalah penderita tunanetra berusia 12-19 tahun yang berasal dari panti Sumatera dan panti Karya Murni dengan tingkat penglihatan buta total. Dari hasil penelitian diketahui bahwa jumlah seluruh responden tunanetra yang mendapatkan penyuluhan adalah 64 orang yang terdiri dari 33 orang di panti Sumatera dan 31 orang di panti Karya Murni. Usia responden yang terbanyak di panti Sumatera adalah berusia 15 tahun 27,2 dan dipanti Karya Murni adalah berusia 17 tahun 22,6. Tabel 1. Gambaran karakteristik responden berdasarkan usia. Umur tahun Panti Tingkat penglihatan Sumatera Karya Murni 12 2 6,1 2 6,4 Buta Total 13 2 6,1 3 9,7 Buta Total 14 4 12,1 3 9,7 Buta Total 15 9 27,2 5 16,1 Buta Total 16 4 12,1 4 12,9 Buta Total 17 7 21,2 7 22,6 Buta Total 18 3 9,1 5 16,1 Buta Total 19 2 6,1 2 6,4 Buta Total Jumlah 33 31 Buta Total Universitas Sumatera Utara

4.2 Pemeriksaan Indeks Oral Debris dan Oral Higiene

Pemeriksaan skor debris dan OHIS dilakukan sebelum penyuluhan dan setelah penyuluhan dilaksanakan. Dari data yang diperoleh, dapat diketahui pada kelompok satu kali penyuluhan skor debris sebelum adalah 2,54 dan setelah penyuluhan adalah 1,65. Setelah penyuluhan terlihat pengurangan skor sebesar 0,88. Hasil uji T berpasangan menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna untuk skor debris sebelum dan sesudah penyuluhan p = 0,0001. Sedangkan rata-rata skor OHIS sebelum penyuluhan adalah 3,59 dan setelah penyuluhan adalah 2,69. Selisih skor OHIS setelah penyuluhan adalah 0,91. Hasil uji T berpasangan menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna untuk skor OHIS sebelum dan akhir p = 0,0001. Pada kelompok dua kali penyuluhan, skor oral debris mengalami perbedaan yang signifikan p = 0,0001 dimana skor debris sebelum adalah 2,46 dan setelah penyuluhan adalah 0,97. Pengurangan skor debris setelah penyuluhan adalah 1,49. Hasil uji T berpasangan juga menunjukkan adanya perbedaan bermakna p = 0,0001 untuk skor OHIS, dimana skor OHIS sebelum penyuluhan adalah 3,54 dan setelah penyuluhan adalah 2,01. Pengurangan skor OHIS yang terjadi setelah penyuluhan adalah sebesar 1,53. Tabel 2

4.3 Nilai Pengetahuan Responden

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di Smk Negeri 3 Tebing Tinggi Tahun 2015

12 91 120

Pengaruh Pemberian Penyuluhan Kesehatan tentang Menopause terhadap Sikap dalam Menghadapi Menopause pada Ibu Klimakterium di Desa Gunung Kelawas Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

2 69 88

Penyuluhan Kesehatan Gigi pada Anak Sekolah Dasar

36 407 38

Efektifitas Metode Bermain Dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Siswa Kelas VI SD Islam An-Nizam

4 57 47

Efektivitas Penyuluhan Kesehatan Menggunakan Metode Ceramah Disertai Pemutaran VCD Dan Tanpa Pemutaran VCD Dalam Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Penyakit Pneumonia Pada Balita Di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat

2 45 143

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN MEDIA POWER POINT TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK USIA 7 – 8 TAHUN

4 29 71

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN MEDIA POWER POINT TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK USIA 7 – 8 TAHUN

8 77 71

KEBERHASILAN PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN MODIFIKASI METODE MAKATON DALAM MENINGKATKAN Keberhasilan Penyuluhan Kesehatan Gigi Dan Mulut Deng

2 6 12

KEBERHASILAN PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN MODIFIKASI METODE MAKATON DALAM MENINGKATKAN Keberhasilan Penyuluhan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Mo

0 3 14

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT TERHADAP KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT

0 4 9