Nilai Pengetahuan Responden Perbandingan Skor OHIS dan Nilai Pengetahuan Setelah Dilakukan

4.2 Pemeriksaan Indeks Oral Debris dan Oral Higiene

Pemeriksaan skor debris dan OHIS dilakukan sebelum penyuluhan dan setelah penyuluhan dilaksanakan. Dari data yang diperoleh, dapat diketahui pada kelompok satu kali penyuluhan skor debris sebelum adalah 2,54 dan setelah penyuluhan adalah 1,65. Setelah penyuluhan terlihat pengurangan skor sebesar 0,88. Hasil uji T berpasangan menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna untuk skor debris sebelum dan sesudah penyuluhan p = 0,0001. Sedangkan rata-rata skor OHIS sebelum penyuluhan adalah 3,59 dan setelah penyuluhan adalah 2,69. Selisih skor OHIS setelah penyuluhan adalah 0,91. Hasil uji T berpasangan menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna untuk skor OHIS sebelum dan akhir p = 0,0001. Pada kelompok dua kali penyuluhan, skor oral debris mengalami perbedaan yang signifikan p = 0,0001 dimana skor debris sebelum adalah 2,46 dan setelah penyuluhan adalah 0,97. Pengurangan skor debris setelah penyuluhan adalah 1,49. Hasil uji T berpasangan juga menunjukkan adanya perbedaan bermakna p = 0,0001 untuk skor OHIS, dimana skor OHIS sebelum penyuluhan adalah 3,54 dan setelah penyuluhan adalah 2,01. Pengurangan skor OHIS yang terjadi setelah penyuluhan adalah sebesar 1,53. Tabel 2

4.3 Nilai Pengetahuan Responden

Pengetahuan responden dinilai dengan menggunakan kuesioner yang berisi 15 pertanyaan yang harus dijawab. Dari data yang diperoleh terlihat bahwa persentase jawaban terbanyak yang tidak dapat dijawab responden diatas 75 adalah mengenai fungsi, bentuk dan letak gigi serta cara penyikatan, pasta gigi yang Universitas Sumatera Utara sebaiknya digunakan dan lama penggantian sikat gigi. Sedangkan persentase jawaban yang dapat dijawab dengan benar diatas 75 adalah mengenai penyakit yang sering terjadi pada gigi, frekuensi kunjungan ke dokter gigi, tidak dapatnya gigi dewasa diganti serta dapat timbulnya penyakit gigi bila tidak dirawat. Tabel 3 Pada kelompok satu kali penyuluhan terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 31,72 dan hasil uji T berpasangan menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna untuk pengetahuan sebelum dan setelah penyuluhan p=0,0001 dimana pengetahuan sebelum penyuluhan adalah 40,41 dan setelah penyuluhan adalah 72,13. Sedangkan untuk kelompok dua kali penyuluhan juga terlihat adanya perbedaan bermakna p=0,0001 yakni 40,21 sebelum penyuluhan dan 90,13 setelah penyuluhan. Peningkatan pengetahuan yang terjadi adalah sebesar 49,92. Tabel 4

4.4 Perbandingan Skor OHIS dan Nilai Pengetahuan Setelah Dilakukan

Penyuluhan Antara Kedua Kelompok Pemeriksaan skor OHIS setelah penyuluhan dilakukan pada kedua kelompok kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan uji T tidak berpasangan. Dari hasil terlihat rata-rata selisih skor debris setelah penyuluhan pada kelompok satu kali dan dua kali penyuluhan adalah 0,69. Hasil uji T menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara kedua kelompok p = 0,0001. Skor Oral higiene juga menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara kelompok satu kali penyuluhan dan kelompok dua kali penyuluhan p = 0,0001 dimana rata-rata selisih skor OHIS akhir pada kedua kelompok adalah 0,67. Universitas Sumatera Utara Sedangkan rata-rata selisih nilai pengetahuan setelah dilakukan penyuluhan pada kelompok satu kali dan dua kali penyuluhan adalah 2,7. Hasil uji T tidak berpasangan menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara kedua kelompok p = 0,0001. Tabel 5 Universitas Sumatera Utara Tabel 2. Perbandingan indeks Oral debris dan indeks OHIS sebelum dan setelah penyuluhan. Tabel 3. Gambaran persentase jawaban sebelum penyuluhan responden yang dinilai dengan kuesioner. No Pengetahuan mengenai Jawaban Responden Benar Salah 1 Fungsi gigi seri 10,93 89,07 2 Fungsi gigi taring 15,62 84,38 3 Bentuk gigi seri atas 7,81 92,19 4 Letak gigi seri atas 7,81 92,19 5 Bentuk gigi geraham kecil atas 7,82 92,18 6 Letak gigi geraham kecil atas 7,82 92,18 7 Penyakit yang sering pada gigi bila tidak dibersihkan 90,62 9,38 8 Frekuensi penyikatan gigi 46,87 53,13 9 Cara penyikatan gigi 17,18 82,82 10 Lama penggantian sikat gigi 7,81 92,19 11 Pasta gigi yang sebaiknya digunakan 21,87 78,13 12 Frekuensi kunjungan ke dokter gigi 42,18 57,82 13 Bentuk sikat gigi yang baik 75 25 14 Dapatkah gigi dewasa tumbuh kembali setelah dicabut 90,62 9,38 15 Dapatkah Gigi yang tidak dirawat menimbulkan penyakit 96,87 3,13 Skor x ± SD Selisih P Sebelum Setelah Debris 1x penyuluhan 2x penyuluhan 2,54 ± 0,38 1,65 ± 0,35 0,88 0,0001 2,64 ± 0,32 0,97 ± 0,28 1,49 0,0001 OHIS 1x penyuluhan 2x penyuluhan 3,59 ± 0,33 2,69 ± 0,28 0,91 0,0001 3,54 ± 0,38 2,01 ± 0,28 1,53 0,0001 Universitas Sumatera Utara Tabel 4. Perbandingan tingkat pengetahuan sebelum dan setelah penyuluhan. Tabel 5. Perbandingan skor debris, OHIS dan retensi ingatan dihubungkan dengan frekuensi penyuluhan Nilai pengetahuan N x ± SD Selisih P Sebelum Setelah 1 x penyuluhan 33 40,41 ± 7,8 72,13 ± 5,4 31,72 0,0001 2 x penyuluhan 31 40,21 ± 8,13 90,13 ± 7,06 49,92 0,0001 Skor N x ± SD Rata-rata selisih kelompok 1x dan 2x penyuluhan setelah dilakukan penyuluhan P Debris 1 x penyuluhan 2 x penyuluhan 33 31 1,65 ± 0,35 0,97 ± 0,28 0,69 0,0001 OHIS 1 x penyuluhan 2 x penyuluhan 33 31 2,69 ± 0,28 2,01 ± 0,28 0,67 0,0001 Pengetahuan 1 x penyuluhan 2 x penyuluhan 33 31 72,13 ± 5,4 90,13 ± 7,06 18 0,0001 Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di Smk Negeri 3 Tebing Tinggi Tahun 2015

12 91 120

Pengaruh Pemberian Penyuluhan Kesehatan tentang Menopause terhadap Sikap dalam Menghadapi Menopause pada Ibu Klimakterium di Desa Gunung Kelawas Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

2 69 88

Penyuluhan Kesehatan Gigi pada Anak Sekolah Dasar

36 407 38

Efektifitas Metode Bermain Dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Siswa Kelas VI SD Islam An-Nizam

4 57 47

Efektivitas Penyuluhan Kesehatan Menggunakan Metode Ceramah Disertai Pemutaran VCD Dan Tanpa Pemutaran VCD Dalam Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Penyakit Pneumonia Pada Balita Di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat

2 45 143

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN MEDIA POWER POINT TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK USIA 7 – 8 TAHUN

4 29 71

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN MEDIA POWER POINT TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK USIA 7 – 8 TAHUN

8 77 71

KEBERHASILAN PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN MODIFIKASI METODE MAKATON DALAM MENINGKATKAN Keberhasilan Penyuluhan Kesehatan Gigi Dan Mulut Deng

2 6 12

KEBERHASILAN PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN MODIFIKASI METODE MAKATON DALAM MENINGKATKAN Keberhasilan Penyuluhan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Mo

0 3 14

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT TERHADAP KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT

0 4 9