Dengan mekanisme CCl
4
dalam mengakibatkan steatosis, penanda atau marker
yang menunjukan adanya steatosis dapat dilihat pada peningkatan serum enzimologi. Serum enzim telah menjadi penanda kerusakan hati selama lebih dari
40 tahun yang lalu. Penggunaan serum enzim untuk menguji hepatotoksisitas harus menggunakan test enzim yang spesifik pada hati. Contohnya aspartate
aminotransferase, alanine aminotransferase, laktat dehidrogenase, isocitric dehydrogenase, dan aldolase ditemukan dengan konsentrasi tinggi di hati, otot,
miokardium, ginjal, dan jaringan lain yang dapat merespon kerusakan dengan peningkatan kadar serum. Kadar aminotransferase merupakan pengukuran yang
digunakan paling umum sebagai penanda kerusakan hati. Tabel I memperlihatkan derajat kerusakan yang ditimbulkan beberapa senyawa hepatotoksin, terutama CCl
4
Zimmerman, 1999.
Tabel I. Peningkatan relatif pada serum enzim pada kerusakan hati Zimmerman, 1999
C. Laktat Dehidrogenase
Laktat dehidrogenase adalah enzim yang berfungsi untuk melakukan transfer hydrogen, yang ditemukan di sitoplasma pada sebagian besar sel tubuh
Gupta, 2014. Enzim ini didistribusi dalam jaringan dan kurang spesifik. Penggunaan isoenzim LDH relatif mahal dan terbatas penggunaannya Pandey,
Nath, dan Tripathi, 2012.
LDH mengkatalisis konversi piruvat dan NADH menjadi laktat anaerob dan NAD
+
untuk menghasilkan adenosin trifosfat ATP. LDH konsentrasinya tinggi di jantung dan otot, hati, ginjal, parenchyma paru-paru, dan eritrosit. LDH
dapat di kelompokan menjadi 5 komponen yang berbeda namun mempunyai berat molekul yang sama dengan perbedaan muatan. Tabel II menunjukan isoenzim LDH
dan aktivitasnya pada setiap jaringan Helms, Ouan, Herlindal, dan Gourley, 2006. Enzim LDH merupakan protein tetramer protein dengan struktur kuartener, yang
terdiri dari 4 subunit, dengan 2 tipe, yaitu M dan H yang diproduksi dari gen LDHB dan LDHA. Dalam serum terdapat 5 isomeric dari enzim ini yang dapat dilihat pada
tabel II Kagen, 2009.
Tabel II. Komposisi isoenzim LDH dan aktivitasnya pada masing-masing jaringan Helms,
et. al., 2006
Peningkatan pada serum LDH dapat disebabkan oleh agen hepatotoksin dan hemolisis. Serum LDH biasanya meningkat pada keadaan infark miokard akut
yang ditandai dengan mulai meningkat 10-12 jam setelah pemejanan akut, dan mencapai puncak pada 48-72 jam dengan rentang antara 10-14 hari. Peningkatan
LDH dapat digunakan juga sebagai penanda hepatitis atau kelainan hati, kelainan
di paru-paru seperti TBC atau bakteri pneumonia, juga pada pasien dengan Pneumocystis carinii
pneumonia di pasien HIV Helms, et al., 2006. Bersama dengan AST dan kreatinin kinase, LDH merupakan penanda yang spesifik pada
kerusakan pada jantung Naraoka, et.al., 2005. Penyebab peningkatan LDH di plasma karena : infrak miokard, di mana LDH
1
dan LDH
2
yang meningkat secara dominan, pada malignancy dan leukemia akut LDH
2
dan LDH
3
yang meningkat secara dominan, dan pada masalah di otot rangka serta kerusakan hati, LDH
5
yang meningkat secara dominan Raju dan Madala, 2005.
Penurunan LDH pada LDH menunjukan adanya respon yang baik pada pasien yang diterapi kanker Dirjen Binfar, 2011. Kekurangan LDH dalam tubuh
bisa disebut defisiensi LDH, yaitu kondisi yang akan mempengaruhi bagaimana tubuh akan merombak glukosa menjadi energy. Dua tipe defisiensi LDH yaitu
defisiensi LDH-A terkadang disebut glycogen storage disease XI dan LDH-B Genetic Home Reference, 2012. Pasien dengan defisiensi LDH-A akan memiliki
gangguan aktivitas di otot. Hal ini terjadi karena adanya gangguan regenerasi NAD
+
dan produksi laktat kadar piruvat menjadi tinggi Hoffmann, Zschocke, dan Nyhan, 2009. Kram, lemah, lelah, dan nyeri otot sering dialami pasien defisiensi
LDH-A selama melakukan aktivitas harian. Pada beberapa pasien, aktivitas berat dapat mengakibatkan jaringan otot menjadi hancur rabdomiolisis. Penghancuran
jaringan otot akan mengakibatkan pelepasan protein yang dinamakan myoglobin yang akan dimetabolisme oleh ginjal dan diekskresi di urin myoglobinuria.
Myoglobin akan mengakibatkan warna urin menjadi merah atau coklat dan protein ini akan mengakibatkan kerusakan di ginjal. Pasien defisiensi LDH-B biasanya
tidak memiliki tanda dan gejala, mereka juga tidak mengalami kesulitan melakukan aktivitas hariannya. Defisiensi ini dapat diketahui dari hasil laboratorium LDH
darah secara rutin Genetic Home Reference, 2012. Selain itu, kadar LDH yang rendah dapat mengindikasikan adanya transudat efusi pleural yaitu adanya cairan
yang berlebih di pleura selaput yang membungkus paru-paru. Efusi pleura ini muncul akibat dari perubahan tekanan hidrostatik atau osmotik di membran pleura
dan bukan dari penyakit paru-paru Bourke dan Burns, 2015. Nilai normal LDH yaitu 40 UL atau kira-kira 10 dari serum level total
untuk orang dewasa dan 70 UL untuk neonates Fischbach dan Dunning, 2009. Atau dalam satuan internasional, kadar LDH normal yaitu 100-190 IUL Helms,
et. al., 2006. LDH merupakan enzim yang tersebar diseluruh tubuh. Kadar LDH
pada serum tikus normal dapat dilihat pada Tabel III di bawah ini.
Tabel III. Distribusi LDH normal pada otot dan serum tikus Gupta, 2014
Peningkatan serum LDH telah dikaitkan dengan kerusakan struktural pada sel hati, karena enzim ini akan dilepaskan ke sirkulasi darah setelah adanya nekrosis
seluler Zhang, Hu, Yuan, dan Wu, 2009. Penelitian yang dilakukan oleh Xia, Zhang, Fu, Yu, dan Ju 2013 melaporkan bahwa pemberian CCl
4
akan
meningkatkan serum LDH hingga 2-3 kali kadar normalnya. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Vitcheva, et al., 2012 bahwa ada
peningkatan serum LDH yang signifikan setelah pemejanan CCl
4
bila dibandingkan dengan kontrol. Penelitian lain telah dilakukan oleh Saba, Onakoya,
dan Oyagbemi 2012 melaporkan pemberian CCl
4
dapat meningkatkan serum LDH hingga 1-2 kali kadar normalnya. Pelepasan enzim AST, ALT, dan LDH
diamati pada jam ke-24 setelah induksi dengan CCl
4
. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pareek, Godavarthi, Issarani, dan Nagori 2013 mendukung
pernyataan Saba, et al., 2012 bahwa peningkatan kadar enzim mengindikasikan adanya kerusakan membran dan ketidakstabilan akibat cedera oksidatif yang
ditimbulkan oleh hepatotoksin.
D. Macaranga tanarius L. Müll. Arg.