Metode Penyarian Pengaruh pemberian jangka pendek fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap aktivitas alkaline phosphatase pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

3. Macatannin A dan chebulagic acid memiliki struktur rantai chebuloyl di rantai samping R2 dan R4, yang membedakan adalah pada macatannin A, rantai samping R3 dan R6 diisi oleh valoneayl, sedangkan chebulagic acid rantai R3 dan R6 diisi oleh HHDP Macatannin B memiliki struktur rantai tanaroyl di rantai samping R2 dan R4, serta memiliki sturktur rantai HHDP di rantai samping R3 dan R6. Gunawan-Putri dan Kawabata, 2010

E. Metode Penyarian

Ekstraksi adalah proses di mana sebuah konstituen atau senyawa yang diinginkan dari tanaman diambil menggunakan pelarut yang sesuai. Salah satu cara utama untuk ekstraksi yaitu dengan memecah sel yang bersangkutan. Pemecahan sel dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung dari jenis sel atau jaringan yang akan dihancurkan. Jika sel tumbuh dengan kultur suspensi sel atau jaringan kalus, sonikator dapat digunakan untuk memecah sel. Sel tanaman dari tanaman budidaya juga dapat dipecah dengan homogenizer kaca Kaufman, Cseke, Warber, Duke, dan Brielmann, 1999. Ketika sel telah hancurpecah, ekstraksi dapat dilakukan dengan tehnik yang sesuai. Senyawa yang larut air dan protein dapat diekstraksi dengan larutan buffer atau air. Senyawa organik dapat diekstraksi dengan pelarut organik. Etanol panas merupakan pelarut yang dapat digunakan untuk ekstraksi awal semua senyawa Harborne, 1998. Keberhasilan ekstraksi dengan alkohol memiliki hubungan erat dengan banyaknya klorofil yang terambil oleh pelarut. Prosedur yang paling umum untuk memperoleh senyawa organik dari simplisia jaringan suatu tanaman yang telah dikeringkan dan diserbuk adalah dengan mengekstrak bahan serbuk secara terus-menerus di Soxhlet dengan pelarut, dimulai dengan petroleum eter dan kloroform untuk memisahkan lemak dan terpenoid dan kemudian menggunakan alkohol dan etil asetat untuk senyawa yang lebih polar. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyiapkan ekstrak yaitu ekstraksi pelarut organik, ekstraksi supercritical gas, dan destilasi uap Ramaan, 2006. A. Ekstraksi dengan pelarut organik Ekstraksi dengan pelarut organik merupakan salah satu proses pemisahan substansi yang diinginkan dari bahan tanaman. Tanaman segar dan tanaman kering dapat digunakan untuk ekstraksi. Tanaman dicampurkan dengan pelarut seperti benzene, heksan, atau toluene. Pemilihan pelarut akan berdasarkan beberapa faktor yaitu karakter dasri substituent yang akan diekstraksi, biaya, dan pengaruh lingkungan. Apabila pelarut berhasil mengambil substansizat yang ingin diekstraksi maka hasil ekstraksinya disebut miscella. Miscella ini kemudian dipisahkan dari bahan tanaman. Ada beberapa tehnik dalam ekstraksi pelarut organik, yaitu maserasi, perkolasi, dan ekstraksi berlawanan Ramaan, 2006. 1 Maserasi Metode maserasi merupakan metode yang melibatkan perendaman dan pengocokan antara pelarut dengan bahan serbuk tanaman secara bersamaan. Pengocokan dapat dilakukan dengan menggunakan rotary shaker. Umumnya perendaman dilakukan 24 jam selanjutnya pelarut digantikan dengan pelarut baru Ramaan, 2006. 2 Perkolasi Dengan metode ini bahan tanaman dibasahi dan dialiri dengan pelarut dan dibiarkan mengembang sebelum ditempatkan disalah satu chamber perkolasi. Kemudian bahan serbuk dibilas berulang kali dengan pelarut hingga semua bahan aktif habis. Metode ini lebih efektif dibandingkan maserasi. Kelemahannya, metode ini membutuhkan waktu yang lama dan pelarut yang banyak Ramaan, 2006. 3 Ekstraksi berlawanan Metode ini cukup efektif di mana pelarut akan dialirkan berlawanan arah dari bahan serbuk. Tidak seperti maserasi dan perkolasi, yang merupakan proses batch , metode ini dilakukan secara terus menerus Ramaan, 2006. B. Ekstraksi supercritical gas Metode ini akan mengekstraksi senyawa menggunakan gas. Serbuk bahan akan ditempatkan di dalam wadah yang dipenuhi dengan gas yang telah dikontrol suhu dan tekanannya. Gas akan melarutkan bahan aktif tanaman, kemudian akan dialirkan ke chamber yang akan memisahkan gas dengan bahan aktif di mana baik tekanan maupun suhu chamber ini akan lebih rendah. Ekstrak akan terpresipitasi keluar dan gas dapat digunakan kembali. Gas yang cocok untuk melakukan ekstraksi ini yaitu karbon dioksida, nitrogen, metana, etana, etilen, nitrat oksida, sulfur dioksida, propane, propilen, ammoniak, dan sulfur heksafluorida. Keuntungan metode ini yaitu metode ini dapat dilakukan di suhu rendah sehingga akan menjaga senyawa yang sensitif terhadap suhu Ramaan, 2006. C. Destilasi uap Merupakan metode ekstraksi lain yang dapat digunakan. Bahan serbuk akan ditempatkan di tangki silinder dan uap akan dimasukkan dari bawah tangki. Uap akan melarutkan substansi yang diinginkan, kemudian uap itu akan memasuki kondensor, di mana uap akan terkondensasi kembali menjadi cairan Stichlmair dan Fair, 1998. Kondensat akan masuk dalam labu, di mana ekstrak akan berada di atas ataupun di bawah dan terpisah dari air. Proses destilasi dikatakan selesai jika sudah tidak ada ekstrak yang muncul di kondensate. Air dan ekstrak dapat dipisahkan dengan penyaringan maupun sentrifugasi Ramaan, 2006.

F. Fraksinasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. jangka panjang 6 hari terhadap aktivitas alkaline phosphatase pada tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 118

Pengaruh pemberian jangka panjang fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun macaranga tanarius (L) Müll. Arg. terhadap kadar albumin pada tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 125

Pengaruh pemberian fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. jangka panjang 6 hari terhadap aktivitas serum alt dan ast tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

2 3 183

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek 6 jam fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap kadar alt-ast pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 139

Pengaruh pemberian jangka pendek 6 jam fraksi heksan etanol dari ekstrak metanol Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap kadar albumin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 123

Pengaruh pemberian jangka pendek fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap aktivitas alkaline phosphatase pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 7 136

Pengaruh pemberian jangka panjang fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap kadar bilirubin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 133

Efek hepatoprotektif jangka panjang fraksi heksan-etanol ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. terhadap aktivitas laktat dehidrogenase pada tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 132

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol-air daun macaranga tanarius L. terhadap tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 106

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol-air daun macaranga tanarius L. terhadap tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 104