meningkatkan serum LDH hingga 2-3 kali kadar normalnya. Hasil ini juga sesuai dengan  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Vitcheva,  et  al.,  2012  bahwa  ada
peningkatan  serum  LDH  yang  signifikan  setelah  pemejanan  CCl
4
bila dibandingkan dengan kontrol. Penelitian lain telah dilakukan oleh Saba, Onakoya,
dan  Oyagbemi  2012  melaporkan  pemberian  CCl
4
dapat  meningkatkan  serum LDH  hingga  1-2  kali  kadar  normalnya.  Pelepasan  enzim  AST,  ALT,  dan  LDH
diamati  pada  jam  ke-24  setelah  induksi  dengan  CCl
4
.  Hasil  penelitian  yang dilakukan  oleh  Pareek,  Godavarthi,  Issarani,  dan  Nagori  2013  mendukung
pernyataan Saba, et al., 2012 bahwa peningkatan kadar enzim mengindikasikan adanya  kerusakan  membran  dan  ketidakstabilan  akibat  cedera  oksidatif  yang
ditimbulkan oleh hepatotoksin.
D. Macaranga tanarius L. Müll. Arg.
1. Taksonomi
Kerajaan : Plantae
Sub kerajaan  : Viridiplantae Infra kerajaan  : Streptophyta
Super divisi : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Sub Divisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Superorder : Rosanae
Order : Malpighiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Macaranga
Spesies : Macaranga tanarius L. Mull. Arg. ITIS, 2015.
2. Nama lain
Ricinus tanarius L. Wagner, Herbst, dan Sohmer, 1999, Macaranga
molliuscula Kurz,  Macaranga  tomentosa  Druce,  Mappa  tanarius  Blume
World Agroforestry Centre, 2002.
3. Nama lokal
Tutup ancur Jawa ; mapu Batak ; mara Sunda Prosea, 2010. 4.
Morfologi
Macaranga tanarius L. Müll. Arg.  merupakan pohon kecil sampai
sedang,  dengan  dahan  agak  besar.  Daun  berseling,  agak  membundar,  dengan stipula besar yang luruh dan berbentuk bulat telur hingga bulat telur memanjang
berukuran 8-30 cm, dan tangkai daun berukuran 6-25 cm. Perbungaan muncul dari  ketiak  daun-ujung  pertumbuhan,  berbentuk  malai.  Bunga  ditutupi  oleh
daun  gagang  dan  berwarna  putih  kekuningan.  Buah  kapsul  berkokus  2,  ada kelenjar  kekuningan  di  luarnya.  Dengan  kulit  bagian  luar  terdapat  duri  tetapi
tidak tajam, setiap buah akan terdiri dari 3 biji yang membulat, menggelembur, dan berwarna coklat-hitam. Jenis ini juga mengandung tannin yang cukup untuk
menjamak jala dan kulit Prosea, 2010
5. Distribusipenyebaran
Macaranga  tanarius L.  Müll.  Arg.  tersebar  luas  dari  kepulauan
Andaman  dan  Nicobar,  Indo-Cina,  Cina  selatan,  Taiwan,  dan  Kepulauan Ryukyu, seluruh Malesia, sampai ke Australia Utara dan Timur serta Melanesia.
Jenis  ini  umum  dijumpai  di  daratan  Asia  Tenggara  Thailand  Selatan, Semenanjung  Malaya,  dan  banyak  pulau  di  Malesia  Sumatra,  Kalimantan,
Kepulauan  Sunda  Kecil,  Sulawesi,  Nugini,  serta  seluruh  Kepulauan  Filipina Prosea,  2010.  Dengan  rata-rata  curah  hujan  dan  suhu  lingkungan  yang
bervariasi yaitu antara 50-68°F kira-kira 10-20°C di bulan January dan lebih dari 86°F 30°C pada bulan Juli Hammond, 1986.
6. Habitat
Macaranga  tanarius L.  Müll.  Arg.  umumnya  tumbuh  di  hutan
sekunder terutama di area logging. Dijumpai juga di belukar, semak, hutan kecil pedesaan,  dan  vegetasi  pantai.  Tumbuh  pada  tanah  liat,  lempung,  dan  pasir,
biasanya di dataran rendah tetapi di Jawa dijumpai sampai ketinggian 1500 m
World Agroforesty Centre, 2002. 7.
Biologi dan ekologi budidaya
Macaranga  tanarius L.  Müll.  Arg.  dibudidayakan  untuk  berbagai
penggunaan.  Pohon  ini  dapat  digunakan  sebagai  pohon  hias  dan  biasanya digunakan dalam berbagai proyek untuk reboisasi di daerah Hawaii dan daerah
tropis lainnya. Di Sumatra, buah dari Macaranga tanarius L. Müll. Arg. dapat direbus  dan  dijadikan  gula  untuk  keperluan  sehari-hari.  Di  Indonesia  dan
Filipina, getah dari kulit kayunya dapat dijadikan lem. Macaranga tanarius L. Müll. Arg. dapat juga digunakan sebagai kayu bakar, seratnya dapat dijadikan
papan,  daunnya  dapat  digunakan  sebagai  pengobatan  antiinflamasi, antidiabetik, dsb dan pewarna World Agroforesty Centre, 2002.
8. Kandungan kimia
Phommart  dkk.  2005  menemukan  kandungan  baru  yaitu tanarifluranonol
,  tanariflavanon  C,  tanariflavanon  D  bersama  dengan  tujuh kandungan  lain  yaitu  nymphaeol  A,  nymphaeol  B,  nymphaeol  C,
tanariflavanone B,
blumenol A
vomifoliol, blumenol
B 7,8
dihydrovomifoliol dan annuionone E. Penelitian selanjutnya oleh Matsunami
dkk. 2006, ekstrak metanol  daun  Macaranga tanarius  L. Müll. Arg.  yang kemudian  difraksi  dengan  etil  asetat  di  ketahui  memiliki  banyak  kandungan
kimia  yang  dapat  di  isolasi  antara  lain  mallophenol  B,  lauroside  E,  methyl brevifolin  carboxylate
,  dan  hyperin  dan  isoquercitrin  serta  4  senyawa megastigmane
glucoside baru yang di beri nama macarangaiosides A-D seperti pada gambar 4.
Gambar 4. Struktur isolat senyawa mallophenol B, macarangioside A,
macarangioside B, macarangioside C, macarangioside D, lauroside E, methyl brevifoline carboxylate, serta campuran hyperin dan isoquercitrin dari daun
Macaranga tanarius L. Mull.-Arg. Matsunami, et al., 2006
Beberapa  tahun  kemudian,  dengan  menggunakan  pelarut  yang  sama ekstrak  metanol  fraksi  etil  asetat  dari  daun  Macaranga  tanarius  L.  Müll.
Arg. ditemukan 7 senyawa flavon yaitu macaflavanones A-G , bersama dengan 2 senyawa yang telah diketahui nymphaeol C dan diterpene kolavenol dengan
struktur seperti pada gambar 5 Kawakami, et al., 2008.
Gambar 5. Struktir isolasi senyawa macaflavanone A-G dan nymphaeol C
Kawakami, et al., 2008.
Mallotinic  acid,  corilagin,  macatanin A,  chebulagic  acid,  dan
macatanin B  merupakan  senyawa  ellagitannin  yang  ditemukan  pada  ekstrak
metanol  fraksi  etil  asetat  daun  Macaranga  tanarius  L.  Müll.  Arg.  dengan struktur seperti pada gambar 6 Gunawan-Puteri dan Kawabata, 2010.
Gambar 6. Struktur isolasi senyawa daun Macaranga tanarius L. Müll. Arg.
1 mallotinic acid 2 corilagin 3 macatannin A 4 chebulagic acid 5 dan
macatannin B Gunawan-Putri dan Kawabata, 2010
Pada gambar 6, terdapat rantai utama dengan rantai 4 rantai samping, di mana untuk mendapatkan senyawa-senyawa elligantin, struktur rantai utama
akan digabungkan dengan beberapa rantai samping. 1.  Senyawa  mallotinic  acid  akan  didapatkan  dengan  menggabungkan
antara struktur rantai utama dengan rantai valoneayl di rantai samping R3 dan R6 dan penambahan gugus OH di rantai R2 dan R4
2.  Senyawa corilagin didapatkan dengan menggabungkan struktur antara struktur rantai utama dengan rantai HHDP pada rantai samping R3 dan
R6 dan penambahan gugus OH di rantai R2 dan R4
3.  Macatannin A dan chebulagic acid memiliki struktur rantai chebuloyl di  rantai  samping  R2  dan  R4,  yang  membedakan  adalah  pada
macatannin A,  rantai  samping  R3  dan  R6  diisi  oleh  valoneayl,
sedangkan  chebulagic  acid  rantai  R3  dan  R6  diisi  oleh  HHDP Macatannin
B memiliki struktur rantai tanaroyl  di rantai samping R2 dan R4, serta memiliki sturktur rantai HHDP di rantai samping R3 dan
R6. Gunawan-Putri dan Kawabata, 2010
E. Metode Penyarian