58
B. Pembahasan
1. Peningkatan motivasi belajar
Motivasi belajar yang dimiliki siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. Model Pembelajara TGT terbukti efektif meningkatkan
motivasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan model pembelajaran ini memfasilitasi berbagai aspek dalam motivasi belajar untuk dapat muncul
dengan baik. Model ini mampu memunculkan faktor internal maupun ekseternal yang memicu meningkatnya motivas belajar siswa.
Model TGT mampu mendorong faktor motivasi internal siswa seperti berperan aktif, bersaing dalam kelompok, berprestasi dalam
turnamen, dan mempersiapkan diri dalam turnamen. Sedangan faktor motivasi eksternal yang dapat dimunculkan dari model ini adalah interaksi
antar teman dan guru. Interaksi tersebut terjadi saat proses diskusi maupun saat proses turnamen. Peningkatan motivasi belajar dalam
penelitian ini secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel. 16. Perbandingan Hasil Kuisioner Motivasi Belajar Siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
Rentang Nilai Siklus I
Siklus II Kriteria
Jumlah Siswa
Prosenta se
Jumlah Siswa
Prosenta se
81 - 100 3
15 14
74 Sangat baik
61 - 80 17
85 5
26 Baik
41 - 60 Cukup
21 - 40 Kurang
0 - 20 Sangat kurang
59
Dari tabel 16. dapat diketahui bahwa tingkat motivasi belajar siswa meningkat. Motivasi awal yang dimiliki siswa sudah dalam
katergori baik dan meningkat setalah mengalami proses pembelajaran. Pada siklus pertama dari 19 siswa sebanyak 85 siswa atau sebanyak 16
siswa memiliki motivasi yang termasuk dalam kategori baik sementara itu sisanya sebanyak 3 siswa termasuk dalam kategori sangat baik.
Sementara pada siklus II mengalami peningkatan, siswa yang memiliki motivasi denga kategori sangat baik menjadi 74 atau sebanyak 14
siswa dan siswa yang memiliki motivasi yang tergolong dalam kategori baik sebanyak 26.
Pada tabel berikut ini lebih terlihat faktor yang menyebabkan meningkatnya motivasi dilihat dari prosentase respon siswa pada
masing-masing aspek pernyataan.
Tabel. 17. Perbandingan Hasil Kuisioner Tiap Indikator Motivasi Belajar Siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
No Pernyataan
Siklus I Siklus II
Jumlah skor
Prosen tase
Jumlah skor
Prosen tase
1 Saya senang belajar Biologi
62 77.50
69 86.25
2 Saya mudah memahami pelajaran Biologi
56 70.00
63 78.75
3 Saya
bersedia mendengarkan
dan memperhatikan penjelasan dari guru dan
teman. 62
77.50 67
83.75 4
Saya berusaha mengerjakan soal dan tugas yang diberikan dengan senang hati
61 76.25
65 81.25
5 Saya bersemangat saat guru menggunakan
cara belajar yang baru 59
73.75 66
82.50 6
Saya tertarik mempelajari kembali materi yang telah diberikan oleh guru
57 71.25
66 82.50
60
No Pernyataan
Siklus I Siklus II
Jumlah skor
Prosen tase
Jumlah skor
Prosen tase
7 Saya
berperan aktif
dalam diskusi
kelompok 55
68.75 65
81.25 8
Saya memanfaatkan berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan diskusi
56 70.00
67 83.75
9 Saya
memberikan pendapat
untuk menjawab atau menyempurnakan jawaban
51 63.75
65 81.25
10 Saya puas dengan hasil yang dicapai tim
54 67.50
60 75.00
11 Saya bosan belajar biologi
57 71.25
63 78.75
12 Saya sulit memahami pelajaran dengan
sempurna 53
66.25 66
82.50 13
Saya bosan dengan penjelasan yang diberikan guru dan teman
56 70.00
66 82.50
14 Saya malas mengerjakan soal dan tugas
yang diberikan oleh guru 57
71.25 66
82.50 15
Saya tidak bersemangat dengan cara pembelajaran yang berubah-ubah
51 63.75
64 80.00
16 Pembelajaran yang sudah diberikan tidak
perlu dipelajari lagi 58
72.50 67
83.75 17
Saya malas melakukan diskusi kelompok 56
70.00 68
85.00 18
Saya hanya menggunakan penjelasan guru untuk menjawab pertanyaan diskusi
47 58.75
62 77.50
19 Saya lebih suka diam saat melakukan
diskusi 55
68.75 65
81.25 20
Hasil yang dicapai tim masih belum memberikan kepuasan bagi saya
41 51.25
62 77.50
Rata-Rata 69.00
81.38
Kondisi motivasi paling tinggi dipengaruhi oleh motif sosial hal ini memang terlihat nyata pada kondisi siswa sesungguhnya. Pada awal
pembelajaran siswa sangat terpengaruh dengan faktor dari luar seperti peran teman dan guru. Jika dalam kelompok terdapat teman yang
memiliki nilai tinggi maka mereka cenderung lebih tenang karena beranggapan akan mudah menyelesaikan tugas. Hal ini jugaa terbukti
pada kuisioner nomor 1 dan 3 pada pernyataann positif yang
61
mengungkapkan minat dan kesediaan siswa dalam mendengarkan penjelasan dari guru atau teman, sebanyak 77 siswa termotivasi oleh
faktor ini. Sedangkan pada item negatif pernyataan no 11,14 dan 16 juga menunjukkan aspek yang sama juga memiliki nilai tinggi yaitu 71
Namun pada siklus II pada item 1 dan 17 yang menunjukkan minat dan keterlibatan kognitif mengalami peningkatan menjadi 86
dan 85 yang didukung peningkatan aspek efikasi dan determinasi diri mendominasi peningkatan. Hal ini merupakan bentuk perubahan dari
diri siswa yang mulai memahami bahawa dalam pembelajaran ini tidak bergantung pada satu teman. Mereka mulai menyadari peranan masing-
masing pribadi sangat penting untuk kemajuan kelompok. Peningkatan ini terlihat pada item pernyataan nomor 4 sampai 6 pada item positif dan
14-16 pada item negatif. Hal yang sama juga ditunjukkan pada hasil pengamatan. Hasil pengamatan menunjukkan adanya peningkatan
motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran. Secara lengkap data hasil observasi adalah sebagai berikut :
Tabel 18. Perbandingan Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siswa kelas XD SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Pelajaran 20112012
No Aspek
Siklus I Siklus II
1 Perhatian siswa terhadap pembelajaran 93
86.67 2
Respon siswa
terhadap metode
pembelajaran 93
86.67 3
Motivasi siswa
mengikuti pembelajaran
87 93.33
4 Keaktifan siswa dalam berdiskusi 73
86.67 5
Kesunguhan dalam
melaksanakan permaian
80 100.00
62
No Aspek
Siklus I Siklus II
6 Tanggung
jawab terhadap
hasil turnamen
93 86.67
7 Kepuasan terhadap hasil belajar 80
93.33
Rata-Rata
85.71 90.48
Data tersebut merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati
aktivitas kelompok.
Rata-rata secara
keseluruhan menunjukkan bahwa seluruh kelompok memiliki kecenderungan positif
terhadap proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan dengan rata- rata sebesar 85-90 dari seluruh kelompok termotivasi atau sebanyak 4
kelompok menunjukkan adanya aktivitas yang mendukung motivasi belajar. Aspek yang medukung meningkatnya motivasi dalam kelompok
pada siklus I cenderung dipengaruhi faktor internal seperti perhatia terhadap pembelajaran dan respon terhadap metode yaitu sebanyak 93
kelompok, sementara pada siklus II pengaruh permainan mendominasi sumber motivasi belajar.
Namun pada kedua siklus terdapat beberapa aspek yang menglami penurunan yaitu aspek perhatian dalam pembelajaran, respon
terhadap pembelajaran dan tanggung jawab terhadap hasil. Berdasar pengamatan siklus kedua 3 aspek ini tidak muncul secara optimal. Hal
tersebut disebabkan siswa lebih bersemangat untuk melakukan permainan sehingga kurang begitu memperhatikan saat diberi penjelasan
materi di awal. Siswa juga tidak lagi mementingkan nilai yang diperoleh namun justru terfokus dengan banyaknya soal yang terjawab.
63
Agar dapat diketahui prosentase motivasi belajar maka dapat dilihat dari rata-rata hasil kuisioner dan hasil observasi yang dihitung
rata-rata maka diperoleh data sebagai berikut : Tabel 19. Rata-rata prosentase motivasi belajar dari hasil
kuisioner dan observasi No
Jenis data Siklus I
Siklus II 1
Rata-rata Kuisioner 72.81
76.81 2
Rata-rata Observasi 85.71
90.48 Rata-Rata
prosentase motivasi belajar
79.26 83.65
Untuk lebih jelasnya peninghatan motivasi belajar ini dapat dilihat pada grafik berikut :
Gambar 10. Grafik Perbandingan Rata-Rata Motivasi Belajar Siswa pada Siklus I dan II
Grafik tersebut menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar dilihat dari rata-rata kelas untuk hasil kuisioner dan motivasi
belajar. Besar peningkatan motivasi belajar adalah sebanyak 5 yaitu dari 79 menjadi 84 pada siklus II.
79,00 84,00
76 77
78 79
80 81
82 83
84 85
Siklus I Siklus II
p ro
se n
ta se
m o
ti v
a si
b e
la ja
r
64
Hasil dari observasi dan kuisioner yang telah dikemukan tersebut menunjukkan pengaruh positf model pembelajaran TGT terhadap
peningkatan motivasi belajar siswa. Model ini pada pembelajaran selanjutnya dapat diaplikasikan jika menghendaki adanya peningkatan
motivasi belajar. Moh. Uzer Usman 2005:40, menyatakan bahwa dalam
menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru harus: 1 melibatkan siswa secara aktif; 2 menarik minat dan perhatian siswa; 3
membangkitkan motivasi siswa; dan 4 memperhatikan perbedaan individu siswa.
2. Peningkatan Hasil Belajar