ini LTB
4
khusus disintesis di makrofag dan neutrofil alveolar dan bekerja kemotaksis yaitu menstimulasi migrasi leukosit Tjay dan Rahardja, 2002.
Reseptor nyeri nosiseptor merupakan ujung syaraf bebas yang berfungsi menerima rangsang nyeri. Reseptor nyeri tersebar luas dalam lapisan
interstitial kulit dan juga dalam jaringan dalam tertentu, seperti dinding arteri dan permukaan sendi. Reseptor nyeri dibagi menjadi tiga yaitu mekanoreseptor,
termoreseptor, dan kemoreseptor. Mutschler, 1986
D. Analgetika
Analgetika adalah senyawa yang dalam dosis teraupetik meringankan atau menekan rasa nyeri, tanpa memiliki kerja anestesi umum Mutschler, 1986
efek analgesik dapat tercapai dengan berbagai cara, seperti menekan kepekaan reseptor terhadap rangsang nyeri, mekanik, kimiawi, termik atau listrik di pusat
Anonim, 1991. Kemajuan penelitian dalam dasawarsa terakhir ini memberikan
penjelasan mengapa kelompok heterogen tersebut memiliki kesamaan efek terapi dan efek samping. Ternyata sebagian besar efek samping dan terapinya
berdasarkan atas penghambatan biosintesis prostaglandin Anonim, 1995. Analgesik dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu analgesik opioid
narkotik dan analgesik non narkotik.
1. Analgesik Opioid narkotik
Analgesik narkotik merupakan kelompok obat yang memiliki sifat-sifat seperti opium dan morfin. Meskipun memperlihatkan berbagai efek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
farmakodinamik yang lain, golongan obat ini terutama digunakan untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri.
Tetapi semua analgesik opioid menimbulkan adiksi, maka usaha untuk mendapatkan suatu analgesik yang ideal masih tetap diteruskan dengan tujuan
mendapatkan suatu analgesik yang sama kuat dengan morfin tanpa bahaya adiksi Anonim, 1995
Yang termasuk golongan obat opioid antara lain : a.
obat yang berasal dari opium-morfin. b.
senyawa semi sintetik morfin; dan c.
senyawa sintetik yang berefek seperti morfin Obat yang mengantagonis efek opioid disebut antagonis opioid. Reseptor
tempat terikatnya opioid ke sel otak disebut reseptor opioid Anonim, 1995.
2. Analgesik non narkotik
Analgesik non
narkotik mempunyai
aktivitas antipiretik, disamping meringankan nyeri. Obat-obatan golongan ini terbukti mempengaruhi
metabolisme atau kerja sejumlah mediator biokimia dan sel pada proses peradangan. Mekanisme kerjanya yakni menghambat atau menghalangi
biosintesis prostaglandin dan metabolisme yang bersangkutan yang merupakan penyebab nyeri, demam dan radang. Analgesik non narkotik mempunyai
mekanisme perifer maupun sentral dalam meredakan nyeri Hite, 1995. Analgesik golongan ini diabsorbsi dengan baik dan cepat. Kebanyakan
analgesik golongan ini berdaya antipiretik dan antiradang. Oleh karena itu obat ini tidak hanya digunakan sebagai obat anti nyeri saja tetapi juga pada gangguan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
demam dan peradangan. Obat ini banyak digunakan pada nyeri ringan sampai sedang, seperti sakit kepala, sakit gigi, otot, perut, haid, dll. Tjay dan Rahardja,
2002 Menurut Tjay dan Rahardja 2002, rasa nyeri dapat dilawan dengan
beberapa cara yakni : 1.
merintangi terbentuknya rangsangan pada reseptor nyeri perifer dengan analgetika perifer
2. merintangi penyaluran rangsangan di saraf–saraf sensoris, misalnya dengan
anastetika lokal. 3.
blokade pusat di SSP dengan analgetika sentral narkotika atau dengan anastetika umum.
Untuk memperoleh efek analgesik yang optimal dari suatu obat, diperlukan beberapa kriteria atau sifat–sifat farmakokinetika sebagai berikut :
1. diabsorbsi dengan cepat dan sempurna, dengan ketersediaan hayati absolut
100 . 2.
terdistribusi secara cepat dan baik ke jaringan target dengan konsentrasi yang tidak terlalu tinggi di organ–organ untuk mengurangi efek samping.
3. eliminasinya cepat, baik melalui hepar maupun ginjal untuk mencegah
terjadinya penimbunan obat, khususnya pada penderita ginjal dan hepar Soelistiono, 2002 cit Wiandini, 2005.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Psikofarmaka Otak Anestetika
Analgetika yang bekerja sentral
Sumsum tulang
belakang
Saraf Anestetika konduksi
Reseptor Nyeri Anestetika permukaan
Analgetika yang bekerja perifer
Gambar 5. Bagan kemungkinan pengaruh macam–macam obat terhadap nyeri Mutschler, 1986
E. Parasetamol