BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian tentang efek analgesik jus umbi wortel Daucus carota L. pada mencit betina ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan
rancangan acak lengkap pola searah.
B. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel utama
a. Variabel bebas : dosis jus umbi wortel Daucus carota L..
Dosis jus umbi wortel adalah jumlah gram umbi wortel tiap kilogram berat badan hewan uji.
b. Variabel tergantung : jumlah geliat mencit dalam 1 jam
Daya analgesik jus umbi wortel adalah kemampuan jus tersebut mengurangi rasa nyeri dengan ditandai adanya penurunan jumlah geliat pada
hewan uji. 2.
Variabel terkendali a.
mencit putih galur Swiss b.
berat badan 20-30 gram c.
jenis kelamin betina d.
umur 2-3 bulan
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Variabel tak terkendali
Keadaan patologis dan ketahanan tubuh hewan uji mencit putih betina.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : a.
alat pembuat jus blender b.
stopwatch c.
spuit injeksi ukuran 1 ml dan spuit per oral 1 ml d.
seperangkat alat gelas yang berupa : labu ukur, beker glass, pengaduk, erlenmeyer, gelas ukur, pipet tetes.
e. neraca analitik
f. morter dan stamper
g. lempeng KLT
h. bejana
i. kamera
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: a.
mencit betina galur Swiss, usia 2-3 bulan, berat badan 20-30 gram. b.
umbi wortel yang diperoleh dari perkebunan sayur dan buah Kopeng, Jawa Tengah.
c. asam asetat sebagai perangsang nyeri.
d. parasetamol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. natrium karboksimetil
f. β karoten
g. sikloheksan
h. silika gel GF
254
, sebagai fase diam
D. Tata Cara Penelitian
1. Pengumpulan dan determinasi tanaman
Tanaman wortel yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari sentra buah dan sayuran Kopeng, Jawa Tengah. Setelah mendokumentasikan tanaman,
kemudian dideterminasi di laboratorium Farmakognosi Fitokimia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sehingga, bisa dipastikan bahwa tanaman yang
digunakan untuk percobaan adalah benar-benar tanaman wortel. 2.
Pembuatan jus umbi wortel Umbi wortel dipilih yang tidak mengalami kerusakan, lalu dikupas
kemudian diblender dengan penambahan aquades, sehingga didapatkan jus umbi wortel yang masih mengandung ampas yang terdispersi didalamnya. Selanjutnya
agar dapat diinjeksikan peroral, maka konsentrasi jus umbi wortel yang digunakan adalah 25 konsentrasi yang dapat ditarik masuk spuit peroral.
3. Uji kualitatif
Uji kualitatif dilakukan untuk mengetahui adanya senyawa beta-karoten C
40
H
56
dalam umbi wortel, menggunakan Kromatografi Lapis Tipis KLT. Fase diam yang digunakan adalah silika gel GF
254
, sedangkan fase geraknya campuran sikloheksan : dietil eter 80 : 20 VV. pembanding yang digunakan adalah larutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
β karoten dalam kloroform. 4.
Penentuan dosis jus umbi wortel Dosis yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,5; 1; 2; 4; 8 gkgBB.
Penentuan besarnya dosis ini dapat dilihat pada lampiran. 5.
Pemilihan dosis asam asetat Penentuan dilakukan pada konsentrasi 1, dimana larutan ini dibuat
dengan cara pengenceran asam asetat glasial. kemudian larutan ini diuji pada 3 peringkat dosis, yaitu : 25 mgkgBB; 50 mgkgBB; dan 75 mgkgBB. dicari dosis
yang menyebabkan jumlah geliat yang tidak terlalu banyak dan sedikit, sehingga memudahkan pengamatan.
6. Penetapan kriteria geliat
Penentuan besarnya daya analgesik dengan metode rangsang kimia tergantung dengan pengamatan dan jumlah geliat yang terjadi, sehingga disini
perlu ditetapkan kriteria geliat yang sering terjadi. Geliat yang diamati yaitu geliat dengan kriteria menarik satu atau kedua kaki kebelakang.
11. Penentuan waktu pemberian rangsang
Penentuan ini dilakukan dengan harapan pada selang waktu pemberian bahan uji dengan asam asetat, telah terjadi absorbsi sehingga dapat segera
menimbulkan efek. 8.
Pembuatan larutan CMC Na 1 Larutan CMC Na 1 dibuat dengan cara melarutkan serbuk CMC Na
sebanyak 1 gram dalam air panas sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga mengembang kemudian ditambahkan air sampai 100 ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Pembuatan suspensi parasetamol 1
Suspensi parasetamol 1 dibuat dengan cara menimbang 100 mg parasetamol kemudian digerus dan ditambahkan CMC Na 1 sedikit demi sedikit
hingga volumenya 10 ml. 10.
Penentuan dosis parasetamol Dosis parasetamol yang biasa digunakan manusia sebesar 500 mg50kg
BB. Dikonversikan pada mencit diperoleh dosis 91 mgkg BB, sedangkan kedua dosis lainnya diperoleh dengan menaikkan dosis 91 mgkg BB sebesar satu
seperempat dan satu setengahnya. Hasil orientasi ini digunakan sebagai kontrol positif.
11. Pemilihan kontrol negatif
Kontrol negatif digunakan sebagai pembanding terhadap zat yang akan diuji, karena tidak mempunyai efek analgesik. Disini kontrol negatif yang diuji
adalah aquades dan CMC Na 1. Adapun dosis yang digunakan masing-masing sebesar 20 mlkg BB dan 200 mgkg BB, sehingga diperoleh volume pemberian
secara peroral sekitar 0,5 ml. 12. Perlakuan pada hewan uji
Sebelum diperlakukan mencit dipuasakan selama 18 jam dengan tetap melakukan pemberian minum. Mencit sebanyak 42 ekor dalam keadaan sehat
dibagi menjadi 7 kelompok, tiap kelompok terdiri atas 6 ekor dengan pembagian secara acak. Kelompok I merupakan kelompok kontrol negatif dengan pemberian
aquades, sedangkan kelompok II sebagai kontrol positif diberi suspensi parasetamol dengan dosis hasil orientasi dalam CMC Na 1. Kelompok III – VII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
merupakan kelompok perlakuan dengan pemberian jus umbi wortel secara oral. Sepuluh menit kemudian diberi rangsang kimia berupa asam asetat 1 dengan
dosis hasil orientasi diberikan secara intra peritoneal kemudian respon geliat diamati dengan selang waktu 5 menit selama 1 jam.
13. Perhitungan persen proteksi geliat Besarnya penghambatan jumlah geliat dihitung dengan menggunakan
persamaan Handershot dan Forsaith, yaitu : proteksi rangsang nyeri =
100 100
⎥ ⎦
⎤ ⎢
⎣ ⎡
⎭ ⎬
⎫ ⎩
⎨ ⎧
× ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ −
K P
Keterangan : P = jumlah kumulatif geliat hewan uji setelah pemberian jus buah tomat.
K = Jumlah rata–rata kumulatif geliat hewan uji kontrol negatif.
Data prosentase proteksi geliat tersebut kemudian dianalisis menggunakan analisa variansi satu arah dengan taraf kepercayaan 95.
Perubahan persen proteksi geliat terhadap kontrol positif dihitung menggunakan rumus :
Perubahan proteksi rangsang nyeri = 100
× −
Kp P
Kp
Keterangan : P = proteksi rangsang nyeri pada tiap kelompok perlakuan
Kp = rata–rata proteksi rangsang nyeri pada kontrol positif Utami, 2000 cit Putra, 2003.
14. Analisis data Setelah melalui proses diatas, data yang terkumpul dari pengamatan
geliat selama 1 jam pada masing-masing kelompok kemudian dianalisis dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kolmogorof-Smirnov untuk melihat distribusi data. Apabila diketahui data berdistribusi normal maka analisis dilanjutkan dengan anava satu arah dengan
taraf kepercayaan 95 untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antar kelompok. Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan tersebut bermakna atau tidak,
dilakukan dengan uji Scheffe.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN