Analisis Hasil Pengukuran Analisa Kapabilitas Proses

2. Mengukur Level Sigma Untuk mengukur level sigma bisa digunakan alat bantu berupa tabel konversi sigma ataupun kalkulator sigma, tapi disisni peneliti menggunakan Microsoft exel dengan memasukkan formula sebagai berikut : =NORMSINV1000000-DPMO1000000+1,5 =NORMSINV1000000-144001000000+1,5 Dan hasilnya adalah nilai sigma = 3,706 Tabel 4.18 Kapabilitas Proses Bulan Januari – Juni 2011 Keterangan Nilai Total Pemeriksaan 3.043 Total Defect 263 CTQ 6 DPMO 17.109 Sigma 3,706

4.2.3 Analyse

Merupakan langkah operasional ketiga dalam program peningkatan kualitas Six Sigma.

4.2.3.1 Analisis Hasil Pengukuran

Berdasarkan pengukuran dari tahap sebelumnya, telah diketahui tingkat DPMO dan level sigma selama bulan Januari – Juni 2011 yang kemudian akan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dijadikan baseline kinerja dari siklus DMAIC. Dengan hasil tersebut kita bisa mengetahui tingkat COPQ Cost of Poor Quality Pada bulan Januari – Juni 2011 telah dilakukan pemeriksaan sebanyak 3.043 kali dengan jumlah defect yang ditemukan sebanyak 263 dari 6 jenis defect yang ada. Tingkat DPMO yang didapat adalah sebesar 14.404 dan level sigmanya adalah 3,706. Tabel 4.19 COPQ Cost of Poor Quality pada level sigma dan DPMO COPQ Cost of Poor Quality Tingkat Pencapaian Sigma DPMO COPQ 1-sigma 2-sigma 3-sigma 4-sigma 5-sigma 6-sigma 691.462 sangat tidak kompetitif 308.538 rata2 industri indonesia 66.807 6.210 rata2 industri USA 233 3,4 industri kelas dunia Tidak dapat dihitung Tidak dapat dihitung 25-40 dari penjualan 15-25 dari penjualan 5-15 dari penjualan 1 dari penjualan Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dengan level sigma sebesar 3,706 adalah mempunyai COPQ kira-kira sebesar 25 – 40 dari penjualan.

4.2.3.2 Analisa Kapabilitas Proses

Analisa terhadap nilai kapabilitas proses yang memiliki nilai DPMO terbesar dan mengidentifikasi sumber-sumber penyebab scrap dengan cara brainstorming dengan pihak perusahaan khususnya pada proses produksi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Identifikasi penyebab scrap ini dilakukan dengan menggunakan fishbone diagram diagram tulang ikan. Karena telah diketahui bahwa kapabilitas proses yang memiliki nilai DPMO terbesar adalah proses produksi pada bulan April 2011 dan penyebab scrap terbesar pada proses produksi ini adalah Cat menggumpal sesuai dengan data scrap maka penyebab yang potensial ini akan diidentifikasi dengan menggunakan diagram tulang ikan fishbone diagram. Nilai DPMO sesuai dengan tabel 4.15. Tabel 4.20 Rekapan nilai kapabilitas proses produksi pada bagian produksi. Bulan Total Produk Total Defect DPMO Sigma CTQ Deskripsi CTQ Januari 2011 510 39 12.745,10 3,73 6 Pebruari 2011 452 30 11.062,00 3,79 6 Maret 2011 345 29 14.010,00 3,70 6 April 2011 727 83 19.028,00 3,57 6 Mei 2011 475 38 13.334,00 3,72 6 Cat tidak rata, Cetakan meluber, Ukuran tidak presisi, Cat menggumpal, Penyok, Adanya guretan Juni 2011 534 44 13.733,00 3,70 6 Dari nilai DPMO dan Kapiabilitas Sigma dalam Tabel 4.20 apabila diaplikasikan ke dalam grafik maka akan tampak seperti dalam Gambar dan Gambar berikut ini : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 4.9 Grafik Pola DPMO Gambar 4.10 Grafik Pola Kapabilitas Sigma Berdasarkan gambar 4.9 dan 4.10 diatas, untuk tingkat DPMO dan Kapabilitas Sigma belum mencapai 6 sigma dan juga belum konsisten, masih bervariasi naik turun, sekaligus menunjukkan bahwa proses produksi velg mobil Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. belum dikelolah secara tepat. Apabila suatu proses dikendalikan dan ditingkatkan, maka DPMO akan mengalami penurunan sepanjang waktu dan kapabilitas sigma juga akan mengalami peningkatan secara terus-menerus. Nilai sigma menunjukkan gambaran kinerja proses, dari tabel diatas nilai sigma paling rendah adalah proses produksi pada bulan April 2011 dengan nilai DPMO menggambarkan kemampuan proses sebesar 19.028,00 yang dikonversikan dengan nilai sigma yaitu sebesar 3,57 sigma. Sedangkan nilai DPMO terendah adalah pada proses produksi pada bulan Pebruari 2011 yaitu sebesar 11.062,00 yang dikonversikan dengan nilai sigma adalah 3,78 sigma. Identifikasi terhadap penyebab defect pada proses yang memiliki nilai DPMO terkecil yaitu pada bulan Pebruari 2011. Identifikasi ini dengan menggunakan fishbone diagram diagram tulang ikan bersama-sama dengan pihak manajemen untuk mendapatkan potential cause dari berbagai jenis kecacatan. Sebelum melakukan analisa lebih lanjut, berdasarkan CTQ yang telah ditentukan maka dilakukan analisa untuk mengetahui penyebab cacat tertinggi. Hal tersebut dapat dilihat pada diagram pareto. Berdasarkan Tabel 4.2 bulan Januari – Juni’11, maka perhitungan prosentase cacat tidak rata sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.21 Hasil Analisis Kecacatan Urutan Jenis Kecacatan Frekuensi Frekuensi Komulatif Prosentase dari Total Prosentase Komulatif

1. Cat Tidak Rata 2. Cetakan Meluber

3. Ukuran Tdk Presisi 4. Cat Menggumpal 5. Penyok 6. Adanya Guretan 31 32 33 57 49 61 31 63 96 153 202 263

11,79 12,17

12,54 21,68

18,63 23,19

11,79 23,96

36,5 58,18

76,81 100 Jumlah Kecacatan 263 - 100 - Contoh perhitungan persentase defect : 79 , 11 100 263 31 100 kecacatan Jumlah cacat frekuensi P    x x rosentase Gambar 4.11 Diagram Pareto Dari diagram pareto diatas dapat diketahui bahwa urutan jenis cacat tertinggi yang terjadi adalah cacat Adanya guretan sebesar 23,19, cacat Cat menggumpal sebesar 21,68 , penyok sebesar 18,63 , cacat Ukuran tidak Diagram Pareto Kecacatan Produk Velg Davino 32 33 57 49 61

11.79 12.17