Sistematika Penulisan Peranan sekolah Katolik dalam mengembangkan kepedulian sosial remaja usia SMA
b. Remaja madya
middle adolescent
Sementara dalam tahap remaja madya
middle adolescent
remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman yang mengakuinya. Ada
kecenderungan narsistis yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang sama dengan dirinya, selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena
tidak tahu memilih yang mana peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau pesimistis, idealis atau materialis, dan sebagainya. Remaja usia SMA
berada dalam tahap ini.
c. Remaja akhir
late adolescent
. Pada tahap remaja akhir
late adolescent
, remaja mengalami masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal, yaitu:
Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek, egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam pengalaman-
pengalaman baru, terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi, egosentrisme terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri diganti dengan
keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain dan tumbuh ”dinding” yang memisahkan diri pribadinya
private self
dan masyarakat umum.
3. Tugas Perkembangan Remaja Usia SMA
Menurut Robert Havighrust dalam Adam Gullota 1983: 86 periode yang beragam dalam kehidupan individu menuntut untuk menuntaskan tugas-tugas
perkembangan yang khusus. Tugas-tugas ini berkaitan erat dengan perubahan
kematangan, persekolahan, pekerjaan, pengalaman beragama, dan hal lainnya sebagai prasyarat untuk pemenuhan dan kebahagiaan hidupnya. Selanjutnya Havighrust
mengartikan tugas-tugas perkembangan itu sebagai “
A developmental ta sk is a task which arises at or about a certain period in the life of the individual, successful
achievement of which leads to his happiness and to success with later task, while failure leads to unhappiness in the individual, disapproval by society and difficulty
with later task
. ”
Maksudnya, bahwa tugas perkembangan itu merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas
itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya. Sementara apabila gagal, maka akan
menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas
berikutnya. Tugas-tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku, atau
keterampilan yang seyogianya dimiliki oleh individu, sesuai dengan usia atau fase perkembangannya.
Elizabeth Hurlock 1980:
209 menyebut tugas-tugas
perkembangan ini sebagai
social expectations
. Dalam arti, setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang penting dan
memperoleh pola perilaku yang disetujui bagi berbagai usia sepanjang rentang kehidupan.