Rumusan Masalah Tujuan Penulisan
Sarlito W. Sarwono 1991: 9 mengutip pernyataan WHO
World Health Organization
pada tahun 1974, tentang definisi remaja yang bersifat konseptual. Secara biologis remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat
pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya
tanda-tanda seksual sekunder mulai nampak. Sementara itu, secara psikologis individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak
menjadi dewasa. Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti tercapainya identitas diri tercapainya fase genital dari
perkembangan psikoseksual dan tercapainya puncak perkembangan konitif maupun moral.
Menurut Sarlito W. Sarwono 1991: 14-15 mendefinisikan remaja untuk masyarakat Indonesia sulit karena Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat
dan tingkatan sosial-ekonomi maupun pendidikan. Tidak ada profil remaja Indonesia yang seragam dan berlaku secara nasional. Walaupun demikian, sebagai pedoman
umum kita dapat menggunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah untuk remaja Indonesia dengan pertimbangan antara lain secara fisik usia 11 tahun sudah
dianggap akil balik dan pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai nampak. Dengan begitu, secara sosial, di banyak masyarakat di Indonesia, mereka tidak lagi
diperlakukan sebagai anak-anak. Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberi peluang
bagi mereka yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada
orangtua, belum mempunyai hak-hak penuh sebagai orang dewasa. Dengan kata lain, orang-orang yang sampai batas usia 24 tahun belum dapat memenuhi persyaratan
kedewasaan sosial maupun psikologis, masih dapat digolongkan sebagai remaja. Di Indonesia sendiri, individu yang duduk di bangku SMA adalah mereka yang rata-rata
berusia 15-17 tahun, sehingga dapat disimpulkan bahwa remaja usia SMA adalah individu yang dalam usia 15-17 tahun yang sedang bertumbuh menjadi dewasa dan
dalam masa berintegrasi yang mengarah pada hubungan sosial dengan masyarakat.
2. Tahap – tahap Perkembangan Remaja
Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada tiga tahap perkembangan remaja Sarwono, 2010: 110-112, yakni remaja awal
early adolescent
, remaja madya
middle adolescent
dan remaja akhir
late adolescent
. Tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Remaja awal
early adolescent
Pada tahap remaja awal, seorang remaja masih terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan - dorongan
yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Dengan
dipegang bahunya saja oleh lawan jenis ia sudah berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap ego
menyebabkan para remaja awal ini sulit dimengerti orang dewasa.