2.3. Kerangka Pikiran
Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan diatas maka dapat dibuat premis-premis sebagai berikut :
Premis 1: Semakin tinggi jumlah pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak semakin tinggi penghindaran pajak yang terjadi, Srinivasan dalam Nurmantu,
2003:158. Premis 2 : Kejujuran wajib pajak merupakan salah satu faktor terpenting dalam
penerapan self assessment system. Nurmantu, 2003:148. Premis 3:Disiplin adalah sikap perseorangan atau kelompok yang menjamin adanya
kepatuhan terhadap perintah-perintah yang berinisiatif untuk melakukan suatu tindakan yang perlu seandainya tidak ada perintah. Ma’arat, 1982:90.
Premis 4 : Menyatakan bahwa adanya keinginan yang kuat dari sebagian masyarakat untuk tidak membayar, karena ketidakrelaan untuk mengalihkan sebagian
kekayaan kepada Negara. Simatupang, 2002. Premis 5 : Kesadaran perpajakan berkonsekuensi logis untuk para wajib pajak agar
mereka rela memberikan kontribusi dana untuk pelaksanaan fungsi perpajakan, dengan cara membayar kewajiban pajaknya. Suparmoko,
1992:25 Premis 6 :Teori reinforcement yang menyatakan adanya pengaruh yang membantu
membentuk kepribadian seseorang untuk menjadi lebih patuh. Thoha, 2004:58
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Untuk memudahkan analisis dan menguji hipotesis, maka dapat digambarkan dalam suatu diagram kerangka pikiran yaitu sebagai berikut.
Gambar 2.1. Diagram Kerangka Pikiran
Kesadaran Wajib Pajak X
1
Kejujuran Wajib Pajak X
2
Kedisiplinan Wajib Pajak X
4
Regresi Linear
Berganda
2.4. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah, maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Kesadaran wajib pajak, kejujuran wajib pajak, hasrat membayar pajak, dan kedisiplinan wajib pajak berpengaruh secara parsial terhadap kecenderungan
penghindaran pajak. Penghindaran pajak Y
Hasrat Membayar Pajak X
3
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.1.1. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan pendefinisian konsep-konsep penelitian menjadi variabel-variabel penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan batasan dan
menghindari perbedaan persepsi terhadap makna variabel penelitian. Menurut Nazir 2005:126 definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
variabel tersebut. Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini :
a. Variabel bebas X, yang terdiri dari 4 macam variabel, yaitu:
1 Kesadaran wajib Pajak X
1
Suatu sikap sadar, mengetahui, mengerti, memahami, tentang arti, fungsi, manfaat, tata cara serta kewajiban sebagai wajib pajak yang dimiliki oleh diri
wajib pajak, sesuai dengan perundangan perpajakan yang berlaku. 2
Kejujuran Wajib Pajak X
2
Suatu sikap ketulusan hati yang dimiliki oleh wajib pajak untuk jujur dan terbuka dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.