Wahana Perolehan data SISTEM PENGINDERAAN JAUH

85 Tabel 3.3 Wahana, sensor, dan detektor

4. Wahana

Kendaraan yang membawa alat pemantau dinamakan wahana. Berdasarkan ketinggian peredaran atau tempat pemantauannya, wahana di angkasa dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu: 1 Pesawat terbang rendah sampai medium Low to medium altitude aircraft, dengan ketinggian antara 1000 meter sampai 9000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan ialah citra foto foto udara. 2 Pesawat terbang tinggi high altitude aircraft, dengan ketinggian sekitar 18.000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan yaitu foto udara dan multispectral scanners data. 3 Satelit, dengan ketinggian antara 400 km sampai 900 km dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan ialah citra satelit. Inframerah thermal = solid state detector dalam scanner dan detector = quantum detector 3,5 – 30,0 Kabut tipis, asap Siang – Malam Gelombang mikro = scanner dan radiometer = antenna dan sircuit 10 3 – 10 6 Kabut tipis, asap Kabutawan Siang – Malam Radar = scanner dan radiometer = antenna dan sircuit 8,3 – 10 3 1,3 – 10 6 Kabut tipis, asap Awan hujan Siang – Malam No Wahana Sensor Detektor 1 Fotografik Balon udara, Kamera Film pesawat udara 2 Thermal Pesawat udara Scanner Pita magnetik 3 Gelombang mikro Pesawat udara, satelit Scanner Pita magnetik dan radar 4 Satelit Satelit Scanner Pita magnetik Sistem Penginderaan Jauh Di unduh dari : Bukupaket.com 86

5. Perolehan data

Perolehan data dapat dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan interpretasi secara visual. Selain itu, dapat pula dengan cara numerik atau digital yaitu dengan menggunakan komputer. Foto udara pada umumnya diinterpretasi secara manual, sedangkan data hasil penginderaan jauh secara elektronik dapat diinterpretasi secara manual maupun secara numerik. Interpretasi citra Di dalam penginderaan jauh, interpretasi citra merupakan langkah yang harus dilakukan agar kita mendapatkan informasi dari citra untuk dimanfaatkan. Menurut Este dan Simonett 1975, interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut. Jadi, di dalam interpretasi citra, penafsir mengkaji citra dan berupaya mengenali objek melalui tahapan kegiatan: deteksi, identifikasi, dan analisis. 1 Deteksi Deteksi adalah usaha penyadapan data secara global, baik yang tampak maupun yang tidak tampak. Di dalam deteksi ditentukan ada tidaknya suatu objek. Misalnya, objek berupa savana. 2 Identifikasi Identifikasi adalah kegiatan untuk mengenali objek yang tergambar pada citra. Objek ini dapat dikenali berdasarkan ciri yang terekam oleh sensor dengan menggunakan alat stereoskop. Ada tiga ciri utama yang dapat dikenali, yaitu ciri spektral, ciri spasial, dan ciri temporal. a Ciri spektral , merupakan ciri yang dihasilkan oleh interaksi antara tenaga elektromagnetik dengan objek. Ciri spektral dinyatakan dengan rona dan warna. Rona adalah tingkat kegelapan atau kecerahan objek pada citra. Adapun faktor yang mempengaruhi rona antara lain: 1 Karakteristik objek permukaan kasar atau halus. 2 Bahan yang digunakan jenis film yang digunakan. 3 Pemrosesan emulsi diproses dengan hasil redup, setengah redup, dan gelap. 4 Keadaan cuaca cerah atau mendung. 5 Letak objek pada lintang rendah atau tinggi. 6 Waktu pemotretan penyinaran pada bulan Juni atau Desember. b Ciri spasial, merupakan ciri yang terkait dengan ruang yang meliputi: Di unduh dari : Bukupaket.com 87 1 Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra yang dinyatakan dalam bentuk kasar, sedang dan halus. Misalnya: hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang, dan semak bertekstur halus. 2 Bentuk adalah gambar yang mudah dikenali. Contoh: gedung sekolah pada umumnya berbentuk huruf I, L dan U atau persegi panjang; gunung api misalnya berbentuk kerucut. 3 Ukuran adalah ciri objek berupa jarak, luas, tinggi lereng, dan volume. Ukuran objek pada citra berupa skala. Contoh, lapangan olah raga sepak bola dicirikan oleh bentuk segi empat dan ukuran yang tetap. 4 Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai banyak objek bentukan manusia dan beberapa objek alamiah. Contoh, pola aliran sungai menandai struktur biologis. Pola aliran trellis menandai struktur lipatan. Permukiman transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur, yaitu ukuran rumah yang jaraknya seragam, dan selalu menghadap ke jalan. Kebun karet, kebun kelapa, dan kebun kopi mudah dibedakan dengan hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya yang teratur, yaitu dari pola serta jarak tanamnya. 5 Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya. Contoh: permukiman pada umumnya memanjang pada pinggir beting pantai, tanggul alam, atau sepanjang tepi jalan; persawahan, banyak terdapat di daerah dataran rendah; dan sebagainya. 6 Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau objek yang berada di daerah gelap. Bayangan juga dapat merupakan kunci pengenalan yang penting dari beberapa objek yang justru dengan adanya bayangan menjadi lebih jelas. Contoh: lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan; cerobong asap dan menara tampak lebih jelas dengan adanya bayangan. Foto-foto yang sangat condong biasanya memperlihatkan bayangan objek yang tergambar dengan jelas. 7 Asosiasi adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek lainnya. Contoh, stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu bercabang. c Ciri temporal Ciri temporal adalah ciri yang terkait dengan benda pada saat perekaman. Misalnya; rekaman sungai pada saat musim hujan tampak cerah, sedangkan pada saat musim kemarau tampak gelap. Pada dasarnya interpretasi citra terdiri atas dua kegiatan utama, yaitu perekaman data citra dan penggunaan datanya untuk tujuan tertentu. Perekaman data citra berupa pengenalan objek dan unsur yang tergambar pada citra Di unduh dari : Bukupaket.com 88 serta penyajiannya ke dalam bentuk tabel, grafik, dan peta tematik. Urutan kegiatan melalui tahapan sebagai berikut: 1 menguraikan atau memisahkan objek yang memiliki rona berbeda; 2 ditarik garis batasdeliniasi bagi objek yang memiliki rona sama; 3 setiap objek dikenali berdasarkan karakteristik spasial dan unsur temporalnya; 4 objek yang sudah dikenali, diklasifikasi sesuai dengan tujuan interpretasinya; 5 digambarkan ke dalam peta kerja atau peta sementara; 6 untuk menjaga ketelitian dan kebenarannya, dilakukan pengecekan medan lapangan; 7 interpretasi akhir berupa pengkajian atas pola atau susunan keruangan objek; 8 dipergunakan sesuai tujuannya. Untuk penelitian murni, kajiannya diarahkan pada penyusunan teori, dan analisisnya digunakan untuk penginderaan jauh; sedangkan untuk penelitian terapan, data yang diperoleh dari citra digunakan untuk analisis dalam bidang tertentu. Pengenalan objek dalam menginterpretasi citra merupakan bagian yang sangat penting. Tanpa pengenalan identitas dan jenis objek, maka objek yang tergambar pada citra tidak mungkin dianalisis. Prinsip pengenalan objek pada citra didasarkan pada penyelidikan karakteristiknya pada citra. Selain delapan unsur di atas rona, tekstur, bentuk, ukuran, pola, situs, bayangan, dan asosiasi dalam menginterpretasi citra, juga tidak kalah pentingnya mengenal bentuk fisik foto udara dan menentukan skalanya. Bentuk fisik foto udara adalah persegi dengan ukuran standar 23 cm × 23 cm. Setiap lembaran foto udara memiliki informasi tepi, yaitu sebagai berikut. 1 Tanda fiducial , yaitu titik tengah pada setiap tepi foto udara. 2 Titik prinsipal , yaitu representasi dari posisi kamera yang tegak lurus terhadap objek permukaan bumi. Titik prinsipal merupakan titik tengah yang diperoleh dari pertemuan garis lurus yang ditarik dari setiap titik fiducial. 3 Waterpass, untuk mengetahui tegak atau miringnyaobjek yang direkam. Jika dalam informasi waterpass terliht lebih kecil dari angka 3, foto udara dianggap tegak. 4 Jam terbang, yaitu informasi tentang waktu pemotretan dilakukan. Jam terbang dapat menunjukkan arah mata angin dari foto udara. 5 Fokus kamera, yaitu untuk mengetahui panjang fokus kamera yang digunakan dalam menghitung skala foto udara. Fokus kamera dinyatakan dalam satuan milimeter. Di unduh dari : Bukupaket.com 89 6 Altimeter, yaitu informasi untuk mengetahui ketinggian pesawat pada objek yang dipotret. Satuan yang digunakan yaitu meter dan kilometer. 7 Informasi lembaga, yaitu nama lembaga yang melakukan pemotretan. 8 Nomor foto udara, yaitu untuk menyatakan lembar atau jalur terbang daerah pemotretan. Agar lebih jelas tentang bagian-bagian dari bentuk fisik foto udara, kamu dapat mengetahuinya dari gambar 3.9 berikut. Gambar 3.9 Bagian-bagian fisik dari foto udara di daerah Lembang Bandung Sumber: Bakosurtanal, 1990 Untuk mengetahui skala foto udara yang akan digunakan, maka perlu diamati mengenai penggunaan kamera. Gambar 3.10 Skala foto udara tegak di daerah datar Sumber: Lillesand and Kiefer, 1990, halaman 99 titik fidusial titik prinsipal informasi lembaga altimeter jam terbang waterpass fokus kamera nomor lembar Di unduh dari : Bukupaket.com 90 Gambar tersebut menunjukkan bahwa panjang fokus berbanding dengan jarak kamera terhadap objek, panjang film berbanding dengan jarak datar di foto. Karena itu, skala dperoleh dari perbandingan antara jarak di foto dan jarak datar di lapangan. Penentuan skala pada foto udara, dapat diformulasikan melalui rumus: Keterangan: S = skala foto udara f = fokus kamera H = tinggi pesawat h = tinggi objek Contoh: Perekaman objek dengan menggunakan kamera yang memiliki panjang fokus 14,7 mm f. Tinggi terbang pesawat 7000 meter di atas permukaan laut H dan ketinggian objek 1200 meter di atas permukaan laut h. Berapakah skala foto udara tersebut? Jawab: f S = ––––– H – h 14,7 S = ––––––––––––––– 7000000 – 12000 1 S = –––––– 475374 S = 1 : 475374 Perhitungan skala di atas, dilakukan dengan membandingkan panjang fokus dengan tinggi terbang dari objek. Tetapi bila pada foto udara tidak dicantumkan ketinggian terbang, maka perhitungan skala dapat ditentukan dengan membandingkan jarak di foto udara dengan jarak datar di lapangan, menggunakan rumus sebagai berikut. f S = ––––– H – h Di unduh dari : Bukupaket.com 91 Keterangan: S = skala foto udara jf = jarak di foto jl = jarak datar di lapangan

6. Pengguna data