53
12 pertahun, hal ini menunjukan perkembangan perkembangan penanaman modal di Provinsi Jawa Barat cukup menggembirakan.
Periode tahun 2005-2009 Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN maupun Penanaman Modal Asing PMA telah mengalami lompatan tajam.
Kontribusi investasi paling tinggi pada tahun 2008 sebesar Rp 29,601 trilliun. Walaupun pada tahun 2007 mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2006,
yaitu Rp 23,729 trilliun tahun 2006 menjadi sebesar Rp 23,545 trilliun pada tahun 2007, tapi pada dasarnya penanaman modal di Provinsi Jawa Barat relative
masih tinggi. Sedangkan pada tahun 2005 realisasi investasi sebesar Rp 18,371 trilliun.\
3.2 Sejarah Berdirinya Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman
Modal Daerah BKPPMD Provinsi Jawa Barat
Dengan berlakunya Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah No. 25
Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah pusat dan daerah di bidang promosi dan penanaman modal sebagai daerah otonom, membawa perubahan yang sangat
mendasar di dalam keseluruhan system kewenangan pemerintah, termasuk di dalam proses pelayanan promosi dan penanaman modal yang berhubungan
semakin tajam, baik di antara daerah KabupatenKota maupun Provinsi. Dengan demikian daerah-daerah KabupatenKota maupun Provinsi yang telah mampu
menyediakan informasi tentang peluang usaha bagi perusahaan PMA atau PMDN dan pemberian pelayanan yang prima yang akan menjadikan pilihan utama
54
investor baik perusahaan PMA maupun PMDN guna melakukan investasi di Provinsi Jawa Barat. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan daya saing di
masing-masing daerah yang pada gilirannya akan dapat memberikan kontribusi pada peningkatan daya saing secara keseluruhan dalam menarik investor.
Pada penghujung tahun 2000, berdasarkan dari Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 16 Tahun 2000 tentang Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa
Barat, maka dibentuk Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah BKKPMD Provinsi jawa Barat dan ditindaklanjuti dengan Keputusan Gubernur
Jawa Barat No. 62 Tahun 2001 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Unit Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Barat,
dan dalam rangka memperdayakannya telah disusun Perencanaan Strategis RENSTRA BKPPMD Provinsi Jawa Barat selama lima tahun, yaitu selama
tahun 2001-2005, RENSTRA tersebut kini telah diperbaharui dengan disusunnya RENSTRA tahun 2005-2008.
3.3 Visi dan Misi Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal
Daerah BKPPMD Provinsi Jawa Barat
Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal BKPPMD Provinsi Jawa Barat mempunyai Visi adalah :
“Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal BKPPMD Provinsi Jawa Barat sebagai fasilitator promosi dan pengembangan penanaman modal yang
dinamis dan berdaya saing.
55
Adapun Misi dari Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah BKPPMD Provinsi Jawa Barat adalah :
Menciptakan rumusan kebijakan teknis promosi dan penanaman modal
yang terarah dan terpadu secara regional.
Mendorong terwujudnya pengembangan promosi dan penanaman modal melalui kerjasama dengan stekholders.
Mendorong dunia usaha untuk menanamkan modalnya di Provinsi Jawa
Barat. Tujuan dari visi dan misi Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman
Modal Daerah BKPPMD Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut : 1.
Terwujudnya pedoman pelaksanaan penanaman modal yang memenuhi tuntutan dunia usaha.
2.
Keterpaduan pelaksanaan penanaman modal dengan potensi regional.
3. Terwujudnya kegiatan promosi yang efektif dan efisien antara pemerintah,
dunia usaha dan masyarakat. 4.
Terciptanya penanaman modal yang berdaya saing tinggi dan ramah lingkungan.
5.
Adanya peningkatan penanaman modal di daerah secara proporsional.
6.
Terciptanya kesempatan kerja pada berbagai sektorbidang usaha
Sasaran dari visi dan misi Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah BKPPMD Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut :
1. Tersusun satu buah pedoman di bidang promosi dan 3 buah pedoman di
bidang penanaman modal.
56
2. Meningkatnya pelaksanaan penanaman modal sekitar 10 pertahun pada
bidang usaha yang berbasis potensi regional. 3.
Meningkatnya sinergitas dalam melaksanakan kegiatan promosi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat yang didukung oleh peningkatan
anggaran. 4.
Meningkatnya kegiatan penanaman modal yang menggunakan bahan baku local dan tidak merusak lingkungan.
5. Meningkatnya penanaman modal sesuai dengan karakteristik
pengembangan KabupatenKota masing-masing.
3.4 Struktur Organisasi Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman