Kerangka Pemikiran PENGAWASAN BADAN KOORDINASI PROMOSI DAN PENANAMAN MODAL DAERAH (BKPPMD) PROVINSI JAWA BARAT DALAM KEGIATAN INVESTASI PENANAM MODAL ASING (PMA) DAN PENANAM MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DI PROVINSI JAWA BA.

9 khususnya mengenai peningkatan pengawasan kegiatan investasi Penanaman Modal Asing PMA dan Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN di Provinsi Jawa Barat.

1.5. Kerangka Pemikiran

Dari sejumlah fungsi manajemen, pengawasan merupakan salah satu fungsi yang sangat penting dalam pencapaian tujuan manajemen itu sendiri. Fungsi manajemen lainnya seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila fungsi pengawasan ini tidak dilakukan dengan baik. Demikian pula halnya dengan fungsi evaluasi terhadap pencapaian tujuan manajemen akan berhasil baik apabila fungsi pengawasan telah di lakukan dengan baik. Pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar pekerjaanpekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki Ranupandojo, 1990 : 109. Pengawasan mempunyai hubungan yang erat dengan fungsi manajemen lainnya, terutama dengan fungsi perencanaan. Oleh karena itu Herbert G. Hicks dalam Ulbert Silalahi mengatakan bahwa pengawasan adalah berhubungan dengan : 1. Perbandingan kejadian-kejadian dengan rencana-rencana 2. Melakukan tindakan-tindakan korektif yang perlu terhadap kejadian- kejadian yang menyimpang dari rencana-rencana. Silalahi,1992:175 10 Sedangkan Sondang P. Siagian dalam Ulbert Silalahi mengemukakan pengertian pengawasan yaitu proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan Silalahi, 1992:175. Dari beberapa defenisi yang di kemukakan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa: pengawasan adalah proses untuk menjaga agar kegiatan terarah menuju pencapaian tujuan seperti yang direncanakan dan bila ditemukan penyimpangan-penyimpangan diambil tindakan koreksi. Pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan memerlukan pengawasan, agar perencanaan yang telah disusun dapat dilasksanakan dengan baik. Pengawasan yang dilakukan adalah bermaksud untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan sehingga dapat terwujud daya guna, hasil guna, dan tepat guna sesuai rencana dan sejalan dengan itu, untuk mencegah secara dini kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan. Sedangkan menurut Masry mengemukakan beberapa fungsi pengawasan sebagai berikut: 1. Mempertebal rasa tanggung jawab terhadap pejabat yang diserahi tugas dan wewenang dalam pelaksanaan pekerjaan. 2. Mendidik para pejabat agar mereka melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. Masry,2004:62 Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, kelalaian, dan kelemahan, agar tidak terjadi kerugian yang tidak diinginkan. Adapun tujuan pengawasan seperti yang dikemukakan oleh Usman menyatakan tujuan pengawasan adalah sebagai berikut: 11 1. Menghentikan atau meniadakan kesalahan, penyimpangan, penyelewengan, pemborosan, hambatan. 2. Mencegah terulang kembalinya kesalahan, penyimpangan, penyelewengan, pemborosan dan hambatan. 3. Meningkatkan kinerja lembaga 4. Melakukan tindakan koreksi terhadap kesalahan-kesalan yang dilakukan dalam pencapain kinerja yang baik. Usman,2001:400 Sementara itu, menurut Masry menyatakan tujuan pengawasan adalah sebagai berikut: 1. Mencegah dan memperbaiki kesalahan,penyimpangan, ketidaksesuaian dalam pelaksanaan tugas yang dilakukan. 2. Agar pelaksanaan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Masry,2004:61 Pencapaian tujuan lembaga agar sesuai dengan yang diharapkan maka fungsi pengawasan harus dilakukan sebelum terjadinya penyimpangan- penyimpangan sehingga lebih bersifat mencegah dibandingkan dengan tindakan- tindakan pengawasan yang sesudah terjadinya penyimpangan. Oleh karena itu, tujuan pengawasan adalah menjaga hasil pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana, ketentuan-ketentuan dan instruksi yang telah ditetapkan benar-benar diimplementasikan, sebab pengawasan yang baik akan tercipta tujuan organisasi. Dari uraian di atas dapatlah kita ambil kesimpulam bahwa pada dasarnya pengawasan bertujuan untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan yang terjadi nantinya dapat digunakan sebai pedoman untuk mengambil kebijakan guna mencapai sasaran yang optimal. Langkah-langkah yang dilakukan selama proses pengawasan menurut Schermerhorn dalam Ernie dan Saefullah antara lain: 12 1. Penetapan standar: Tujuan yang ingin dicapai organisasi bisnis atau organisasi harus ditetapkan dengan jelas dan lengkap pada saat perencanaan dibuat. 2. Penilaian kinerja: Upaya untuk membandingkan kinerja yang dicapai dengan tujuan dalam standar yang telah ditetapkan semula. 3. Tindakan koreksi: Tindakan yang dilakukan organisasi apabila organisasi mengalami masalah dan mencari jawaban mengapa masalah tersebut terjadi. Saefullah, 2005:317 Sedangkan Taliziduhu Ndraha menyatakan bahwa proses pengawasan biasanya meliputi dua kegiatan utama, yaitu : 1. Pengawasan preventif Pengawasan preventif adalah pengawasan yang dilakukan sebelum pekerjaan mulai dilaksanakan, misalnya dengan mengadakan pengawasan terhadap persiapan rencana kerja, rencana anggaran, rencana penggunaan tenaga dan sumber-sumber lainnya. 2. Pengawasan represif Pengawasan refresif adalah pengawasan yang dilakukan setelah pekerjaan atau kegiatan tersebut dilaksanakan, hal ini kita ketahui melalui audit dengan pemerikasaaan terhadap pelaksanaan pekerjaan di tempat dan meminta laporan pelaksanaan kegiatan. Ndaraha 2011:201 Selanjutnya pendapat dari beberapa para ahli yaitu dari Hasibuan membagi macam proses pengawasan sebagai berikut 1. Preventive Control, adalah pengawasan yang dilakukan sebelum kegiatan dilakukan dengan maksud supaya tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan. Hal ini bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu : a. Membuat peraturan-peraturan yang berhubungan dengan tatacara suatu kegiatan atau dibuat tata tertib. b. Membuat pedoman-pedoman kerja c. Menetapkan sanksi-sanksi terhadap pembuat kesalahan d. Menentukan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggungjawab e. Mengorganisasikan segala macam kegiatan f. Menentukan sistem koordinasi pelaporan dan pemeriksaan. 2. Repressive Control, ialah pengawasan yang dilakukan setelah terjjadi penyimpangankesalahan dalam pelaksanaan kegiatan, dengan maksud agar tidak terjadi pengulangan kesalahan, sehingga sasaran yang direncanakan dapat tercapai. Hal ini dapat dilakukan dengan cara-cara berikut : 13 a. Membandingkan hasil-hasil kegiatan dengan rencana yang telah ditentukan. b. Mencari penyebab terjadinya penyimpangan, kemudian mencari jalan keluarmya. c. Memberikan penilaian terhadap hasil kegiatan, termasuk kegiatan para penanggungjawabnya. d. Melaksanakan sanksi yang telah ditentukan terhadap pembuat kesalahan. e. Menilai kembali prosedur-prosedur yang telah ditentukan. f. Mengecek kebenaran laporan yang dibuat oleh para petugas pelaksana. Hasibuan, 1985:221 Agar dapat efektif setiap pengawasan harus memenuhi kriteria tertentu. Kriteria penting bagi pengawasan yang baik menurut pendapat Ranupandojo yaitu 1. Informasi yang akan diukur harus akurat 2. Pengawasan harus dilakukan tepat waktu disaat penyimpangan diketahui 3. Sistem Pengawasan yang dipergunakan harus mudah dimengerti oleh orang lain 4. Pengawasan harus dititik beratkan pada kegiatan-kegiatan strategis 5. Harus bersifat ekonomis, artinya biaya pengawasan harus lebih kecil dibandingkan dengan hasilnya 6. Pelaksanaan pengawasan sesuai dengan struktur organisasi 7. Harus sesuai dengan arus kerja atau sesuai dengan sistem dan prosedur yang dilaksanakan dalam organisasi 8. Harus luwes dalam menghadapi perubahan-perubahan yang ada 9. Bersifat memerintah dan dapat dikerjakan oleh bawahan 10. Sistem pengawasan harus dapat diterima dan dimengerti oleh semua anggota organisasi Ranupandojo,1990 : 114 Dalam kegiatan suatu organisasi, pengawasan sangat penting dalam upaya mendorong disiplin guna mencapai mutu kerja yang tinggi. Pengawasan bagi pimpinan merupakan proses pemantauan kegiatan untuk menjaga bahwa kegiatan tersebut memang dilaksanakan terarah dan menuju kepada pencapaian tujuan yang direncanakan. Pegawai yang tidak mempunyai komitmen terhadap tujuan organisasi dan mudah terganggu dalam bekerja membutuhkan pengawasan yang 14 tinggi. Pengawasan disini meliputi ukuran atau standar pekerjaan, penilaian terhadap pekerjaan, perbandingan antara hasil pekerjaan dengan ukuran atau standar pekerjaan, dan perbaikan atas penyimpangan. Dimana pengawasan dilaksanakan guna tercapainya kelancaran kerja agar semua rencana yang telah ditetapkan dapat terealisasi dengan baik. Dengan adanya pengawasan yang baik dimungkinkan akan meningkatkan disiplin kerja pegawai. Karena disiplin kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi terciptanya suatu tujuan organisasi. Dan dengan adanya kedisiplinan diharapkan pekerjaan akan dilaksanakan seefektif mungkin, bilamana kedisiplinan tidak dilaksanakan maka kemungkinan tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat tercapai secara efektif dan efesien. Disiplin kerja ini dapat diukur dengan adanya disiplin waktu, disiplin peraturan, dan disiplin tanggung jawab. Pengawasan adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan pegawai. Melalui pengawasan secara efektif, dimaksudkan agar para pegawai tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan. Tingkat kesalahan dan pelanggaran yang terjadi dapat ditekan sekecil mungkin dengan adanya sikap disiplin dalam diri para pegawai, karena seketat apapun pengawasan yang dilakukan oleh pihak pimpinan jika dalam diri pegawai tersebut tidak mempunyai sikap disiplin maka akan sulit untuk bekerja sesuai aturan. Disinilah perlunya pengawasan untuk mendukung disiplin kerja pegawai agar lebih efektif. Sebab disiplin disini berarti ketaatan pegawai terhadap aliran atau pengaturan organisasi. 15 Sedangkan pengawasan berarti mencegah adanya penyimpangan, keterlambatan kerja, kesalahpahaman dan penyelewengan kerja. Dengan demikian apabila pengawasan dilakukan secara teratur dan kontinyu maka penyimpangan kerja dapat dihindari yang berarti disiplin kerja dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan dalam kegiatan instansi. Berdasarkan apa yang dikemukakan di atas, maka disusun anggapan dasar sebagai berikut : 1. Pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar pekerjaan pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki, 2. Pengawasan dilakukan melalui dua kegiatan utama yaitu : Pengawasan preventif atau pengawasan sebelum terjadi dan Pengawasan represif atau pengawasan sesudah terjadi, 3. Pengawasan BKPPMD Provinsi Jawa Barat dalam kegiatan investasi PMA dan PMDN dapat dilihat melalui pengawasan preventif atau pengawasan sebelum kegiatan pengawasan investasi PMA dan PMDN dan pengawasan represif atau pengawasan sesudah kegiatan pengawasan investasi PMA dan PMDN. Berdasarkan anggapan dasar tersebut, Untuk mempermudah pemahaman terhadap kerangka pemikiran diatas maka disederhanakan ke dalam model penelitian pada gambar berikut : 16 Gambar 1.1 Model Penelitian

1.6. Metode Penelitian