Pembahasan Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa model regresi linier berganda yang dihasilkan cocok untuk mengetahui pengaruh Desentralisasi X 1 , Komitmen organisasi X 2 , Motivasi kerja X 3 terhadap Kinerja manajerial Y. Pernyataan ini didasarkan pada hasil pengujian yang ditunjukkan oleh nilai signifikansi uji F sebesar 0,019 lebih kecil dari tingkat signifikansi sebesar 0,05.

4.4.1 Pengaruh Variabel Desentralisasi X

1 Terhadap Kinerja manajerial Y Dari hasil uji t diketahui besarnya nilai koefisien korelasi r antara Desentralisasi X 1 terhadap Kinerja manajerial Y adalah sebesar 0,318 sedangkan besarnya koefisien determinasi yang menunjukkan pengaruh Desentralisasi X 1 Terhadap Kinerja manajerial Y adalah sebesar 0,318 2 = 0,10 atau 10. Nilai t hitung variabel Desentralisasi X 1 adalah 1,463 dengan tingkat signifikansi 0,160 dimana nilainya lebih dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Desentralisasi X 1 tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja manajerial Y. Desentralisasi memberikan relevansi pada tingkatan dibawahnya lebih berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Dengan adanya desentralisasi akan terjadi pemberdayaan karyawan empowerment of employees karena dalam desentralisasi tersebut karyawan lebih banyak dilibatkan dalam berbagai kegiatan terutama dalam pengambilan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. keputusan. Selain hal tersebut desentralisasi juga akan memberikan motivasi pada bawahan untuk lebih berperan aktif dalam setiap kegiatan operasional maupun manajerial perusahaan, yang pada akhirnya secara ekstrim merupakan bagian penting dalam produktifitas. Tidak berpengaruhnya Desentralisasi X 1 terhadap Kinerja manajerial Y adalah disebabkan desentralisasi ini mungkin hanya terjadi sebagai akibat adanya tanggapan terhadap kondisi lingkungan atau teknologi dalam subunit organisasi khusus. Dengan demikian, desentralisasi dibutuhkan untuk mengantisipasi lingkungan yang semakin komplek dan penuh dengan ketidakpastian. Tingkat ketidakpastian yang lebih tinggi dapat diantisipasi selain dengan sistem anggaran yang fleksibel, juga dengan pembagian kekuasaan dalam struktur organisasi. Hal ini tidak sesuai tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dianan Fibrianti 2013 yang menyatakan bahwa komitmen organisasi dan desentralisasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial pada pemerintahan Kota Surabaya.

4.4.2 Pengaruh Variabel Komitmen Organisasi X

2 Terhadap Kinerja manajerial Y Hasil dari uji t diketahui bahwa nilai t hitung variabel Komitmen organisasi X 2 adalah 2,715 dengan tingkat signifikansi 0,014 dimana nilainya kurang dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Komitmen organisasi X 2 berpengaruh signifikan terhadap Kinerja manajerial Y. Komitmen menunjukkan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran goal yang ingin dicapai oleh organisasi, bagi individu berkomitmen tinggi, pencapaian tujuan organisasi rnerupakan hal penting yang harus dicapai serta berpandangan positif dan berbuat yang terbaik untuk kepentingan organisasi. dorongan dari dalam individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan suatu organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi. Sebagai identifikasi dan keterlibatan karyawan terhadap organisasi, yang akan ditunjukkan oleh karyawan terhadap organisasi. Semakin tinggi komitmen organisasi maka makin dekat identifikasi diri karyawan dengan organisasi tersebut. Organisasi menjadi hal yang penting bagi sebuah organisasi, agar dapat berjalan kearah tujuan yang ditetapkan. Komitmen anggota organisasi mencerminkan keberpihakan anggota organisasi pada tujuan organisasi sehingga mereka bersedia terlibat langsung dengan tugas-tugas di dalam organisasi sehingga secara otomatis kinerja perusahaan juga semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan penelitian Andjarwani Putri Widjajanti 2008 yang menyatakan bahwa variabel komitmen Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.4.3 Pengaruh Variabel Motivasi Kerja X

3 Terhadap Kinerja manajerial Y Dari hasil uji t diketahui besarnya nilai t hitung variabel Motivasi kerja X 3 adalah -0,409 dengan tingkat signifikansi 0,687 dimana nilainya lebih dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Motivasi kerja X 3 tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja manajerial Y. Motivasi merupakan hasil proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu, yang menimbulkan sikap entusias dan persistensi untuk mengikuti arah tindakan-tindakan tertentu. Motivasi yang timbul pada setiap manajer akan medorong para manajer berperan aktif atau berpartisipasi didalam aktifitas perencanaan. Tidak berpengaruhnya motivasi kerja terhadap kinerja manajerial disebabkan karena motivasi eksternal yang dimiliki pegawai lebih tinggi dari motivasi internalnya. Motivasi ekstrinsik hakekatnya adalah sumber ketidakpuasan yang berasal dari luar pekerjaannya, yang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku seseorang terhadap pekerjaaannya. Jika tidak terpenuhi, maka pekerja tidak akan puas. Jika besaran unsur ini memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pekerja tidak akan kecewa, meskipun belum terpuaskan. Motivasi intrinsik adalah kondisi dalam pekerjaan sebagai sumber kepuasan kerja yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Bila unsur tersebut terpenuhi, maka dapat meningkatkan motivasi kerja seseorang, dan apabila unsur tersebut tidak terpenuhi, maka hak tersebut Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. akan menurukan motivasi kerja seseorang, kepuasan kerja yang rendah dan dapat menimbulkan rasa ketidakpuasan kerja yang tinggi. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Slamet Riyadi 2007 yang menyatakan bahwa secara signifikan desentralisasi mempengaruhi kinerja manajeral dengan tingkat signifikansi. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat desentralisasi yang diberikan pimpinan kepada bawahan atau manajer, maka semakin tinggi pula kinerja manajerial yang diperoleh manajer tersebut. Dan semakin tinggi motivasi yang ada pada diri manajer atau atasan maka tinggi pula kinerja manajerial yang dicapai. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.5 Perbedaan dengan Peneliti Terdahulu