7. Menu bisnis franchise makanan menjangkau konsumen segala umur
dengan berbagai paket menu untuk anak dan dewasa 8.
Kelas sosial tidak menjadi penghambat bagi keberhasilan pertumbuhan bisnis franchise makanan, karena bisnis makanan sudah
membagi sendiri segmen pasarnya, seperti fine ending restaurant untuk kelas menengah atas, sedangkan fast food restaurant untuk
kelas menengah bawah. 9.
Binsis franchise makanan mengantisipasi perubahan gaya hidup. Gaya hidup pasngan muda yang suami- istri bekerja, tingkat
persaingan dunia kerja yang tinggi menyebabkan tingkat stress tinggi. Demikian pula tingkat stress anak yang tinggi akan membutuhkan
suasana makan di luar. Selain itu, kecenderungan masyarakat untuk lebih terbuka dengan berbagai makanan asing terus meningkat.
C. Konsep Daya Tahan Usaha
Daya tahan survival power dalam konteks penelitian ini bisa diartikan dalam beberapa hal, yaitu:
1. Kemampuan usaha dalam hal ini usaha restoran lokal beradaptasi
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis pada era globalisasi terutama menghadapi maraknya persaingan
dengan restoran modern. Pada masa globalisasi misalnya, lingkungan bisnis berubah sehingga perlu adaptasi dalam hal permodalan, bahan
baku, proses produksi, strategi pemasaran, dan sebagainya. Suatu
usaha yang mengalami kegagalan dalam adaptasi ini, bisa diartikan tidak memiliki daya tahan yang baik.
2. Kemampuan usaha memperoleh omzet sehingga dapat menjalankan
operasional usaha. Omzet suatu usaha yang tidak dapat memenuhi kebutuhan biaya operasional usaha akan cenderung tidak dapat tahan
lama. Kalau dari penghasilan bersih yang diperolehnya tidak mampu memenuhi kebutuhan operasional perusahaan, maka kelangsungan
hidup usahanya pun akan terancam pula. Ada beberapa pengukuran terhadap variabel- variabel tertentu
sebagai indikasi ketahanan usaha restoran lokal dalam menghadapi era globalisasi. Pengukuran akan dilihat dari berbagai aspek usaha,
misalnya permodalan usaha, penggunaaan dana usaha, sumber dan perolehan bahan baku, ketenagakerjaan dan balas jasa, pemasaran dan
pelanggan, serta omzet Menurut Suwarsono 1994:173, tujuan perusahaan, memperoleh
laba, dan berkembang merupakan refleksi dari usaha perusahaan untuk bertahan hidup. Tanpa mampu bertahan hidup, perusahaan tidak memiliki
kesempatan memperoleh laba dan tumbuh berkembang. Dengan kata lain, perusahaan apabila ingin tetap bertahan hidup, maka perusahaan harus
mampu memenuhi berbagai kepentingan dari berbagai pihak yang terlibat stakeholders. Adapun pihak-pihak yang disebut sebagai stake holder
adalah:
a. Pemilik
b. Pemasok
1 Sumber daya alam SDA
2 Sumber daya manusia SDM
3 Sumber daya modal SDK, kreditur, pemegang saham
4 Sumber daya teknologi SDT
5 Sumber daya informasi SDI
c. Debitur
d. Pesaing
e. Pelanggan
f. Pensuplai substitusi
g. Serikat pekerja
h. Pemerintah
i. Masayarakat
j. Media massa
k. Pihak pencinta lingkunganlembaga swadaya masyarakat LSM
Perusahaan mampu bertahan hidup apabila perusahaan mampu melalui tahapan siklus kehidupan perusahaan yang paling kritis. Bertahan hidup
adalah tujuan primer dan berjangka pendek, khususnya bagi perusahaan yang baru berdiri. Untuk dapat hidupbertahan hidup perusahaan harus
mampu memperoleh laba dan menumbuhkembangkan perusahaan di kemudian hari. Untuk tetap bertahan hidup juga perusahaan perlu berusaha
secara konsisten berada dalam arahan dan batasan komponen pokok misi
perusahaan serta pihak manajemen perlu memiliki perhatian yang seimbang antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang
D. Hasil Penelitian Terdahulu