Beberapa Pokok Permasalahan dalam

33

A. Pandangan Umum tentang

F ormatio Pembinaan Pada masa ini formatio sudah menjadi program utama dalam setiap tarekat religius untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, kecakapan, dan spiritual hidup rohani bagi seluruh anggota tanpa terkecuali juga bagi para calon religius. Untuk itu perlulah setiap religius memahami pentingnya formatio dalam seluruh proses pergumulan panggilannya sebagai seorang religius.

1. Definisi

F ormatio Formatio adalah pembentukan, atau juga pendampingan. Meskipun demikian Formatio juga bisa berarti pembinaan, sesuai dengan apa yang dimaksudkan dalam konstitusi Kongregasi Suster Dina Keluarga Suci dari Pangkalpinang Konst 2003, art. 75-116. Proses pembinaan bagi para calon religius lebih mengarah pada pola kerohanian dalam hidup religius, sebagaimana dinyatakan oleh Darminta 1983: 1-2 sebagai berikut: “Pada mulanya formatio bersifat bimbingan pribadi dengan melatih orang agar mampu hidup secara rohani. Mereka dilatih dan dididik menurut pola hidup tertentu, yang dialami sebagai jalan menuju kesempurnaan hidup ”. Pembinaan merupakan suatu usaha pembentukan anggota dalam proses terus menerus sampai tercapainya kepribadian yang utuh serta kehidupan religius yang mantap. Menurut Mardi Prasetyo 2001a: 21 pembinaan adalah proses dan saat untuk menimba kekuatan dari sumber kerohanian kongregasi untuk hidup di zaman ini, sekaligus saat untuk membangun satu rasa, satu budi, satu hati, dan satu keprihatinan dengan tarekat atau provinsi yang dewasa dan berkualitas dan utuh. 34 Mangunhardjana 1986: 12 mendefinisikan pembinaan sebagai suatu proses belajar dengan melepaskan hal-hal yang sudah dimiliki berupa pengetahuan dan praktek yang menghambat hidup dan kerja pribadi serta mempelajari hal-hal baru yang belum dimiliki berupa pengetahuan dan praktek yang membantu meningkatkan hidup dan kerja pribadi, dengan tujuan membantu orang yang menjalaninya untuk membetulkan dan mengembangkan pengetahuan dan kecakapan yang sudah ada serta mendapatkan pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan hidup dan kerja, yang sedang dijalani secara lebih efektif agar dapat menerima dan mengolah informasi yang lebih berkualitas. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dirumuskan bahwa pembinaan adalah usaha, tindakan dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan sebagai proses dengan mengokohkan dan memperkembangkan sesuatu yang telah baik, mengubah atau bahkan melepaskan hal-hal baru atau khas yang belum dimiliki dengan tujuan membantu mereka yang menjalani pembinaan agar mampu mengembangkan pengetahuan, kecakapan dan sikap baru untuk mencapai tujuan hidup dan kerja yang sedang dijalani, secara lebih bermakna.

2. Tujuan

F ormatio Paus Yohanes Paulus II dalam Vita Consecrata art. 65 menguraikan bahwa ”sasaran utama proses formatio pembinaan itu menyiapkan orang-orang untuk membaktikan diri seutuhnya kepada Allah dengan mengikuti Kristus, dalam pengabdian kepada misi Gereja. Untuk menjawab “ya“ kepada panggilan Tuhan dengan menganggungkan tanggungjawab pribadi supaya panggilannya makin matang merupakan tugas yang tidak dapat dielakkan bagi mereka yang telah dipanggil. Oleh karena itu pembinaan harus membuahkan hasil yang mendalam pada para calon, sehingga tiap sikap dan tindakan mereka, pada saat-saat penting maupun menghadapi kejadian- kejadian hidup yang biasa, menunjukan kegembiraan menjadi milik Allah”. 35 Formatio pembinaan diharapkan membuahkan hasil yang mendalam kepada para novis sehingga sikap dan tindakannya semakin menyerupai Tuhan Yesus dalam penyerahan diri seutuhnya. Dalam artikel yang sama Paus Yohanes Paulus II juga menekankan bahwa dalam proses pembinaan hendaknya melibatkan seluruh aspek kepribadian dan aspek hidup kristianinya, agar tujuan formatio yang ingin dicapai lebih mengarah pada proses pembaharuan yang tepat dalam lembaga-lembaga religius, sebagaimana murid-murid Kristus yang juga dibantu untuk menerima kurnia Ilahi yang diterimanya dari Tuhan dan dengan bantuan rahmatnya. Selain itu formati o juga bertujuan memperkenalkan mereka tentang hidup religius dan membuat mereka menyadari ciri khasnya di dalam Gereja, terutama untuk membantu mereka semakin menyadari kesatuan hidup mereka dalam Kristus melalui Roh, dan memadukan secara harmoni antara unsur-unsur rohani, apostolik, doktrinal dan praktis PPDLR, art. 1.

3. Manfaat

F ormatio Pembinaan calon religius pertama-tama dimaksudkan untuk membina diri sendiri dengan mengembangkan daya cipta, rajin mengolah bacaan-bacaan yang berfaedah dan bermutu melalui upaya-upaya lain seperti: kemampuan mengatur waktu, mencerminkan suatu sikap yang penting untuk berkarya, hidup sederhana, bertanggung jawab, kesediaan berkorban, keberanian untuk mengambil resiko bila perlu dilakukan, sebaliknya bukan untuk menuntut para novis agar mampu memikul semua kewajiban hidup religius, melainkan membantu para novis agar mampu secara langsung mengambil keputusan untuk hidup religius. Untuk itu proses pembinaan tergantung dari keadaan suatu tarekat, karena isi dari suatu 36 pembinaan disesuaikan dengan cita-cita semula didirikan serikat religius tersebut. Sebagaimana telah menjadi harapan dan cita-cita sejak semula didirikannya serikat religius disadari bahwa, manfaaat dari formatio dalam sebuah tarekat adalah membantu para calon religius mencapai suatu perkembangan yang seimbang baik dari segi jasmani maupun dari segi rohani, sehingga pembinaan dapat menguatkan para novis serta mendorongnya untuk mengambil dan melaksanakan salah satu cara yang terbaik guna mencapai tujuan dan sasaran hidup dan kerjanya Mangunhardjana, 1986: 14.

4. Tahap-tahap

F ormatio pada Umumnya Pembinaan religius dalam setiap kongregasi pada umumnya dilaksanakan melalui tahap-tahap formatio berdasarkan konstitusi dari masing-masing tarekat. Berdasarkan situasi dan perkembangan zaman, kebanyakan kesulitan yang dihadapi dalam pembinaan para novis dewasa ini biasanya disebabkan oleh kenyataan bahwa ketika mereka diterima mereka tidak memiliki kematangan yang diperlukan. Memang tidak dituntut bahwa seorang calon harus mampu secara langsung memikul semua kewajiban hidup religius namun dia harus dipandang mampu melakukannya tahap demi tahap. Inilah tujuan tahap-tahap persiapan untuk novisiat, apapun nama yang diberikan kepadanya, nama postulat atau pra-novisiat, adalah sepenuhnya menjadi hak lembaga yang bersangkutan untuk menentukan cara yang dilaksanakannya PPDLR, art. 42 . Mardi Prasetyo 1992: 42-62 menjelaskan pentingnya proses pembinaan mengingat demi pertumbuhan dan perkembangan hidup para calon religius. Menurutnya setiap calon perlu mengenali pertumbuhan pribadinya melalui proses

Dokumen yang terkait

Formatio (pembinaan) para novis kongregasi suster dina keluarga suci dari Pangkal Pinang berdasarkan spiritualitas keluarga Kudus Yesus Maria dan Yosef.

1 30 146

Pembinaan masa yuniorat Bruder Msc untuk menghayati spiritualitas hati kudus Yesus.

0 0 124

Upaya kontekstualisasi spiritualitas pendiri implikasinya bagi pembinaan suster-suster yunior Kongregasi Suster Fransiskan Sukabumi.

1 11 224

Penanaman nilai-nilai spiritualitas St. Magdalena sebagai salah satu proses pertumbuhan dan perkembangan panggilan para novis kongregasi suster FDCC - USD Repository

0 3 178

KARYA PELAYANAN PARA SUSTER CINTA KASIH DARI MARIA BUNDA YANG BERBELAS KASIH DI PANTI LANSIA SANTA ANNA, TELUK GONG, JAKARTA BERDASARKAN SPIRITUALITAS PENDIRI

0 0 181

Spiritualitas Hati Kudus Yesus dan Maria sebagai sumber pelayanan suster-suster FCIM di Indonesia - USD Repository

0 1 182

Makna spiritualitas cinta kasih bagi para suster yunior Kongregasi Suster Cinta Kasih Putri Maria dan Yosef Provinsi Indonesia tahun 2011 - USD Repository

0 0 179

Pembinaan hidup religius para suster yunior kongregasi suster-suster Fransiskanes Sibolga dalam proses pematangan pribadi berdasarkan nilai-nilai spiritualitas Santo Fransiskus Asisi - USD Repository

0 5 142

Upaya kontekstualisasi spiritualitas pendiri implikasinya bagi pembinaan suster-suster yunior Kongregasi Suster Fransiskan Sukabumi - USD Repository

0 0 222

PERANAN SPIRITUALITAS KONGREGASI SUSTER-SUSTER SANTA PERAWAN MARIA (SPM) AMERSFOORT DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS PARA GURU PERKUMPULAN DHARMAPUTRI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Il

0 4 250