Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri. Oleh karenanya, manusia selalu membangun interaksi atau hubungan dengan orang- orang yang berada di lingkungannya. Upaya manusia dalam membangun interaksi atau hubungan dengan lingkungannya tersebut yaitu dengan melakukan komunikasi dan membentuk kelompok yang berpengaruh didalam kehidupannya. Manusia juga hidup untuk saling melengkapi satu dengan yang lainnya untuk bertahan hidup. Dengan komunikasi, manusia dapat saling menukar informasi dan membangun hubungan dengan orang lain. Deddy Mulyana Mulyana, 2004:5-6 berpendapat bahwa manusia didalam membangun konsep diri, aktualisasi diri, mempertahankan kelangsungan hidup, terhindar dari tekanan dan berinteraksi sosial, komunikasi berperan dan dibutuhkan didalamnya. Dalam interaksinya dengan orang lain, manusia menghasilkan cara hidup yang menjadi kebiasaan bersama dan mewariskannya kepada penerusnya lewat komunikasi yang dimilikinya. Cara hidup yang dihasilkan tersebut dilaksanakan manusia untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Komunikasi yang dilakukan manusia dalam mewariskan cara hidup tersebut menciptakan suatu perilaku, hal inilah yang menjadi budaya. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Budaya berkaitan erat dengan komunikasi, karena komunikasi yang mengembangkan dan mewariskan budaya tersebut. Dalam mempertahankan keberlangsungan hidupnya, manusia menjalankan budaya yang diwariskan. Salah satu perwujudan budaya tersebut adalah membangun hubungan dengan orang lain lewat pernikahan. Pernikahan merupakan upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara hukum agama, hukum negara, dan hukum adat. Upacara pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi antar bangsa, antar suku, agama, budaya, maupun kelas sosial http:id.wikipedia.orgwikiPernikahan. Setiap negara yang ada di dunia memiliki hukum dan ketentuan tentang pernikahan yang dapat dilaksanakan. Di negara Indonesia, suatu pernikahan dinyatakan sah dan dapat dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang No 1 Tahun 1974 Pasal 1, yang berbunyi : Ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau suatu rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pernikahan yang dilakukan oleh manusia tidak hanya melibatkan pasangan yang menikah saja, namun seluruh keluarga, saudara-saudara dan kerabat dari masing-masing pasangan. Pernikahan yang terjadi menghasilkan suatu keluarga yang akan meneruskan budaya yang akan diteruskan kembali kepada keturunannya. Hal ini terjadi terus menerus seiring berjalannya waktu. Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki keberagaman suku bangsa, karena di Indonesia memiliki puluhan suku bangsa yang tersebar dari Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Sabang hingga Merauke. Salah satu dari puluhan suku bangsa yang ada di Indonesia adalah suku bangsa Batak. Suku Bangsa Batak terletak di Sumatera bagian Utara. Suku bangsa ini menggunakan marga klan sebagai penanda asal usul keluarga. Keturunan dari suku bangsa Batak sudah memiliki marga sejak lahir. Marga merupakan lambang adat bagi suku bangsa Batak Simanjuntak, 2006:90-91 Suku bangsa Batak ini masih terbagi ke dalam 6 subsuku, antara lain Batak Karo, Batak Pakpak atau Dairi, Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Mandailing dan Batak Angkola. Enam subsuku bangsa Batak ini terletak di berbagai daerah di Sumatera Utara dan memiliki budaya yang berbeda satu dengan yang lainnya Pasaribu, 1995:11. Batak Toba merupakan salah satu subsuku bangsa Batak yang berlokasi di Tapanuli bagian Utara. Batak Toba memiliki budaya dalam upacara pernikahan adat yang berbeda dengan subsuku bangsa Batak lainnya. Pernikahan pada masyarakat Batak Toba terjadi diluar marganya. Pernikahan Batak Toba yang dilarang adalah pernikahan yang terjadi karena semarga, karena hal tersebut dianggap sebagai suatu pernikahan sedarah atau incest Simanjuntak, 2006:108. Masyarakat Batak Toba berlandaskan pada Dalihan Na Tolu artinya tungku tiga batu yang berasal dari leluhur dahulu kala. Dalihan Na Tolu merupakan pernyataan kesatuan hubungan kekeluargaan pada suku Batak dan tidak dapat dipisahkan dari hukum adat Batak Toba. Hal ini menyangkut terhadap upacara pernikahan adat, karena menyangkut tentang pertuturan keluarga Batak Toba Simanjuntak, 2006:99-100. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Suatu pernikahan bertujuan untuk mewujudkan suatu keluarga yang utuh, harmonis dan terdapat kesesuaian sebagai unit yang terkecil dalam suatu masyarakat. Tidak mengherankan bahwa latar belakang yang sama dari kedua belah pihak yang menikah menjadi hal yang penting. Seperti yang terjadi dalam masyarakat Batak Toba, dianjurkan untuk menikah dengan sesama suku Batak Toba. Namun apabila terjadi pernikahan dengan orang yang berasal diluar suku Batak Toba, maka harus terlebih dahulu menjadi orang Batak Toba dengan pemberian marga kepada laki-laki yang disebut manampe marga dan pemberian marga kepada perempuan yang disebut marboruhon Brudner, 2006:159. Didalam suatu suku bangsa pasti memiliki langkah-langkah yang harus dilakukan dalam upacara pernikahan adatnya, begitu juga halnya dengan Batak Toba. Kedua belah pihak yang akan melangsungkan pernikahan harus mengikuti aturan didalam adat istiadat sebelum memasuki proses pernikahan adat yang telah ditetapkan sejak dahulu. Pada daerah asal masyarakat Batak Toba yang berada di Tapanuli Utara, kebudayaannya masih kental dan proses pernikahan adat tentunya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku didalam adat istiadat. Banyak masyarakat asli Batak Toba berpindah ke daerah lain dalam mengembangkan mata pencahariannya untuk pertanian dan peternakan serta menjadi penduduk tetap di daerah lain tersebut Simanjuntak, 2006:14-16. Upacara pernikahan adat di daerah tempat tinggal masyarakat Batak Toba yang baru tetap berlangsung seperti biasa. Namun proses komunikasi budaya upacara pernikahan adat di daerah baru belum tentu berjalan sesuai dengan langkah- langkah dan ketentuan yang telah berlaku dalam adat istiadat upacara pernikahan adat Batak Toba. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Melihat fenomena ini, maka penting untuk memahami apakah simbol- simbol komunikasi yang ada pada upacara pernikahan adat Batak Toba mengalami pergeseran atau tidak. Hal ini dikarenakan berpindahnya masyarakat Batak Toba ke daerah yang baru tentunya harus menyesuaikan dengan lingkungan barunya. Kabupaten Asahan merupakan salah satu tempat menyebarnya masyarakat Batak Toba di Sumatera Utara dan beribukota di Kisaran. Kisaran memiliki 25 Kecamatan dan salah satunya adalah Kecamatan Kisaran Timur. Lestari merupakan salah satu Kelurahan di Kecamatan Kisaran Timur. Di daerah Kelurahan Lestari Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan Sumatera Utara ini juga terdapat suku bangsa lainnya seperti Jawa, Melayu, Minang, dan lain sebagainya http:asahankab.bps.go.id. Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah pengantin yang akan mengikuti proses upacara pernikahan adat Batak Toba, keluarga dari pengantin adat Batak Toba dan pemuka adat Batak Toba di Kelurahan Lestari Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan Sumatera Utara. Pemilihan lokasi penelitian di Kelurahan Lestari Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan Sumatera Utara ini dikarenakan daerah ini merupakan tempat penyebaran masyarakat Batak Toba dan terdapat banyak suku bangsa lainnya yang tinggal pada daerah tersebut. Melihat fenomena bahwa masyarakat Batak Toba merupakan pendatang pada daerah tersebut, maka penting untuk memahami bagaimana proses komunikasi budaya upacara pernikahan adat Batak Toba pada daerah tersebut, apakah terdapat pergeseran simbol-simbol asli didalamnya atau tidak. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Ketertarikan penelitian ini didasari terhadap kemungkinan hilangnya nilai budaya suatu suku bangsa sehingga akan berkurangnya pengetahuan budaya yang biasanya diwariskan secara turun menurun lewat komunikasi. Dengan menggunakan analisis studi kasus, maka diharapkan berbagai pertanyaan seputar masalah proses komunikasi budaya upacara pernikahan adat Batak Toba di Kelurahan Lestari Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan Sumatera Utara dapat terjawab.

I.2 Perumusan Masalah