Setiap hubungan antarmanusia dalam satu budaya selalu diatur dengan sosialisasi indoktrinasi dan instruksi-instruksi nilai. Perlu diketahui bahwa
komunikasi intrabudaya merupakan suatu gejala yang selalu ada dalam konteks kebudayaan tertentu. Hubungan intrabudaya selalu didasarkan pada sikap
diskriminasi geopolitik dan lain-lain Liliweri, 2001:11-13.
I.6.2 Identitas Etnis
Menurut Phinney dan Alipora 1990 identitas etnis adalah sebuah konstruksi yang kompleks yang mengandung sebuah komitmen dan rasa
kepemilikan sense of belonging pada kelompok etnik, evaluasi positif pada kelompok, berminat didalam dan berpengetahuan tentang kelompok, dan turut
serta terlibat dalam aktivitas sosial kelompok. Identitas itu berkaitan dengan masa lalu dan aspirasi masa depan yang berhubungan dengan etnisitas. Weinreich
1985 menyebutkan bahwa identitas sosial, termasuk identitas etnis merupakan penggabungan ide-ide, perilaku, sikap, dan simbol-simbol bahasa yang ditransfer
dari generasi ke generasi melalui sosialisasi. Jadi, identitas etnis seseorang tidak berhenti ketika orang ditasbihkan sebagai anggota etnis tertentu melalui bukti
‘darah’. Akan tetapi identitas itu terbentuk melalui sosialisasi dalam keluarga dan masyarakat lingkungannya http:smartpsikologi.blogspot.com.
Salah satu yang mendorong terbentuknya identitas etnis adalah kesamaan- kesamaan sesama anggota etnis yang terbentuk melalui kesamaan proses belajar,
kesamaan pengalaman, dan kesamaan latar belakang. Kesamaan-kesamaan itu menumbuhkan perasaan seidentitas Freedman, Peplau Sears, 1999. Dalam
proses untuk mengalami perasaan seidentitas, diperlukan kehadiran entitas atau
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
etnik lain sebagai komparasi dan penegas identitas tersebut. Identitas etnis merupakan hasil dari interaksi sosial. Kelompok yang tidak berinteraksi dengan
kelompok lain mungkin tidak akan menyadari bahwa mereka memiliki kesamaan- kesamaan yang besar. Hanya dengan interaksi dengan kelompok lain identitas
etnik mereka terbangun, dan semakin intens interaksi itu, semakin berkembang pula identitas etnisnya http:smartpsikologi.blogspot.com.
Identitas Etnik berhubungan pada latar belakang etnis mereka yang dianggap sebagai inti diri mereka. Diri yang berkonteks etnis inilah yang disebut
identitas etnis Mulyana Rahmat, 2005:152. Menurut Keefe 1992 identitas etnis terdiri dari dua elemen, yaitu: 1 Identifikasi etnik sendiri vs kelompok etnik
lain melalui proses kognitif, 2 Derajat keterikatan pada kelompok dan kebudayaannya yang merupakan elemen afektif. Tatkala seseorang merasa
memiliki identitas etnis, maka ia mengidentifikasi siapa yang menjadi anggota kelompok etnik sendiri dan siapa yang menjadi anggota kelompok etnik lain. Ia
pun mengidentifikasi perbedaan-perbedaan yang ada antara kelompok etnik sendiri dan kelompok lain. Ia juga memiliki keterikatan emosional tertentu
terhadap etniknya. Elemen diatas menggambarkan bahwa identitas etnik merupakan fenomena objektif dan subjektif Hocoy, 1996. Fenomena objektif
manakala seseorang menegaskan identitas etniknya melalui kriteria-kriteria tertentu yang pasti http:smartpsikologi.blogspot.com.
I.6.3 Interaksi Simbolik