I.8 Operasional Konsep
Berdasarkan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, maka konsep operasional dijadikan sebagai indikator dalam memecahkan masalah. Agar konsep
operasional sesuai dengan penelitian, maka dioperasionalkan sebagai berikut:
Konsep Operasional Operasionalisasi Konsep
A. Identitas Etnis Derajat keterikatan pada kelompok dan
kebudayaannya : 1.
Komitmen 2.
Sense of belonging 3.
Evaluasi positif pada kelompok etnis 4.
Aspirasi masa depan yang berhubungan dengan etnisitas
5. Berminat didalam dan
berpengetahuan tentang kelompok etnis
6. Turut serta terlibat dalam aktivitas
sosial kelompok etnis B. Interaksi Simbolik
1. Pesan verbal
2. Perilaku nonverbal
I.9 Definisi Operasional
Definisi operasional menyatakan bagaimana operasi atau kegiatan yang harus dilakukan untuk memperoleh data atau indikator yang menunjukkan konsep
yang dimaksud. Definisi inilah yang diperlukan dalam penelitian karena definisi ini menghubungkan konsep atau konstruk yang diteliti dengan gejala empirik
Soehartono, 2008:29.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Maka variabel yang terdapat didalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut :
A. Identitas Etnis
1. Komitmen: kesadaran dan tanggung jawab terhadap kelompok etnisnya.
2. Sense of belonging: rasa kepemilikan terhadap kelompok etnisnya.
3. Evaluasi positif pada kelompok etnis: penilaian positif didalam
kelompok etnisnya. 4.
Aspirasi masa depan yang berhubungan dengan etnisitas: harapan yang dibangun terkait etnisnya.
5. Berminat didalam dan berpengetahuan tentang kelompok etnis: tertarik
dan mengetahui segala sesuatu tentang yang berada pada kelompok etnisnya.
6. Turut serta terlibat dalam aktivitas sosial kelompok etnis: turut berperan
dalam kegiatan yang dilakukan kelompok etnisnya.
B. Interaksi Simbolik
1. Pesan verbal: pesan yang diwujudkan dalam bentuk lambang, berupa
kata-kata, gambar dan tulisan.
2. Perilaku nonverbal: semua isyarat yang tidak berbentuk kata-kata.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS
II.1 Komunikasi Antarbudaya II.1.1 Pengertian Komunikasi Antarbudaya
Terdapat beberapa pengertian komunikasi antarbudaya yang telah diuraikan oleh beberapa ahli, diantaranya Fred. E. Jandt yang mengartikan
komunikasi antarbudaya sebagai interaksi tatap muka diantara orang yang berbeda-beda budaya. Komunikasi antarbudaya merupakan bagian dari
komunikasi multikultural. Colliers dan Thomas mengartikan komunikasi antarbudaya sebagai komunikasi yang terjadi diantara orang yang memiliki
perbedaan budaya. Stephen Dahl sendiri mengartikan komunikasi antarbudaya secara spesifik, yaitu komunikasi yang terjadi didalam masyarakat yang berasal
dari dua ataupun lebih kebangsaan yang berbeda, seperti perbedaan rasial dan latar belakang etnik. Definisi lain tentang komunikasi antarbudaya dikemukakan
oleh Stuward L. Tubbs. Beliau mendefinisikan komunikasi antarbudaya sebagai komunikasi yang terjadi diantara dua anggota yang berasal dari latar belakang
budaya yang berbeda baik secara rasial, etnik maupun sosial-ekonomi. Dari definisi yang telah diuraikan oleh beberapa ahli, maka dikemukakan kesimpulan
definisi komunikasi antarbudaya, yaitu suatu tindak komunikasi dimana para partisipan berbeda latar belakang budayanya Purwasito, 2003:122-124.
Hal yang membedakan komunikasi antarbudaya dengan studi komunikasi lainnya yaitu perbedaan latar belakang pengalaman yang relatif besar antara para
komunikator yang berbeda latar belakang kebudayaan. Perbedaan kebudayaan di-
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara