Penggolongan Motivasi Proses Motivasi

Motivasi juga dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau melaksanakan. Motivasi lebih dekat kepada mau melaksanakan tagas untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong sesorang untuk menapai tujuan tertentu yang telah ditetapakan sebelumnyaatau dengan kata lain, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan mental terhadap perorangan atau oranh- orang sebagai anggota masyarakat. Motivasi dapat juga diartikan sebagai proses untuk mencobamempengaruhi orang atau orang-orang yang dipimpinnya agar melakukan pekerjaan yang diinginkan, sesuai dengan tujuan tettentu yang ditetapakn terlebih dahulu. Dengan demikian, motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri sesorang untuk berusaha mengadakan perubahantingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhanya. uno, 2007 : 1-3

2.7.1 Penggolongan Motivasi

Berkaitan dengan pengertian motivasi, beberapa psikolog menyebutkan motivasi sebagai konstruk hipotesis yang digunakan untuk menjelaskan keinginan, arah, intensitas dan prilaku yang diarahkan oleh tujuan. Dalam motivasi mencakup konsep-konsep seperti kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan berafiliasi, kebiasaan dan keingintahuan sesorang terhadap sesuatu. Pada dasarnya, motif dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: 1. Motif Biogenetis, yaitu motif – motif yang berasal dari kebutuhan – kebutuhan organisme demi kelanjutan hidupnya, misalnya lapar, haus, kebutuhan atau kegiatan dan istirahat, mengambil nafas, seksualitas dan sebagainya. 2. Motif Sosiogenetis, yaitu motif- motif yang berkembang berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang berada. Jadi motif ini tidak berkembang dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaan setempat. Misalnya, Universitas Sumatera Utara keinginan mendengarkan musik, menonton televisi, makan cokelat dan lain – lain. 3. Motif Teologis, dalam motif ini manusia adalah sebagai mahluk yang berkebutuhan, sehingga ada interaksi antara manusia dengan tuhannya, seperti ibadahnya dalam kehidupan sehari – hari. Penggolongan lain yang didasarkan atas terbentuknya motif, terdapat dua golongan, yaitu motif bawaan dan motif yang dipelajari. Motif bawaan sudah ada sejak lahir dan tidak perlu dipelajari, misalnya makan, minum, dan seksual. Motif yang kedua adalah motif yang timbul karena kedudukan atau jabatan. Dari sudut sumber yang menimbulkan, motif dibedakan menjadi dua macam, yaitu intrinsik dan motif ekstrinsik. Motif intrinsik timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhan. Sedangkan motif ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu. Uno 2007: 4 .

2.7.2 Proses Motivasi

Motivasi adalah proses prikologi yang dapat menjelaskan perilaku seseorang. Perilaku hakikatnya merupakan orientasi pada satu tujuan. Dengan kata lain, perilaku seseorang dirancang untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan proses interaksi dari beberapa unsur. Dengan demikian motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Kekuatan – kekuatan ini pada dasarnya dirancang oleh adanya berbagai macam kebutuhan, seperti keinginan yang hendak dipenuhinya, tingkah laku, tujuan, umpan balik. Universitas Sumatera Utara Proses motivasi dasar Basic Motivation Process dapat digambarkan sebagai berikut : . David Mc Clelland berpendapat bahwa a motive is a rediintegration by a cue of change in an affevtive situation, yang berarti motif merupakan implikasi dari hasil pertimbangan yang telah dipelajari rediintegration dengan ditandai suatu perubahan pada situasi afektif. Sumber utama munculnya motif adalah rangsangan stimulasi perbedaan situasi yang diharapkan. Motivasi dalam pengertian tersebut memiliki dua aspek yaitu adanya dorongan dalam dan dari luar untuk mengadakan perubahan dari suatu keadaan pada keadaan yang diharapkan dan usaha untuk mencapai tujuan. Uno, 2007 : 5 . Needs, Desires or Expectation Feed Back Goal Behavior Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 3.1.1 Sejarah Perkembangan FISIP USU Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik adalah fakultas ke-9 di lingkungan USU. Kelahiran FISIP USU hampir sama dengan kelahiran fakultas lainya di USU dengan banyak mengalami suka dan duka. Prakarsa pendiri FISIP USU berasal dari beberapa dosen di bidang ilmu Sosial, Administrasi dan Manajemen yang berada di Fakultas Ekonomi USU, untuk mendapat tempat sesuai dengan perkembangan saat itu. Persiapan proposal pendiri dilakukan oleh Drs. M. Adham Nasution, Asma affan MPA, Dr. AP. Parlindungan, SH, M. Solly Lubis, SH dan beberapa dosen lainnya. Berdasarkan proposal tersebut Rektor USU Dr. Parlindungan SH. Memperjuangkan agar di Universitas Sumatera Utara didirikan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Pada tahun 1980 mulanya FISIP USU merupakn jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat di Fakultas Hukum USU. Para pendiri FISIP USU ini sepakat untuk mengangkat Drs. M. Adham Nasution sebagai ketua jurusan dan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU Nomor 1181PT05C.80 tertanggal 1Juli 1980. Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat ini pertama kali menerima mahasiswa melalui ujian SIPENMARU pada tahun ajaran 19801981dengan jumlah mahasiswa sebanyak 75 orang. Kegiatan perkuliahan pertama kali dimulai tanggal 18 Agustus 1980 yang pembukaanya diresmikan oleh Rektor USU Prof. DR. AP. Parlindungan, SH di gedung perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi USU, dan perkuliahan selanjutnyadilaksanakan sore hari di gedung tersebut. Walaupun jurusan Ilmu Pengetahuan Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

2 38 89

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 3 89

JURNALISME EMPATI DALAM PROGRAM JUST ALVIN METRO TV (Studi Analisis Framing Penerapan Jurnalisme Empati dalam Program Just Alvin Metro TV pada Episode “Cinta untuk Ainun”).

0 2 15

PENDAHULUAN JURNALISME EMPATI DALAM PROGRAM JUST ALVIN METRO TV (Studi Analisis Framing Penerapan Jurnalisme Empati dalam Program Just Alvin Metro TV pada Episode “Cinta untuk Ainun”).

0 5 47

PENUTUP JURNALISME EMPATI DALAM PROGRAM JUST ALVIN METRO TV (Studi Analisis Framing Penerapan Jurnalisme Empati dalam Program Just Alvin Metro TV pada Episode “Cinta untuk Ainun”).

0 2 43

CODE SWITCHING IN “JUST ALVIN” TALK SHOW PROGRAM ON METRO TV.

2 4 26

PENGAMBILAN GILIRAN BICARA DALAM JUST ALVIN DI METRO TV: Sebuah Tinjauan Pragmatik.

0 0 13

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 9

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 1

Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” Di Metro Tv Dan Konsep Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Tayangan “Mario Teguh Golden Ways” di Metro TV Terhadap Konsep Diri Mahasiswa FISIP USU)

0 0 14