Dinding Pengarah Cairan Penstabil Penggalian Panel

mempengaruhi besarnya tegangan tersebut, hal ini menyebabkan perubahan tegangan semula. Gambar 2.26. Diagram Tegangan pada Dinding Penahan Tanah dalam keadaan At Rest Principles of Foundation Engineering, Braja M. Das, Fourth Edition

2.4.2.1. Pelaksanaan Pekerjaan Dinding Diaphragm

Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan lubang panel yang digali dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu: gaya-gaya yang menyebabkan keruntuhan dinding galian tekanan air tanah, beban-beban yang bekerja, tekanan tanah dan gaya-gaya yang menstabilkan dinding galian kuat geser tanah, faktor stabilisasi dari lumpur penstabil galian dan kontribusi dinding pengarah.

2.4.2.1.1. Dinding Pengarah

Langkah pertama yang selalu dilakukan dalam pelaksanaan dinding diaphragm adalah pembuatan dinding pengarah guide wall. Dinding pengarah ini merupakan dua balok beton bertulang yang sejajar yang dipasang searah dengan posisi dinding diaphragm yang akan dibuat Gambar 2.27. Gambar 2.27. Konstruksi Dinding Pengarah guide wall Land Transport Authority Kedua dinding pengarah ini yang memiliki tinggi 60 cm dipasang dengan jarak sedikit lebih besar dari lebar dinding diaphragm yang akan dibuat. Permukaan atas dinding pengarah ini biasanya berada pada atau sedikit diatas permukaan tanah asli. Fungsi dinding pengarah ini, antara lain: - Melindungi sisi atas panel dari kerusakan akibat terhantam alat penggali panel. - Mencegah mengurangi pergerakan horizontal lapisan tanah permukaan pada saat penggalian panel dilakukan. - Penstabil lapisan permukaan dari keruntuhan. - Mengarahkan alat penggali panel. - Tolak ukur ambang horizontal dari dinding diaphragm yang dibuat. - Sebagai saluran penghantar cairan penstabil ke dalam dan ke luar lubang panel. - Sebagai tumpuan untuk menggantung pembesian dinding diaphragm beton bertulang. - Bilamana perlu dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah agar cairan penstabil dapat diisi lebih tinggi dari permukaan tanah asli. Dengan demikian tekanan pada dinding panel dapat lebih besar dan dinding panel dapat lebih stabil. - 2.4.2.1.2. Penggalian Panel Pembuatan dinding diaphragm dilakukan secara panel per panel Gambar 2.28. Penggalian panel dilakukan berselang-seling, artinya dilakukan penggalian panel-panel utama primary panel, setelah panel utama dicor, barulah panel sekunder secondary panel yang terletak diantara dua panel utama digali dan dicor. Gambar 2.28. Penggalian Panel Land Transport Authority

2.4.2.1.3. Cairan Penstabil Penggalian Panel

Selama proses penggalian dilakukan, kestabilan panel yang digali dijaga dengan memasukkan cairan lumpur penstabil secara bersamaan ke dalam lubang yang terbentuk. Cairan penstabil ini berfungsi untuk menjaga agar dinding panel yang sudah digali tidak mengalami kelongsoran. Agar dapat berfungsi dengan baik cairan penstabil harus cukup kental dan berat jenis cukup untuk: - Menimbulkan tekanan hidrostatik yang cukup terhadap dinding galian untuk menahan kelongsoran tanah. - Tetap berada didalam galian panel dan tidak mengalir kedalam tanah. - Mencegah gumpalan tanah atau partikel pasir atau kerikil mengendap ke dasar galian, artinya gumpalan tanah dan partikel pasir atau partikel kerikil tetap berada dalam keadaan melayang didalam cairan penstabil. Lumpur bentonit ini berbentuk lapisan kedap air pada permukaan tanah yang kontak dengannya. Lapisan kedap ini akan mencegah meresapnya cairan penstabil dari dalam panel ke dalam tanah dan sebaliknya juga akan mencegah mengalirnya air tanah kedalam panel. Lapisan kedap air tersebut hanya akan terbentuk bila tekanan hidrostatis air tanah yang bekerja dan yang akan masuk kedalam lubang panel. Karenanya ambang lumpur bentonit didalam panel harus selalu lebih tinggi dari muka air tanah, terkadang bila perlu dinding pengarah harus dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah asli untuk menampung lumpur bentonit agar tekanan hidrostatisnya bisa cukup melampaui tekanan hidrostatis air tanah. Pada saat pencampuran, atau sesudah diproses ulang dan sebelum digunakan, lumpur bentonit harus mempunyai tolak ukur sebagai berikut: - Tidak boleh terjadi pemisahan antara lumpur bentonit dengan air. Pengujian untuk ini dilakukan dengan jalan pengambilan contoh lumpur bentonit dengan gelas ukur dan membiarkannya selama 10 jam. Bila tidak terlihat pemisahan air dengan lumpur bentonit maka lumpur bentonit tersebut dapat digunakan sebagai cairan penstabil. - Tidak boleh ada perbedaan berat jenis antara lumpur bentonit disebelah atas dengan yang disebelah gelas ukur. - Pengukuran ketebalan lapisan film harus kurang dari 1,5 mm. Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan pengukur ketebalan lapisan film. Selama proses penggalian hingga pengecoran selesai, lumpur bentonit harus memenuhi tolak ukur sebagai berikut: - Tergantung kepada jenis bentonit yang digunakan, umumnya berat jenis lumpur bentonit bervariasi antara 1,03 – 1,20 tm 3 , angka praktis yang harus dipertahankan umumnya sekitar 1,15 tm 3 dan tidak boleh lebih dari 1,30 tm 3 . - Viskositas lumpur bentonit yang diukur dengan menggunakan marscone bervolume 500 cc tidak boleh lebih dari 20 detik 20 cP. Kekentalan ini kira-kira setara dengan konsentrasi bentonit sebanyak 15. - Derajat keasaman pH lumpur bentonit tidak lebih dari 12.

2.4.2.1.4. Pembesian