bahasa Jawa untuk kelas VII,VIII, dan IX, dan buku bahasa Jawa untuk kelas X, XI, dan XII.
c. Buku pelajaran berseri, yaitu buku pelajaran berjilid
mencakup beberapa jenjang sekolah tertentu. Misalnya buku pelajaran bahasa Jawa dari SD, SMP, SMU yang disusun oleh
pengarang yang sama. Dapat pula hanya dua jenjang SD dan SMP atau SMP dan SMA saja.
Berdasarkan jumlah penulis buku pelajaran kita kenal buku pelajaran dengan penulis tunggal dan buku pelajaran dengan penulis
kelompok atau tim. Penulis tunggal adalah penulis yang mempersiapkan buku pelajaran tertentu seorang diri. Penulis
kelompok ialah penulis yang terdiri atas beberapa orang untuk menyiapkan buku pelajaran tertentu.
E. Buku Pelajaran dan Kurikulum
Membicarakan buku pelajaran memang tidak dapat terlepas dari kurikulum yang berlaku di sekolah. Buku pelajaran berkaitan erat
dengan kurikulum, karena kurikulum mendasari penyususnan buku pelajaran sehingga buku pelajaran tidak mungkin terlepas dari
kurikulum. Lalu timbul pertanyaan, apakah kurikulum selalu mendahului kurikulum? Ada beberapa kemungkinan jawaban, anrata
lain; 1.
Kurikulum dan buku pelajaran serentak diumumkan. ini pernah terjadi di negara kita. Saat itu pemerintah mengambil
kebijakan adanya sentralisasi buku pelajaran, sehingga buku pelajaran pada jenjang sekolah tertentu sama seluruh Indonesia.
Pemerintah menetapkan kurikulum secara otomatis berkewajiban melengkapinya dengan mengadakan buku pelajarannya. Ketika
kurikulum dikirim ke sekolah-sekolah sudah lengkap disertai buku
Telaah Buku Teks 25
pelajaran, buku pegangan guru, maupun perangkat lain yang menunjang.
2. Kurikulum mendahului buku pelajaran
Pendapat yang umum diikuti dan dianggap paling masuk akal adalah kurikulum mendahului buku pelajaran. Hal ini terjadi karena
penyusun kurikulum dan penulis buku pelajaran tidak dilakukan satu pihak. Pihak pemerintah menetapkan kurikulum sedangkan buku
pelajaran ditulis atau disusun oleh pihak swasta. Setelah kurikulum ditetapkan atau diumumkan oleh pihak yang berwenang para
pengarang atau penulis baru dapat menyusun buku-buku pelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Tipe inilah yang sekarang
berlaku di negara kita.
3. Buku pelajaran mendahului kurikulum
Buku pelajaran yang dianggap bernutu dan ditulis oleh para ahli dibidangnya dijadikan dasar penyususnan kurikulum. Mungkin
sekali penyusun buku pelajaran tersebut ditugasi sebagai peyusun kurikulum agar yang bersangkutan dapat menerjemahkan idenya
pada kurikulum. Contoh lain pada mata pelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar. Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran muatan
lokal, karenanya belum semua sekolah dapat mengakses kurikulumnya mungkin juga belum dibuatdisebarluaskan. Sehingga
ketika pada suatu sekolah ada pelajaran bahasa Inggris dimungkinkan tidak menggunakan kurikulum. Namun demikian guru
yang mengajar bias mendapatkan buku-buku pelajaran sebagai penunjang pembelajaran bahasa Inggris di sekolahnya. Ini berarti
guru ketika menggunaka buku pelajaran tersebut tidak didasarkan kepada kurikulum yang ada.
4. Buku pelajaran dan kurikulum lahir sendiri-sendiri.
Telaah Buku Teks 26
Ada kalanya, dan sering terjadi, antara buku pelajaran dan kurikuum tidak apa pertemuan. Buku pelajaran disusun kemudian
diterbitkan mungkin mendahului atau sesudah adanya kurikulum yang berlaku. Dengan kata lain buku pelajaran dan kurikulum lahir
sendiri-sendiri. Dalam situasi demikian ini dapat terjadi kurikulum mengarah ke kanan sedangkan buku pelajaran mengarah ke kiri. Jadi
tidak terjadi persesuaian, bahkan terjadi pertentangan. Akibatnya jangankan menunjang, sama arah dan tujuan pun tidak . Bila hal ini
terjadi maka sia-sialah keberaadaan sebuah buku pelajaran.
Telaah Buku Teks 27
BAB IV STANDAR KUALITAS BUKU PELAJARAN