BAB IV STANDAR KUALITAS BUKU PELAJARAN
A. Pendahuluan
Agar buku pelajaran memenuhi tujuan pembelajaran harus dilengkapi dengan sarana pembalajaran yang memadai serta mudah
dipahami siswa sehingga menunjang program pembelajaran, diperlukan penstandaran. Tujuan penstandaran adalah agar buku yang disusun
berkualitas, baik dari segi bentuk maupun isi, sehingga berdampak pada pengembangan berpikir, berbuat, dan bersikap siswa sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional. Agar penstandaran ini objektif, transparan, serta dapat
dipertanggung-jawabkan, penyususnannya didasarkan pada konsensus diantara berbagai pihak terkait, seperti para pakar keilmuan, pakar
pembelajaran, pakar psikologi pendidikan, praktisi pendidikan, pengguna buku pelajaran, pemerintah, penerbit, serta penulis buku
pelajaran. Sifat standar ini mengikat, artinya buku pelajaran yang ditulis harus sesuai dengan standar ini.
Untuk mengukur kualitas buku pelajaran, Tampubolon, dalam pusbuk 2005:17 menyatakan dua hal yang perlu diperhatikan, pertama
adalah yang langsung tampak, yakni format buku bentuk atau konstruksi buku secara keseluruhan, seperti ukuran dan jilid, kulit luar,
kertas, gambar dan ilustrasi, serta warna-warna yang digunakan. Kedua adalah isi atau materi buku yang harus sesuai dengan jenjang
perkembangan kognitif siswa, seperti penggunaan bahasa dan ilustrasi.
Pendapat yang lebih terperinci mengenai materi adalah bahwa buku pelajaran yang baik mengandung isi atau materi, sesuai dengan
kurikulum, disusun oleh penulis yang berkompeten, disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, memperhatikan ilustrasi dan format
Telaah Buku Teks 28
Davis 1955 dalam pusbuk 2005:17. Dalam instrumen yang dikembangkan oleh Houzt 1955 ada sebelas unsur yang menjadi dasar
pemilihan penilaian buku pelajaran, yakni 1 pengarang dan latar belakangnya, 2 isi atau materi, 3 kosakata dan kalimat, 4 makna
dan pemahaman, 5 penyajian materi, 6 latihan dan praktik, 7 perbedaan individu, 8 pengukuran prestasi, 9 pemecahan masalah,
10 tujuan guru, dan 11 fisik buku. Sedangkan Tarigan 1986:24 merinci kriteria kualitas buku pelajaran menjadi sebelas pula, yakni
sudut pandang, kejelasan konsep, relevansi dengan kurikulum, menarik minat, menumbuhkan motivasi, menstimulasi aktivitas, ilustrasi,
komunikatif, penunjang mata pelajaran lain, menghargai perbedaan individu, dan memantapkan nilai-nilai.
Mengacu pada definisi dan pertimbangan di atas, hal-hal yang berhubungan dengan standarisasi buku pada dasarnya dapat
dikelompokkan ke dalam empat aspek, yakni 1 kelayakan isi, 2 kelayakan penyajian, 3 kelayakan bahasa bacaan, dan 4 kelayakan
grafika. Keempat aspek ini saling berkaitan satu dengan yang lain. 1
Kelayakan isi. Aspek ini merupakan bahan
pembelajaran, yakni meliputi bahan teori aplikatif tentang kemampuan berbahasa dan bersastra; bahan wacana
lisantulisan, prosapuisipercakapan, fiksinonfiksi. Kriteria materi harus spesifik, jelas akurat dan mutakhir dari segi
penerbitan. Informasi yang disajikan tidak mengandung makna yang bias. Kosakata struktur kalimat, panjang paragrap, dan
tingkat kemenarikan sesuai dengan minat dan kognisi siswa. Kutipan tembang, geguritan, atau wacana yang diambil dari
sumber otentik dan diberikan sumber rujukannya. Ilustrasi harus sesuai dengan teks, harus akurat, dan sederhana. Demikian pula
peta, table, serta grafik harus sesuai dengan teks, harus akurat dan sederhana. Perincian materi harus sesuai dengan kurikulum.
Perincian materi juga harus memperhatikan keseimbangan dan
Telaah Buku Teks 29
penyebaran materi, baik yang berkenaan dengan pengembangan makna dan pemahaman, pemecahan masalah, pengembangan
proses, latihan praktis, tes keterampilan maupun tes pemahaman. 2
Kelayakan penyajian. Aspek ini merupakan
aspek tersendiri yang harus diperhatikan dalam buku pelajaran, baik berkenaan dengan penyajian tujuan pembelajaran,
keteraturan urutan dalam penguraian, kemenarikan minat dan perhatian siswa, kemudahan dipahami, keaktifan siswa, hubungan
bahan, maupun latihan dan soal. Dari berbagai sudut, terlihat bahwa bahasa termasuk keterbacaan merupakan aspek yang
cukup unik dalam penyajian materi, aspek ini kemudian disajikan secara terpisah dari materi. Seringkali penjelasan mengenai
kedua hal tersebut masih tumpang-tindih, terutama antara penyajian materi dan grafika. Oleh karena itu, dalam pedoman
penilaian ini, kriteria-kriteria tersebut diolah ulang sebagaimana terurai di awal tadi.
3 Kelayakan Bahasa. Aspek bahasa merupakan
sarana penyampaian dan penyajian bahan, seperti kosakata, kalimat, paragrap, dan wacana. Aspek keterbacaan berkaitan
dengan tingkat kemudahan bahasa kata, kalimat, paragrap, dan wacana bagi kelompok atau tingkatan siswa. Berbagai ahli
keterampilan membaca sependapat bahwa bahasa dan keterbacaan sebuah buku pelajaran menjadi ukuran kualitas buku
pelajaran. Ada tiga ide utama yang terkait dengan keterbacaan, yakni
a kemudahan membaca berhubungan dengan bentuk tulisan
atau topografi: ukuran huruf dan lebar spasi, yang berkaitan
aspek grafika; b
kemenarikan hubungan dengan minat pembaca, kepadatan ide bacaan, dan penilaian keindahan gaya tulisan, yang
berkaitan dengan aspek penyajian materi;
Telaah Buku Teks 30
c kesesuaian berhubungan dengan kata dan kalimat, panjang
pendek, frekuensi, bangun kalimat, dan susunan paragrap,
yang berkaitan dengan bahasa dan keterbacaan. 4
Kelayakan Grafika. Aspek ini berkenaan
dengan fisik buku, seperti ukuran buku, kertas, cetakan, ukuran huruf, warna, ilustrasi, dan lain-lain. Sebagian masalah yang
berkaitan dengan aspek grafika terdapat dalam uraian mengenai aspek keterbacaan. Sebagian lain disajikan dalam uraian
tersendiri, yakni khusus grafika, yang dikembangkan khusus oleh tim grafika.
Dengan demikian, standar buku pelajaran secara garis besar dapat diukur melalui aspek isi atau materi, penyajian materi, bahasa dan
keterbacaan, dan grafika.
B. Rumusan Instrumen Penilaian Buku Pelajaran DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN