Area Prioritas Pendekatan Ekosistem untuk Pengelolaan Perikanan Karang di Pulau Weh, Nangroe Aceh Darussalam

Famili Spesies Pseudobalistes fuscus Sufflamen fraenatus Caesionidae Caesio caerulaurea Caesio teres Pterocaesio tile Carangidae Carangoides orthogrammus Carangoides plagiotaenia Elagatis bipinnulatus Haemulidae Plectorhinchus Holocentridae Myripristis Lutjanidae Aphareus furca Lutjanus bohar Lutjanus Kasmira Macolor niger Pemperidae Pempheris adusta Pempheris vanicolensis Priacanthidae Priacanthus hamrur Scaridae Chlorurus troschelii Scarus altipinnis Scarus ghobban Scarus rubroviolaceus Serranidae Aethaloperca rogaa Cephalopholis argus Cephalopholis boenak Cephalopholis miniata Cephalopholis sonnerati Cephalopholis spiloparaea Epinephelus caeruleopunctatus Epinephelus fasciatus Epinephelus macrospilos Epinephelus ongus Epinephelus spilotoceps Epinephelus tauvina Variola louti

5.2 Area Prioritas

Analisis Marxan dilakukan untuk memilih kawasan-kawasan penting di Pulau Weh yang dapat dijadikan kawasan konservasi. Berdasarkan Analisis Marxan prioritas pertama atau 10 dari target konservasi meliputi wilayah Anoi Itam, Ie Meulee, Pulau Klah, Iboih, Jaboi, dan Keunekai. Prioritas kedua atau 20 dari target konservasi meliputi wilayah Anoi Itam, Ie Meulee, Pulau Klah, Iboih, dan Jaboi. Prioritas ketiga atau 30 dari target konservasi meliputi wilayah Anoi Itam, Ie Meulee, Pulau Klah, Iboih, Jaboi, dan Beurawang. Prioritas keempat atau 40 dari target konservasi meliputi wilayah Anoi Itam, Ie Meulee, Pulau Klah, Iboih, Jaboi, Beurawang, dan Keunekai. Analisis Marxan tersebut sesuai dengan penelitian Rudi et al. 2008 dan Campbell et al. 2008 yang menyebutkan bahwa wilayah Iboih, Ie Meulee dan Anoi Itam merupakan wilayah dengan kondisi sumberdaya yang masih baik. Hal ini disebabkan berlakunya sistem pengelolaan adat yang mirip pengelolaan kawasan konservasi laut di ketiga wilayah tersebut. Perbandingan antara persentase target konservasi dan persentase luas habitat menunjukkan hubungan logarithmic. Hal yang sama juga terjadi pada perbandingan antara persentase target konservasi dan luas habitat yang menunjukkan hubungan logarithmic. Luas maksimum kawasan konservasi yang dibutuhkan adalah 40 dari luas habitat yang ada. Grafik hubungan persentase target konservasi dengan persentase luas habitat dan persentase target konservasi dengan luas habitat disajikan pada Gambar 22. Gambar 22. Hubungan Persentase Target Konservasi dengan Persentase Luas Habitat dan Luas Habitat Penelitian Bohnsack et al. 2000 menunjukkan untuk perikanan karang jumlah habitat yang perlu dikonservasi sebanyak 20 sampai 30 dari habitat yang ada untuk keberlanjutan perikanan karang. Angka tersebut diperoleh dari analisis produktifitas dan ecopath dimana saat perikanan dikonservasi 20 sampai 30 jumlah biomassa ikan karang secara umum akan meningkat seiring y = 16.20lnx - 31.89 R² = 0.939 y = 146.5lnx - 288.5 R² = 0.939 50 100 150 200 250 300 5 10 15 20 25 30 35 40 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Lu a s H a bi ta t H a L u a s H a b it a t Target Konservasi Grafik Luas Area Prioritas dengan waktu. Berdasarkan hal tersebut maka wilayah yang perlu dikonservasi adalah Anoi Itam, Ie Meulee, Pulau Klah, Iboih, Jaboi, dan Beurawang. Wilayah yang dapat dijadikan zona inti atau 10 dari habitat penting adalah wilayah Ie Meulee, Anoi Itam, Iboih, Jaboi, dan Pulau Klah. Pemilihan zona inti sebesar 10 pada beberapa lokasi sesuai dengan Watson et al. 2000 yang menyebutkan bahwa kawasan konservasi akan efektif jika dipilih beberapa wilayah yang memiliki biomassa tinggi sebagai zona inti. Hal ini berkaitan dengan proses spill over dan mobilitas ikan. Penentuan lokasi spesifik zona inti memerlukan kajian lanjutan berkenaan pola rekruitmen ikan karang yang ada di Pulau Weh. Pola rekruitmen tersebut akan sangat mempengaruhi pola spasial kawasan konservasi Sale, 2004. Selain itu dalam skala yang lebih luas perlu dikembangkan kawasan konservasi di luar wilayah Pulau Weh untuk lebih mengefektifkan dampak dari adanya kawasan konservasi dalam bentuk jejaraing kawasan konservasi dalam satu kawasan.

5.3 Kelembagaan