1 Periksalah ke dokter gigi untuk menjaga kesehatan mulut, seterusnya jagalah kesehatan mulut dan gigi sebaik
mungkin. 2 Biasakan berkumur dengan obat kumur setiap bangun tidur.
Juga hendak tidur bila mau, sangat baik. Obat kumur yang murah adalah air garam hangat atau rebusan daun sirih.
3 Makanan harus dijaga nilai gizinya yang lengkap seimbang seperti diutarakan di atas bagi ibu hamil.
7. Pengaruh Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Kehamilan
Gigi berlubang yang tidak dirawat akan menyebabkan masalah sistemik selama kehamila dan dapat menyebabkan kelahiran prematur dan
berat bayi lahi rendah BBLR. Gigi berlubang yang tidak dirawat tersebut dapat menyebabkan indikasi pencabutan yang dilakukan pada saat kehamilan.
Tindaka pencabutan gigi pada saat kehamilan harus dihindari karena dapat membahaykan janin akibat penggunaan obat anastesi atau timbulnya stress
pada ibu hamil saat pencabutan gigi Kementrian Kesehatan RI,2012 . Perubahan hormonal pada saat kehamilan yang disertai adanya faktor
lokal seperti plak atau karang gigi akan menimbulkan pembesaran dan atau peradangan pada gusi. Keadaan ini akan diperberat oleh kondisi gigi dan
mulut sebelum kehamilan yang sudah buruk DepKes RI, 2012 . Studi epidemiologi baru-baru ini sebagian besar mendukung hubungan
yang kuat antara kesehatan mulut dan hasil kehamilan yang merugikan,
sementara beberapa kontroversi masih tetap. Dalam sebuah studi casecontrol terdiri dari 161 wanita Kaukasia sistemik sehat di Hungaria, hubungan yang
signifikan yang ditemukan antara kelahiran prematur dan awal periodontitis kronis lokal Radnai et al., 2006. Kriteria untuk mendiagnosis periodontitis
digunakan dalam penelitian ini adalah: pendarahan pada ≥ 50 dari gigi di
periksa, dan setidaknya satu situs menyelidik kedalaman ≥ 4 mm. Dua kasus-kontrol studie melibatkan ibu hamil India dan Yordania, masing-
masing, melaporkan temuan yang konsisten Kushtagi et al, 2008;. Khader et al, 2009.. Sebuah studi terpisah yang dilakukan di Australia melaporkan
bahwa penyakit periodontal secara signifikan berhubungan dengan kematian perinatal Shub et al., 2009. Hubungan seperti itu tidak didukung oleh sebuah
penelitian di Amerika Serikat atau lain yang melibatkan perempuan Thailand Durand et al, 2009;. Lohsoonthorn et al, 2009.. Dalam penelitian di AS,
bagaimanapun, meskipun penyakit periodontal tidak ditemukan terkait dengan kelahiran prematur, rendahnya tingkat Lactobacilli dalam saliva dikaitkan
dengan kelahiran prematur Durand et al., 2009. Sebuah studi sebelumnya juga melaporkan bahwa saliva Actinomyces naeslundii genospecies 2 dan
tingkat Lactobacillus casei dapat digunakan untuk memprediksi hasil kelahiran Dasanayake et al., 2005. Temuan ini mewakili pergeseran dari
penyakit periodontal ke bakteri mulut, yang dapat digunakan untuk diagnosis dini dan prediksi hasil kelahiran Y. W. Han, 2011.
Di dalam rongga mulut terdapat beberapa barier untuk mencegah
penetrasi bakteri dari plak gigi ke jaringan
a. Barier fisik pada permukaan epitel mukosa b. Peptide pada epitel mukosa mulut
c. Barier elektrik dimana terdapat beda muatan pada dinding sel antara pejamu dan mikroba
d. Barier imunologi dari sel-sel pembentuk antibody e. Sistem retikuloendotelial barier fagosit.
Pada keadaan normal, sistem barier ini akan bekerja bersama-sama untuk mencegah dan mengurangi penetrasi bakteri. Penurunan daya tahan tubuh
secara sistemik atau gangguan microbial loka, misalnya kebersihan mulut buruk, maka bekteri dan produk nya yang merupakan antigen dan faktorn
viulen lipopolisakarida=LPS mengadakan interkasi dengan epitel saki gusi, dengan mekanisme invasi, eksotoksin, endotoksin dan enzim. Tubuh
mengadakan respons imunologis dengan aktivasi sel B, sel T dan polimorfonuklear leukosit PMN. Sel epitel yang teraktivasi akan melepaskan
mediator inflamasi
IL-1, IL-8,
prostaglandin E2
PGE2, matrismetaloproteinase MMP dan tumornecrotic faktor TNF, yang
merupakan respons paling awal terhadap stimuli bakteri dan meyebabkan gangguan metabolism jaringan ikat dan tulang yang tampak sebagai tanda
klinis awal radang jaringan gingival atau gingivitis. Proses inflamasi dapat menjalar ke jaringan di bawahnya, terjadi
peningkatan permeabilitas vascular dan pembebasan agen aktivasi leukosit spesifik. Hal ini menyebabkan peningkatan kerudakan komponen plasma
dalam cairan saku gusi dan terjadi ekstravasasi leukosit. Adanyan LPS atau IL-1 dan TNF , sel endotel mikrosirkulasi teraktivasi, pembuluh mengalamu
inflamasi, vasodilatasi dan aliran darah menjadi lambat. Hubungan sel endotel terbuka dan cairan kaya protein keluar, tertimbun pada matriks ekstraselluler.
Peningkatan leukosit, monosit dan aktivasi makrofag menghasilkan mediator respon imun dan respons radang jaringan penyangga gigi, serta substansi
kemotaktik, dan selamjutnya proses radang ini akan menyebar secara sistemuk ke seluruh tubuh. Pada ibu hamil, proses penyebaran infeksi dengan
peningkatan mediator proinflamasi pada sirkulasi secara imunologik dapat melewati barier plasenta, menyebabkan meningkatnya kadar IL-
1β, TNF- α,IL-6, PGE2 dalam cairan amnion, dapat menyebabkan bayi lahir kurang
bulan atau bayi BBLR Oedijani Santoso, 2009 .
8. Pentingnya Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Bagi Ibu Hamil