1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan akan penyakit gigi dan mulut. Beberapa penelitian menyatakan bahwa tingkat pengetahuan,
sikap, dan perilaku ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut. Adapun efek kehamilan pada kesehatan rongga mulut, antara lain: gingivitis
kehamilan, periodintitis kehamilan, tumor kehamilan, erosi gigi, karies gigi dan mobilitas gigi.Beberapa budaya yang menganggap bahwa kehamilan
adalah sakit, tetapi ada juga yang mengganggap bahwa kehamilan adalah kejadian alamiah Susanti, 2013.
Kehamilan adalah suatu proses alamiah yang melibatkan perubahan fisiologis, anatomi dan hormonal. Efek perubahan hormonal mempengaruhi
hampir semua sistem organ, termasuk rongga mulut, keadaan ini terjadi karena adanya peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron selama
kehamilan yang menimbulkan peningkatan respon inflamasi yang berlebihan terhadap penumpukan plak Hajekazemi, 2008.
Indonesia telah gagal mencapai target MDGs point 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun
2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu , untuk mewujudkan tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen
dan usaha keras yang terus menerus maka di tahun 2016 ini dilanjutkan dengan Substainable Development Goals SDGs, sebuah program yang
memiliki maksud dan tujuan yang sama salah satunya yaitu peningkatan masalah kesehatan pada ibu hamil. Masalah kesehatan ibu harus diperhatikan
dalam keadaan hamil karena Penyebab kematian Ibu hamil secara global termasuk di Indonesia masih didominasi oleh banyak penyebab utama, yaitu
perdarahan 28, hipertensi yang diinduksi kehamilan 24, dan infeksi 11 akan tetapi infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu
http:storage.jak-stik.ac.id , RISKESDAS, 2013 . Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia SDKI tahun 2012,
Angka Kematian Ibu AKI di Indonesia masih tinggi, yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup. Jika dihitung berdasarkan angka tersebut, maka ada 16.155
orang ibu yang meninggal akibat kehamilan, persalinan dan nifas pada tahun 2012. Di samping itu, Angka Kematian Bayi AKB juga masih tinggi di
Indonesia. Pada tahun 2012, angkanya adalah 32 per 1000 kelahiran hidup.Tingginya angka kematian maternal dipengaruhi oleh banyak faktor dan
sangat kompleks. Secara garis besar faktor determinan kematian maternal digolongkan menjadi dua faktor besar yaitu faktor medis atau lansgung dan
faktor non-media atau tidak langsung. Faktor medis atau langsung disebabkan oleh komplikasi obstetri atau penyakit kronik yang menjadi lebih berat selama
masa kehamilan, sehingga berakhir pada kematian, penyebab kematian ibu terbanyak masih didominasi perdarahan 32, disusul hipertensi dalam
kehamilan 25, infeksi 5, partus lama 5, dan abortus 1.
Penyebab lain-lain 32 cukup besar, termasuk didalamnya penyebab penyakit nonobstetrik ISMKI, 2015; PMKI, 2009.
Meningkatkan kesehatan ibu hamil yang diupayakan dapat mencapai pada tahun 2030 merupakan tantangan utama dalam pembangunan kesehatan
di seluruh dunia yaitu memperbaiki dan meningkatkan kesehatan ibu hamil dengan cara memperbaiki gizi seimbang selama kehamilan.Disamping itu
menjaga kesehatan
gigi dan
mulut selama
kehamilan sangat
pentingdikarenakan kebersihan gigi dan mulut yang buruk pada ibu hamil dapat memberi efek terhadap janin seperti bayi premature dan berat bada lahir
rendah ISMKI, 2015 . Tingkat pravalensi pengguna pelayanan kesehatan gigi selama
kehamilan dilaporkan berkisar 23-43 dari ibu hamil, dan 58 tidak melakukan perawatan gigi selama masa kehamilan Sumidarti, 2011.
Kebersihan gigi dan mulut yang buruk pada saat kehamilan dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit lokal maupun sistemik dikarenakan
pada saat kehamilan terjadi perubahan hormonal yaitu hormon estrogen dan progesterone.
Perubahan hormonal pada ibu hamil menimbulkan berbagai keluhan seperti mual, muntah, dan termasuk keluhan sakit gigi dan mulut akibat dari
kebiasaan mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Menurut RISKESDAS 2013 penduduk Indonesia mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut
sebesar 25,9 yaitu karies dan periodontal, yang salah satu nya adalah diderita oleh ibu dalam masa kehamilannya RISKESDAS,2013.
Pada penelitian Sarifakioglu 2006, yang dilakukan terhadap 100 ibu hamil dan 100 wanita tidak hamil menunjukkan 29 ibu hamil mengalami
gingivitis dan 10 mengalami granuloma pyogenik. Hal ini menunjukkan bahwa pada ibu hamil ditemukan terdapat lesi mukosa oral pada, karena pada
saat kehamilan terjadi perubahan hormonal dan vaskular yang diperberat oleh respon gingiva terhadap plak bakteri. Namun, jika kebersihan mulut dan gigi
selama kehamilan dijaga akan mengurangi insiden masalah gigi dan mulut selama kehamilan.
Penelitian Habashneh
2005 melaporkan
bahwa kurangnya
pengetahuan mengenai hubungan kehamilan dengan kesehatan gigi dan mulut, di mana hanya 49 responden yang melakukan kunjungan ke dokter gigi.
Perilaku kunjungan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor personal, status ekonomi dan pengetahuan.
Beberapa penelitian menyatakan bahwa tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut. Yang
dilakukan oleh Al-Attas 2008 di Arab Saudi menemukan bahwa ibu hamil mempunyai kepercayaan beberapa masalah kesehatan selamakehamilan
disebabkanoleh kehamilan tetapi mereka masih kurang memperhatikan kesehatan rongga mulut dan tidak melakukan kunjungan ke dokter gigi.
Beberapa penelitian mengenai pengetahuan dan sikap yang harus dimiliki ibu hamil oleh Natalie J Thomas 2008 menemukan bahwa, ibu
hamil dengan pendidikan kurang dan status sosial-ekonomi rendah lebih berisiko tinggi terhadap kesehatan periodontal yang buruk dibandingkan
dengan wanita yang pendidikan dan status sosial ekonomi yang lebih tinggi. Banyak wanita yang masih memiliki pengetahuan yang kurang tentang
kesehatan gigi dan mulut. Berdasarkan hasil pada studi pendahuluan yang dilakukan di
Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan pada tanggal 17 dan 18 Desember 2015 pada 10 orang ibu hamil, 8 diantaranya belum mengetahui dampak dari
kebersihan gigi dan mulut terhadap janin yang dikandungnya. Dan 2 ibu hamil mengetahui bagaimana sikap dan tindakan yang dilakukan untuk menjaga
kebersihan dengan cara sikat gigi 2 kali sehari. Disamping itu, berdasarkan hasil wawancara dengan penanggung jawab bagian kesehatan ibu anak
KIAdi Puskesemas Ciputat dinyatakan bahwa tidak ada pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut yang khusus. Hal tersebut dikarenakan selama
kehamilantenaga kesehatan dan ibu hamil lebih berfokus terhadap perkembangan janin dan kesehatan ibu hamil. Ibu hamil yang mengalami
keluhan dengan gigi dan mulut maka akan disarankan oleh dokter kandungan untuk memeriksakan ke dokter gigi.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian mengenai pengetahuan ibu hamil terhadap kesehatan gigi dan mulut
selama kehamilan pada ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.
B. Rumusan Masalah