giginya. Hal ini dapat memperburuk kondisi rongga mulut ibu hamil yang disebebakn oleh bakteri karie dan sisia makanan yang susah dibersihkan
Setiono, 2004. Selain itu pelepasan ion kalcium, menurut penelitian Eka Diah, 2014 menjelaskan bahwa sebagian besar responden mempunyai
kesehatan gigi kurang sejumlah 15 orang 60 responden. Hal ini disebabkan oleh terjadi pelepasan ion calcium dan phosphate dari enamel prisma. Pada
keadaan ini permukaan gigi masih terlihat utuh. Hal ini sering ditemukan pada area yang mudah tertimbun plak seperti area pit dan fissure serta dibawah kotak
point diantara gigi geligi. Oleh sebab itu diharapkan petugas kesehatan di Puskesams atau posyandu dapat memberikan informasi dan konseling dalam
mengkonsumsi kalsium pada ibu hamil selama masa kehamilan terutama yangmemiliki pengetahuan kurang dalam mengkonsumsi kalsium.
C. Keterbatasan Penelitian
Dari pembahasan hasil penelitian ini akan dikemukakan beberapa keterbatsan dalam penelitian ini.
1. Penelitian ini mempunyai keterbatasan dalam jumlah responden yang kemungkinan dapat mempengaruhi hasil hipotesis.
2. Waktu dalam pengisian kuesioner juga tidak efisiensi dikarenakan responden terkadang sibuk dengan aktivitasnya sehingga menjawab
pertanyaan nya jadi lebih cepat dan tanpa pemikiran panjang. Hal ini kemungkinan terdapat bias dalam pengisian kuesioner
3. Adanya kemungkinan bias pada hasil penelitian ini bahwa kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan bukan hanya dapat dipengaruhi oleh tingkat
pengetahuan ibu terhadap kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan, akan tetapi ada faktor-faktor lain, seperti pengalaman ibu hamil, usia ibu
hamil, usia kandungan tenaga kesehatan, dan kepercayaan. 4. Instrument penelitian tingkat pengetahuan belum baku akan tetapi di
adopsi darijournalguidline maternitry dan dikembangkan sendiri oleh peneliti sehingga hasil nya masih belum dapat mewakili secara
keseluruhan.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan dan dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian
ini adalah Gambaran karakteristik ibu hamil Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan yang menjadi responden dalam penelitian ini, yaitu : Usia berkisar 26-35 tahun,
Pendidikan terakhir SMA, Status Pekerjaan tidak bekerja, Trimester II dan Jumlah Paritas terbanyak 2 anak. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil di Puskesmas Ciputat
Tangerang Selatan memilki tingkat pengetahuan buruk mengenai kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan sebesar 24 responden 53.3. Tingkat pengetahuan
responden yang baik dapat dijadikan sebagai dasar dalam mengetahui kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan karena pengetahuan merupakan domain terendah
dalam pembentukan perilaku seseorang. Tingkat kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan pada ibu hamil di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan dimana
sebagian besartingkat kesehatan gigi dan mulut kurang 25 responden 55.6. Pada umumnya, kehamilan berhubungan dengan keadaan rongga mulut, sebab apabila
kebersihan rongga mulut tidak diperhatikan pada masa kehamilan maka akan terjadi kelainan-kelainan rongga mulut akibat terjadinya ketidakseimbangan hormon
wanita dan adanya faktor-faktor iritasi lokal dalam rongga mulut. Pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil tegantung pada pengetahuan dan sikap ibu hamil mengenai kesehata gigi dan mulut selama masa kehamilan, sebab tingkat
pengetahuan dan sikap merupakan faktor predisposisi dala sebuah perilaku. Hasil uji statistic menunjukkan tidak ada hubungan antara variable Tingkat Pengetahuan
dengan variabel Kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan p=1.000.
B. SARAN