4 2
Meningkatkan ekspor hasil-hasil perikanan untuk menambah devisa negara dari sektor non migas.
3 Menyediakan lahan untuk kegiatan industri perikanan dalam rangka
meningkatkan nilai tambah produksi perikanan. 4
Menciptakan lapangan kerja. 5
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya sekitar PPS Nizam Zachman melalui pertumbuhan usaha perekonomian seperti pertokoan,
perbekalan dan lainnya. 6
Meningkatkan pengawasan, keamanan, ketertiban dan kebersihan di kawasan pelabuhan.
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, maka diperlukan kelembagaan kelautan dan perikanan yang kuat dan tangguh, namun fleksibel atau lentur dalam
menyesuaikan dengan lingkungan strategis yang berkembang secara dinamis. Dalam rangka penataan inilah diperlukan strategi agar kapasitas kelembagaan
pelabuhan perikanan meningkat.
1.2 Perumusan Masalah
Di Indonesia terdapat berbagai kelembagaan yang terlibat di dalam pengendalian, operasional serta pengelolaan pelabuhan perikanan, namun
demikian menyangkut jumlah dan jenis kelembagaan yang berada di pelabuhan perikanan tersebut akan berbeda sesuai dengan besarnya ukuran dan lokasi
pelabuhan perikanan. Di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman yang merupakan
pelabuhan perikanan terbesar di Indonesia, saat ini terdapat 10 macam
5 kelembagaan yang terlibat di dalam pelaksanaan fungsi-fungsi pengaturan di
pelabuhan diluar industri swasta. Sekalipun telah diterbitkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 1082
KptsOT.2101099 tanggal 13 Oktober 1999 tentang Tata Hubungan Kerja UPT Pelabuhan Perikanan dengan Instansi Terkait dalam Pengelolaan Pelabuhan
Perikanan, namun suasana ketidakharmonisan antara UPT, Perum dan instansi terkait lain tetap berkembang bahkan cenderung meruncing.
Sumber permasalahan diperkirakan berasal dari beberapa sebab antara lain:
1 Adanya kemiripan antara tugas pokok dan fungsi UPT berdasarkan SK
Menteri Kelautan dan Perikanan No. KEP.261MEN2001 tanggal 1 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelabuhan Perikanan, dengan
“Maksud, Tujuan dan Bidang Usaha Perum” sebagaimana tercantum dalam PP No. 23 Tahun 2000 tentang Perum Prasarana Perikanan Samudera.
2 Tidak terdapat ketentuan khusus baik dalam SK Menteri Kelautan dan
Perikanan di atas, maupun di dalam PP yang menetapkan bahwa Perum di dalam segenap aktivitasnya harus berada di bawah koordinasi UPT.
3 Belum dapat direalisasikannya fungsi kesyahbandaran perikanan sesuai SK
Menteri Kelautan dan Perikanan No. KEP.261MEN2001 sehingga tertib Bandar di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman masih
dilaksanakan oleh Syahbandar Perhubungan Laut. 4
Dukungan dan koordinasi instansi terkait masih lemah, karena instansi terkait dimaksud secara organisatoris lebih bertanggung jawab kepada
instansi vertikal di atasnya pimpinannya.
6 Guna mengatasi permasalahan di atas, alternatif pemecahan yang dapat
dilaksanakan antara lain : 1
Menyempurnakanmerevisi peraturan guna mencegah kemiripan “Maksud, Tujuan dan Bidang Usaha” Perum dengan tugas pokok dan fungsi UPT
Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman. 2
Perlu diberi penegasan bahwa Perum dalam kegiatannya sehari-hari di dalam lingkungan pelabuhan, harus berada di bawah koordinasi UPT
Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman. Penegasan ini harus tercantum, baik di dalam PP hasil revisi tentang Perum maupun di dalam SK
Menteri Kelautan dan Perikanan yang akan datang. 3
Menindaklanjuti tentang tertib Bandar di pelabuhan melalui penerbitan peraturan.
4 Menyelenggarakan koordinasi secara berkala dengan instansi terkait guna
membahas permasalahan di pelabuhan perikanan. Dengan demikian untuk mencapai keberhasilan pembangunan pelabuhan
perikanan tidak lepas dari kelembagaan pelabuhan itu sendiri yang harus sesuai dengan persyaratan, maka hendaknya pengelola selain menjual jasa-jasanya juga
dapat memanfaatkan dan memelihara fasilitas-fasilitas yang ada secara efektif dan efisien dan dapat mengkoordinir semua pelaku-pelaku yang ada di pelabuhan
secara baik. Selain itu kelembagaan ekonomi perlu dikembangkan terutama pemasaran ikan yang kompetitif di pelabuhan perikanan seperti terjalinnya
kemitraan antara nelayan tradisional dengan perikanan industri untuk menyalurkan hasil tangkapan nelayan. Pemasaran yang efektif dapat
meningkatkan harga ikan yang didaratkan di pelabuhan perikanan.
7 Oleh karena itu, apabila semua permasalahan tersebut di atas tidak segera
dipecahkan maka akan mempengaruhi kinerja PPS Nizam Zachman khususnya dan secara umum akan menghambat tujuan pembangunan pelabuhan perikanan itu
sendiri. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat disusun pertanyaan penelitian
antara lain : 1
Bagaimana kelembagaanorganisasi PPS Nizam Zachman saat ini? 2
Faktor-faktor apa saja yang menentukan efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan PPS Nizam Zachman?
3 Strategi apa yang diperlukan dalam upaya peningkatan kapasitas
kelembagaan PPS Nizam Zachman?
1.3 Tujuan Penelitian