Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Pelabuhan Perikanan Samudera Kebijakan

45

4.3 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Pelabuhan Perikanan Samudera

Nizam Zachman Sesuai dengan perannya sebagai unit pelayanan teknis, PPS Nizam Zachman memiliki visi, misi dan tujuan yang sesuai dengan perannya. Adapun visi, misi dan tujuan tersebut adalah sebagai berikut : Visi : Visi PPS Nizam Zachman merupakan bagian yang integral dari visi Departemen Kelautan dan Perikanan. Visi ini merupakan kesepakatan bersama antara seluruh staf, instansi terkait dan swasta yang eroperasional di kawasan pelabuhan. Adapun visi PPS Nizam Zachman adalah “Terwujudnya PPS Nizam Zachman sebagai pusat pertumbuhan dan pengembangan ekonomi perikanan terpadu”. Misi : 1 Menciptakan lapangan kerja dan iklim usaha yang kondusif. 2 Pemberdayaan masyarakat perikanan. 3 Meningkatkan mutu, keamanan pangan dan nilai tambah. 4 Menyediakan sumber data dan informasi perikanan. 5 Meningkatkan pengawasan dan pengendalian sumberdaya perikanan. Tujuan Pembangunan : Tujuan pembangunan yang hendak dicapai dalam operasional PPS Nizam Zachman merupakan penjabaran dan penjelasan dari tugas pokok dan fungsi serta misi yang sudah ditetapkan. Adapun tujuan pembangunan PPS Nizam Zachman adalah : 1 Meningkatkan kemampuan armada perikanan samudera. 2 Meningkatkan ekspor hasil-hasil perikanan untuk menambah devisa negara dari sektor non migas. 46 3 Menyediakan lahan untuk kegiatan industri perikanan dalam rangka meningkatkan nilai tambah produksi perikanan. 4 Menciptakan lapangan kerja. 5 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya sekitar PPS Nizam Zachman melalui pertumbuhan usaha perekonomian seperti pertokoan, perbengkelan dan lainnya. 6 Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan statistik perikanan dalam rangka pengembangan dan pengolahan sistem informasi dan publikasi perikanan. 7 Meningkatkan pengawasan, keamanan, ketertiban dan kebersihan di kawasan pelabuhan.

4.4 Kebijakan

Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang disepakati oleh semua pengguna jasa pelabuhan yang ditetapkan oleh pimpinan pelabuhan untuk dijadikan pedoman atau petunjuk dalam melaksanakan kegiatan di pelabuhan, sehingga akan tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam mencapai tujuan dan sasaran dari misi dan visi. Kebijakan pemerintah yang telah ditetapkan baik berupa Undang Undang, Keppres, Peraturan Pemerintah maupun Keputusan Menteri dengan tujuan menunjang pengelolaan dan pelayanan pelabuhan perikanan adalah sebagai berikut : 1 UU No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran. 2 UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. 3 UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. 47 4 UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. 5 PP No. 11 Tahun 1985 tentang Pembinaan Kepulauan. 6 PP No. 2 Tahun 1990 tentang Perum Prasarana Perikanan Samudera. 7 PP No. 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran danatau Perusakan Laut. 8 PP No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Lingkungan Hidup. 9 PP No. 54 Tahun 2002 tentang Usaha Perikanan. 10 PP No. 62 Tahun 2002 tentang Tarif Jasa atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak. 11 Peraturan Daerah DKI Jakarta No. 4 Tahun 1995 tentang Struktur Organisasi Dinas Perikanan DKI Jakarta. 12 Peraturan Daerah DKI Jakarta No. 3 Tahun 1999 tentang Retribusi Daerah. 13 Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.35AL.106PHB-1985 tanggal 5 Pebruari 1985 tentang Pelabuhan Perikanan. 14 Keputusan Bersama Menteri Pertanian dan Menteri Perhubungan No. 493KptsIK.410796 dan No. SK.2AL.106PHB-96 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Perikanan sebagai Prasarana Perikanan. 15 Keputusan Bersama Direktur Jenderal Perikanan dan Direktur Jenderal Perhubungan Laut No. IK.610D5.1058896 tanggal 25 September 1996 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Pelabuhan Perikanan. 16 Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 3 Tahun 1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Pelelangan Ikan oleh Koperasi Primer Perikanan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 48 17 Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 1082KptsOT.210 1099 tanggal 13 Oktober 1999, tentang Tata Hubungan Kerja UPT Pelabuhan Perikanan dengan Perum Prasarana Perikanan Samudera dan Instansi Terkait di Pelabuhan Perikanan. 18 Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 2297 Tahun 2000 tentang Pembagian Persentase Pengenaan Retribusi Pemakaian Tempat Pelelangan Ikan dan Biaya Penyelenggaraan Pelelangan Ikan oleh Koperasi Perikanan di Tempat Pelelangan Ikan TPI Muara Baru. 19 Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. Kep.26.1MEN2001 tanggal 1 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelabuhan Perikanan. 20 Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. Kep.02MEN2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Penangkapan Ikan. 21 Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. Kep.03MEN2002 tentang Log Book Penangkapan dan Pengangkutan Ikan. 22 Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. Kep.10MEN2003 tentang Perizinan Usaha Penangkapan Ikan. PPPS Nizam Zachman telah menetapkan beberapa kebijakan operasional pelabuhan dengan mengacu kepada kebijakan pemerintah dan publik yang meliputi bidang teknis dan manajerial dalam pelayanan kepada masyarakat perikanan dengan strategi kebijakan sebagai berikut : 1 Menciptakan iklim usaha yang kondusif Langkah-langkah yang ditempuh PPS Nizam Zachman dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif adalah : 49 1 Menyediakan fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang dalam jumlah yang memadai. 2 Tersedianya sistem operasional dengan prosedur yang jelas, sehingga mudah dipahami dan dipatuhi oleh pemakai jasa pelabuhan. 3 Menciptakan keamanan, ketertiban dan kebersihan yang memadai. 4 Menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. 2 Memberikan pelayanan prima kepada pemakai jasa pelabuhan Memberikan pelayanan prima kepada pemakai jasa pelabuhan adalah suatu hal yang telah ditetapkan, hal ini bertujuan agar kecepatan dan ketepatan usaha di pelabuhan dapat terealisasi. Langkah-langkah yang ditempuh pelabuhan dalam memberikan pelayanan prima adalah : 1 Melaksanakan pelayanan 24 jam sepanjang tahun kepada pemakai jasa pelabuhan. 2 Melaksanakan pelayanan terpadu satu atap bersama-sama instansi terkait kepada pemakai jasa pelabuhan. 3 Menjelaskan masalahkasus secara tepat dan profesional. 4 Menyediakan saranaprasarana yang lengkap di dalam kawasan pelabuhan sehingga kebutuhan pemakai jasa pelabuhan dapat terpenuhi. 3 Mendorong peningkatan skill pegawai pelabuhan Sumberdaya manusia yang terampil dan profesional di bidangnya merupakan salah satu persyaratan modal kerja. Dalam kenyataannya di lapangan, sumberdaya manusia dimaksud belum seluruhnya terpenuhi. Keterbatasan staf dalam memahami uraian tugas pokok dan fungsi yang 50 diemban oleh unit kerja, sering pula menyebabkan pencapaian kinerja tidak optimal. Untuk menuju sumberdaya manusia yang terampil dan profesional di bidangnya harus ditempuh berbagai langkah-langkah yaitu : 1 Memberikan kesempatan kepada pegawaistaf untuk belajar pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi S1 atau S2. 2 Mengikutsertakan kepada pegawaistaf dalam pelatihan keterampilan dan kursus manajemen kepelabuhanan serta berbagai kegiatan apresiasi yang dieselenggarakan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan. 4 Mendorong kesadaran hukum aparat pemerintah, pengusaha serta pemakai jasa pelabuhan lainnya dalam memanfaatkan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan dan lestari Pemanfaatan sumberdaya perikanan yang tidak terkendali dengan menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan sangat berpotensi merusak lingkungan. Untuk itu diperlukan pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat perikanan agar lebih memahami dan mematuhi peraturan ataupun perundangan sektor kelautan dan perikanan. Beberapa langkah yang ditempuh adalah : 1 Membentuk kelompok SISWASMAS yang anggotanya terdiri dari nelayan, pengusaha perikanan dan instansi terkait untuk bersama-sama melakukan pengawasan dalam pengendalian sumberdaya perikanan dan kelautan. 51 2 Penerapan LLO, LBP terhadap kapal-kapal penangkap ikan untuk memonitoring data jenis dan alat tangkap yang digunakan serta wilayah fishing ground . 3 Pemasangan VMS Vessel Monitoring System pada kapal penangkap ikan, sehingga dapat mengetahui kapal yang bersangkutan dalam penangkapannya sudah dalam posisi yang ditetapkan dalam dokumen SPI.

4.5 Pengelola Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman