102
5.3 Analisis Strategi Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
Pengolahan data dilakukan setelah kuesioner terkumpul dan diisi oleh 7 tujuh orang responden. Ketujuh orang responden yang berpartisipasi adalah :
Direktur Kelembagaan Pemerintah, Direktorat Jenderal Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Pemasaran; Kepala UPT PPS Nizam Zachman; Direktur
Pengembangan dan Tata Pelabuhan, Perum Prasarana Pelabuhan Samudera; Kasubdit Pengawasan Penangkapan Ikan Wilayah Barat, Direktorat Pengawasan
Sumberdaya Ikan, Direktorat Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan; Kasubdit Tata Operasional Pelabuhan Perikanan, Direktorat Prasarana
Pelabuhan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap; Kepala TPI Muara Baru, Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Propinsi DKI Jakarta, dan Ketua
Asosiasi Tuna ASTUIN Wilayah Jakarta. Grafis Hasil Pengolahan Vertikal AHP Strategi Peningkatan Kapasitas
Kelembagaan PPS Nizam Zachman dapat dilihat pada Gambar 18 berikut ini :
103 Gambar 18 Grafis hasil pengolahan vertikal AHP strategi peningkatan kapasitas kelembagaan PPS Nizam Zachman
104 Berdasarkan hasil AHP didapat informasi sebagai berikut : alternatif
strategi yang dianggap paling sesuai dalam peningkatan kapasitas kelembagaan PPS Nizam Zachman adalah penyempurnaan pengelolaan pelabuhan. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai prioritas yang paling tinggi 37,31 . Alternatif berikutnya adalah peningkatan sarana dan prasarana pelabuhan dengan nilai
prioritas 35,91 . Urutan prioritas terakhir adalah peningkatan pelayanan pelabuhan dengan nilai prioritas 26,78 Tabel 18.
Tabel 18 Urutan prioritas strategi dalam upaya peningkatan kapasitas kelembagaan PPS Nizam Zachman
No Alternatif Strategi
Vektor Prioritas VP
Prioritas
1 Penyempurnaan pengelolaan
pelabuhan 0.3731
1 2
Peningkatan sarana dan prasarana pelabuhan
0.3591 2
3 Peningkatan pelayanan
pelabuhan 0.2678
3 Sementara itu faktor penentu yang dianggap paling berperan dalam
menentukan keberhasilan upaya peningkatan kapasitas kelembagaan PPS Nizam Zachman adalah faktor legalitas hukum. Hal ini ditunjukkan dengan nilai prioritas
yang paling tinggi legalitas hukum 40,64 . Prioritas berikutnya adalah kinerja pelabuhan dengan nilai prioritas 34,69 . Urutan prioritas terakhir adalah
koordinasi dengan nilai prioritas 24,66 Tabel 19. Tabel 19 Urutan prioritas faktor penentu dalam upaya peningkatan kapasitas
kelembagaan PPS Nizam Zachman
No Faktor Penentu
Vektor Prioritas VP
Prioritas
1 Legalitas hukum
0.4064 1
2 Kinerja Pelabuhan
0.3469 2
3 Koordinasi
0.2466 3
105 Sasaran utama yang harus diprioritaskan dalam upaya peningkatan
kapasitas kelembagaan PPS Nizam Zachman adalah kerjasama antar instansi terkait. Hal ini ditunjukkan dengan nilai prioritas yang paling tinggi kerjasama
antar instansi terkait 15,55 . Prioritas berikutnya adalah kualitas SDM 14,75 , peraturan yang berlaku 14,33 , pengelola pelabuhan 14,32 , pengaturan fungsi
dan wewenang 11,99 , tingkat pelayanan pelabuhan 11,15 , kerjasama dengan stakeholder 9,12 . Urutan prioritas terakhir adalah ketersediaan fasilitas
pelabuhan dengan nilai prioritas 8,79 Tabel 20. Tabel 20 Urutan prioritas sasaran utama dalam upaya peningkatan kapasitas
kelembagaan PPS Nizam Zachman
No Sasaran Utama
Vektor Prioritas VP
Prioritas
1 Kerjasama antar instansi
15,55 1
2 Kualitas SDM
14,75 2
3 Peraturan yang berlaku
14,33 3
4 Pengelola pelabuhan
14,32 4
5 Pengaturan fungsi dan
wewenang 11,99
5 6
Tingkat pelayanan pelabuhan 11,15
6 7
Kerjasama dengan stakeholder 9,12
7 8
Ketersediaan fasilitas pelabuhan 8,79
8 Dari penilaian para responden, alternatif strategi yang dapat diterapkan
dalam upaya peningkatan kapasitas kelembagaan PPS Nizam Zachman berturut- turut adalah 1 Penyempurnaan pengelolaan pelabuhan; 2 Peningkatan sarana dan
prasarana pelabuhan; dan 3 Peningkatan pelayanan pelabuhan. Prioritas pertama adalah penyempurnaan pengelolaan pelabuhan.
Pengelolaan berasal dari kata manajemen yang didefinisikan sebagai proses dari kegiatan yang menggunakan sumberdaya secara efisien dan efektif guna mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Pengelolaan atau manajemen digunakan sejak masa perencanaan planning, pengorganisasian organizing, pelaksanaan actuating,
106 sampai dengan pengendalian controlling berakhirnya suatu kegiatan. Dengan
demikian untuk mencapai keberhasilan pembangunan pelabuhan perikanan tidak lepas dari kelembagaan pelabuhan itu sendiri yang harus sesuai dengan
persyaratan, maka hendaknya pengelola selain menjual jasa-jasanya juga dapat memanfaatkan dan memelihara fasilitas-fasilitas yang ada secara efektif dan
efisien dan dapat mengkoordinir semua pelaku-pelaku yang ada di pelabuhan secara baik yaitu adanya keterkaitan dan keharmonisan hubungan antara pengelola
pelabuhan dengan instansi terkait, pedagang, nelayan, pengolah dan buruh. Selain itu sebagai dampak menipisnya pembiayaan negara yang dibutuhkan untuk
pengelolaan mendorong diperlukannya pemikiran baru untuk mewujudkan kelompok pelabuhan yang termasuk dalam klasifikasi prasarana perikanan
tersebut untuk berkembang dari Strategic Management Unit termasuk klasifikasi UPT menjadi Strategic Business Unit termasuk klasifikasi Perum. Selain itu
kelembagaan ekonomi perlu dikembangkan terutama pemasaran ikan yang kompetitif di pelabuhan perikanan seperti terjalinnya kemitraan antara nelayan
tradisional dengan perikanan industri untuk menyalurkan hasil tangkapan nelayan. Pemasaran yang efektif dapat meningkatkan harga ikan yang didaratkan di
pelabuhan perikanan. Hal-hal yang perlu diterapkan dalam pengelolaan PPS adalah 1 kompetisi,
diperlukannya pranata mekanisme bersaing dalam pengusahaan pelabuhan, 2 budaya, berkembangnya budaya organisasi pengelola pelabuhan yang transparan
dengan bertumpu pada ketersediaan data informasi serta memiliki akuntabilitas kinerja, 3 modal, mampu memperluas akses pengusahaanpermodalan dan 4
107 perusahaan, memiliki indikator kinerja yang berorientasi pada dampakmanfaat
keberadaan pelabuhan. Prioritas kedua adalah peningkatan sarana dan prasarana pelabuhan. PPS
Nizam Zachman saat ini menghadapi kondisi sebagai berikut 1 banyaknya kapal- kapal yang melakukan kegiatan floating repair perbaikan diatas air di dermaga
kolam pelabuhan, sehingga daya tampung kolamdermaga sudah tidak memadai, 2 masih banyaknya pemakai jasa belum disiplin dalam sistem operasional
jaringan Unit Pengolah Limbah saringan pipa tidak dipasang, 3 tata cara bongkar muat, labuh dan lelang belum dapat diterapkan dengan baik dan benar, 4
gangguan stabilitas morfologi pantai sedimentasi dan abrasi. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam rangka pengembangan pelabuhan PPS Nizam Zachman
diantaranya mendapat bantuan OECF dan Proyek Pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta.
Peningkatan pelayanan pelabuhan menempati prioritas ke tiga. Mengingat fungsi pelabuhan perikanan menyangkut berbagai aspek serta dalam kenyataannya
akan merupakan lingkungan kerja yang akan melaksanakan pelayanan umum, maka perlu ada pengaturan secara lengkap baik mengenai kedudukan, fungsi,
pengelolaan, dan penggunaannya maupun tugas-tugas serta kewenangannya dengan peraturan pemerintah. Terdapat 10 sepuluh fungsi PPS Nizam Zachman
perlu dirinci dalam pedoman yang berisi pemahaman sederhana sehingga mudah dimengerti. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin ketertiban dalam pelaksanaan
operasional pelabuhan. Penekanan adalah pada pelayanan yang disediakan oleh pelabuhan yaitu 1 pelayanan kedatangan dan keberangkatan kapal, 2 tambat
108 labuh dan pembongkaran ikan, 3 penimbangan, pelelangan dan pengepakan, 4
pengisian perbekalan, dan 5 perbaikan kapal. Pelaku penentu yang paling berpengaruh dalam upaya peningkatan
kapasitas kelembagaan PPS Nizam Zachman adalah : 1
DKP khususnya Ditjen Perikanan Tangkap merupakan lembaga yang mempunyai peran yang sangat besarbertanggungjawab dalam peningkatan
kapasitas kelembagaan PPS Nizam Zachman mengingat pelabuhan merupakan Unit Pelaksana Teknis Ditjen Perikanan Tangkap.
2 UPT Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman dengan segenap
fungsi melaksanakan pembangunan, pengelolaan dan pemeliharaan pelabuhan mengingat UPT tersebut berada langsung di bawah pengendalian
dan supervisi Ditjen Perikanan Tangkap. 3
Perum Prasarana Perikanan Samudera yang berada di bawah Menteri Negara BUMN bertanggungjawab mengoperasikan semua sarana komersial dan
mempunyai peran dalam menyediakan pelayanan bagi kepentingan umum pengguna jasa.
4 Dinas Peternakan, Kelautan dan Perikanan Propinsi DKI Jakarta sebagai unit
yang ditunjuk sebagai pelaksana pelelangan di PPS Nizam Zachman belum befungsi sebagaimana mestinya. Pelelangan ikan tuna tidak pernah
dilakukan, sehingga sulit sekali memperoleh gambaran yang jelas tentang pemasaran transaksi ikan tuna di tempat pendaratan. Petugas terpaksa
melakukan metoda sampling untuk pengumpulan datanya. 5
Instansi terkait di PPS Nizam Zachman adalah dukungan dalam rangka upaya peningkatan kapasitas kelembagaan PPS Nizam Zachman, antara lain :
109 meningkatkan keterpaduan program di pelabuhan, penyuluhan, bantuan
ketertiban dan keamanan, serta mengkonsentrasikan semua kegiatan perikanan di pelabuhan.
5.4 Perumusan Program Pembangunan PPS Nizam Zachman