Penemuan Ide. Produk yang akan dibuat haruslah laku dijual dan Tahapan Penelitian. Dimulai dengan mengumpulkan data, lalu mengolah Tahap Evaluasi. Pertama, mengevaluasi usulan proyek yang didirikan; Tahap Pengurutan. Usulan yang Layak.

2.2. Tahapan Studi Kelayakan Bisnis

Dalam melaksanakan studi kelayakan bisnis, ada beberapa tahapan studi yang hendak dikerjakan. Tahapan-tahapan yang dikerjakan ini bersifat umum seperti di bawah ini.

1. Penemuan Ide. Produk yang akan dibuat haruslah laku dijual dan

menguntungkan. Oleh karena itu, penelitian terhadap kebutuhan pasar dan jenis produk dari proyek harus dilakukan. Produk dibuat untuk memenuhi kebutuhan pasar yang masih belum dipenuhi.

2. Tahapan Penelitian. Dimulai dengan mengumpulkan data, lalu mengolah

data berdasarkan teori yang relevan, menganalisis dan menginterpresentasikan hasil pengolahan data dengan alat analisis yang sesuai, menyimpulkan hasil sampai pada pekerjaan membuat laporan hasil penelitian tersebut.

3. Tahap Evaluasi. Pertama, mengevaluasi usulan proyek yang didirikan;

kedua, mengevaluasi proyek yang sedang dibangun; dan ketiga mengevaluasi bisnis yang telah dioperasionalkan secara rutin.

4. Tahap Pengurutan. Usulan yang Layak. Membuat prioritas dari sekian

banyak rencana bisnis.

5. Tahap Rencana Pelaksanaan. Menentukan jenis pekerjaan, waktu yang

dibutuhkan untuk jenis pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana, ketersediaan dana dan sumber daya lain, kesiapan manajemen, dan lain-lain.

6. Tahap Pelaksana. Setelah semua pekerjaan telah selesai disiapkan, tahap

berikutnya adalah merealisasikan pembangunan proyek tersebut.

2.3. Pengertian Produk

Pengertian produk menurut Kotler 2005 produk adalah apapun yang dapat ditawarkan untuk pasar yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan tertentu. Produk yang dipasarkan dapat berupa barang, jasa, pengalaman orang, tempat, properti, organisasi, informasi dan ide.

2.4. Klasifikasi produk

Kotler 2005, menyatakan bahwa produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berdasarkan daya tahan dan keterlihatannya : 1. Barang-barang cepat habis nondurable goods merupakan atau barang terlihat yang biasanya dikonsumsi karena satu atau manfaat lebih. 2. Barang-barang tahan lama durable goods adalah barang yang terlihat memiliki banyak kegunaan contohnya lemari es. 3. Jasa service adalah produk yang tak terlihat, tak terpisahkan, beragam dan cepat ditinggalkan.

2.5. Keputusan Merek

Kotler 2005, merek didefinisikan sebagai nama, istilah, tanda, simbol, atau desain atau kombinasinya yang ditujukan agar dapat mengenali barang atau jasa dari satu atau sekolompok penjual dan membedakannya dari produk dan jasa para pesaing. Merek berbeda dengan asset lainya seperti hak paten atau hak cipta, yang memiliki tanggal kadarluasa. Merek merupakan simbol yang bias menyampaikan enam tingkat pesan, yaitu : 1. Sifat Attribut, contoh menunjukkan mobil kelas mahal. 2. Manfaat benefit, contoh tahan lama. 3. Nilai values, keamanan dan pretise yang tinggi. 4. Budaya culture. 5. Kepribadian personalty. 6. Pengguna user, merek juga juga bisa menggambarkan konsumen seperti apa yang membeli produk tersebut.

2.6. Pengemasan Dan Pelabelan

Pengemasan packaging didefinisikan sebagai semua kegiatan merancang dan memproduksi wadah untuk sebuah produk. Kemasan yang dirancang dengan baik dapat menciptakan nilai tambah dan promosi. Pelabelan bisa jadi etiket sederhana yang ditempel pada produk atau grafik yang secara cermat didesain sebagai bagian dari kemasan. Label tersebut bisa hanya memuat nama merek atau informasi yang banyak. Pengemasan dan pelabelan berguna untuk menunjukkan ciri khas produk yang di pasarkan, konsumen akan lebih tertarik membeli produk dengan kemasan dan pelabelan yang bagus, dibandingkan dengan produk tanpa kemasan.

2.7. Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis

2.1.7 Aspek Pasar dan Pemasaran

Pengkajian aspek pasar penting dilakukan karena tidak ada bisnis yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barangjasa. Aspek pasar bertujuan antara lain untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan, dan market-share dari produk bersangkutan. Bagaimana kondisi persaingan antar produsen dan siklus hidup produk juga penting untuk dianalisis. Permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat harga. Penawaran diartikan sebagai kuantitas barang yang ditawarkan di pasar pada berbagai tingkat harga. Beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran : 1. Harga barang-barang lain. Pada permintaan barang, ada yang saling bersaing jika merupakan barang pengganti dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. 2. Biaya faktor produksi. 3. Tujuan perusahaan. Jika tujuan perusahaan adalah memaksimumkan keuntungan, dapat saja ia tidak berusaha menggunakan kapasitas produksinya secara maksimal, tetapi pada tingkat kapasitas yang memaksimumkan keuntungannya. Rangkuti,1997 Kemampuan analisis pemasaran sangat penting untuk keberhasilan perusahaan. Jika suatu perusahaan dapat menjual lebih banyak produk yang sama, dengan kualitas yang sama, dengan harga yang lebih mahal, atau dapat mengembangkan produk baru yang lebih berhasil, perusahaan tersebut relatif telah berhasil menggunakan kemampuan analisis pemasarannya. Evaluasi parameter pemasaran meliputi : 1. Lingkungan pemasaran, seperti pasar, konsumen, kesan, pesaing, kecenderungan ekonomi, iklim usaha, dan konsisi sosial serta perubahan. 2. Kegiatan pemasaran, seperti produk, harga, saluran distribusi, iklan, penjualan tatap muka, publisitas dan promosi. 3. Manajemen pemasaran, seperti tujuan, organisasi, pengendalian, dan program. Bauran pemasaran adalah empat komponen dalam pemasaran yang terdiri dari 4P yakni : 1. Product produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjual belikan. Dalam marketing, produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan. Dalam tingkat pengecer, produk sering disebut sebagai merchandise. Dalam manufaktur, produk dibeli dalam bentuk barang mentah dan dijual sebagai barang jadi. Produk yang berupa barang mentah seperti metal atau hasil pertanian sering pula disebut sebagai komoditas.

2. Price harga adalah suatu nilai tukar yang bisa di samakan dengan uang

atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu.

3. Place tempat, termasuk juga distribusi 4. Promotion

promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa pada dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. Dengan adanya promosi produsen atau distributor mengharapkan kenaikannya angka penjualan.

2.2.7 Aspek Teknik dan Teknologi

Umar,2009 Manajemen operasional adalah suatu fungsi atau kegiatan manajemen yang meliputi perencanaan, organisasi, staffing, koordinasi, pengarahan dan pengawasan terhadap operasi perusahaan. Ada tiga masalah pokok yang dihadapi perusahaan yaitu masalah penentuan posisi perusahaan, masalah desain dan masalah operasional. Proses pemilihan teknologi untuk produksi, penentuan kapasitas produksi yang optimal, letak pabrik dan layout-nya dan letak usaha. Rencana pengendalian persedian bahan baku dan barang jadi. Pengawasan kualitas produk, baik dalam bentuk barang ataupun jasa.

2.3.7 Aspek Manajemen

Tujuan aspek manjemen adalah untuk mengetahui apakah pembagunan dan implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan, sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau sebaliknya. Tiga bentuk perencanaan : a Perencanaan Jangka Panjang. Perencanaan semacam ini menjangkau waktu sekitar 20-30 tahun kedepan. b Perencanaan Jangka Menengah. Biasanya akan menjangkau waktu sekitar 3-5 tahun. Perencanaan jangka panjang akan di pecah-pecah menjadi beberapa kali pelaksanaan perencanaan jangka menengah. c Perencanaan Jangka Pendek. Perencanaan waktu ini akan menjangkau watu paling lama satu tahun. Perencanaan ini lebih konkret dan rinci.

2.4.7 Aspek Sumber Daya Manusia

Umar,2009 Studi aspek sumber daya manusia bertujuan untuk mengetahui apakah dalam pembangunan dan implementasi bisnis diperkirakan layak dari ketersediaan SDM. Analisis jumlah karyawan yang dibutuhkan, penentuan deskripsi pekerjaan, produktivitas kerja, program pelatihan dan pengembangan, penentuan prestasi kerja dan konpensasi, perencanaan karier, keselamatan dan kesehatan kerja dan mekanisme PHK. Simamora,2004 Manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa, dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok karyawan. Ada empat hal penting yang berkaitan dengan sumber daya manusia : a Penekanan yang lebih dari biasanya terhadap pengintegrasian berbagai kebijakan. b Tanggung jawab pengelolaan tidak hanya terletak pada majaner khusus. c Perubahan fokus dari hubungan serikat pekerja-manajemen menjadi hubungan manajemen karyawan. d Terdapat aksentuasi pada komitmen dan melatih inisiatif di mana manajer berperan sebagai pengerak dan fasilitator.

2.5.7 Aspek Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik

Aspek ekonomi, cukup banyak data makroekonomi yang tersebar di berbagai media yang secara langsung maupun tidak langsung dapat dimafaatkan perusahaan. Data makroekonomi tersebut banyak yang dapat dijadikan sebagi indikator ekonomi yang dapat diolah menjadi informasi penting dalam rangka studi kelayakan bisnis. Misalnya: PDB, investasi, inflasi, kurs valuta asing, kredit perbankan, aggaran pemerintah, pengeluaran pembangunan, perdagangan luar negeri. Aspek sosial, hendaknya bisnis memiliki manfaat-manfaat sosial yang hendaknya diterima oleh masyarakat seperti : a Membuka lapangan kerja baru b Meningkatkan mutu hidup c Melaksanakan alih teknologi peningkatan skill pekerja d Pengaruh positif, semakin baiknya lingkungan fisik seperti jalan, jembatan dan lingkungan psikis mereka. diciptakan pemerintah akan mempengaruhi permintaan dan penawaran suatu produk, baik itu produk barang atau jasa.

2.6.7 Aspek Finansial

Konsep cost of capital biaya-biaya untuk menggunakan modal dimaksudkan untuk menentukan berapa besar biaya riil dari masing-masing sumber dana yang dipakai dalam investasi. Aspek finansial merupakan suatu gambaran yang bertujuan untuk menilai kelayakan suatu usaha untuk dijalankan atau tidak dijalankan dengan melihat dari beberapa indikator yaitu keuntungan, RC Ratio, Break Event Point BEP dan Payback Period PP yang dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Keuntungan suatu perusahaan didapatkan dari hasil penjualan produk setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi produk tersebut. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besarnya keuntungan dari usaha yang dilakukan dan semakin besar keuntungan maka semakin bagus. 2. Imbangan Penerimaan dan Biaya RC Ratio, bertujuan untuk melihat seberapa jauh biaya yang digunakan dalam kegiatan usaha yang dilakukan dapat memberikan nilai penerimaan sebagai manfaatnya. 3. Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi initial cash investment dengan menggunakan aliran kas, yang bertujuan untuk mengetahui seberapa lama modal yang telah ditanamkan bias kembali dalam satuan waktu. 4. BEP Break Event Point analisis ini bertujuan untuk mengetahui sampai batas mana usaha yang dilakukan bias memberikan keuntungan atau pada tingkat tidak rugi dan tidak untung. Estimasi ini digunakan dalam kaitannya antara pendapatan dan biaya.

2.7.7 Analisis Kriteria Investasi

Menurut Umar,2009 studi kelayakan terhadap aspek keuangan perlu menganalisis bagaimana prakiraan aliran kas akan terjadi. Beberapa kriteria investasi yang digunakan untuk menentukan diterima atau tidaknya sesuatu usulan usaha sebagai berikut : 1. Net Present Value NPV merupakan ukuran yang digunakan untuk mendapatkan hasil neto net benefit secara maksimal yang dapat dicapai dengan investasi modal atau pengorbanan sumber-sumber lain. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan yag diperoleh selama umur ekonomi proyek. Proyek dinyatakan layak dilaksanakan jika nilai BC Rasio yang diperoleh lebih besar atau sama dengan satu, dan merugi dan tidak layak dilakukan jika nilai BC Rasio yang diperoleh lebih kecildari satu. 2. Net Benefit Cost Ratio, perbandingan antara present value dari net benefit positif dengan present value dari net benefit negative. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui berapa besarnya keuntungan dibandingkan dengan pengeluaran selama umur ekonomis proyek. 3. IRR Internal Rate of Return merupakan tingkat suku bunga yag dapat membuat besarnya nilai NPV dari suatu usaha sama dengan nol 0 atau yang dapat membuat nilai Net BC Ratio sama dengan satu dalam jangka waktu tertentu.

2.8.7 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dapat digunakan untuk menunjukkan bagian-bagian yang peka memerlukan pengawasan yang lebih ketat untuk menjamin hasil yang diharapkan akan lebih menguntungkan perekonomian. Membantu menemukan variabel unsur input atau output yang sangat berpengaruh dalam proyek sehingga dapat menentukan hasil usaha dan juga dapat membantu mengarahkan perhatian orang pada unsur input atau output yang penting untuk memperbaiki perkiraan dan meperkecil bidang ketidakpastian.

2.9.7 Penelitian Terdahulu

Yulianto 2009, melakukan penelitian Analisis Pengembangan Usaha dan Kredit Usaha Pembuatan Sandal Wanita Studi Kasus Pengrajin Sandal Wanita Indra Jaya Ciomas Bogor. Penelitian tersebut bertujuan untuk meneliti kelayakan usaha dan pengembangan usaha dengan menggunakan analisis usaha, analisis kriteria investasi dan analisis sensitivitas. Dari hasil penelitiannya, penulis mengungkapkan bahwa apabila ditinjau dari segi berbagai aspek kelayakan usaha layak untuk dilaksanakan, Usaha Indera Jaya layak untuk diberikan kredit sebagai modal usaha dari pihak perbankan, yang berdasarkan pada laporan keuangan laporan laba rugi dan neraca pada tahun 2008 dan juga hasil perhitungan rasio keuangan. Didapatkan nilai NPV 175.781.905,- . Nilai Net BC sebesar 1,53 dan IRR 32,97 persen pertahun. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dilakukan. Zakaria 2010, melakukan penelitian Studi Kelayakan Bisnis Pengembangan Usaha Isi Ulang Minyak Wangi Pada Usaha Perseorangan Boss Farfum Bogor. Penelitian tersebut bertujuan untuk meneliti kelayakan usaha dan pengembangan usaha dengan menggunakan analisis usaha. Hasil dari analisis kelayakan pada aspek pasar dan pemasaran, aspek teknik dan teknologi dan aspek manajemen dan operasional menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dilaksanakan. Sedangkan hasil analisis aspek financial menunjukkan nilai NPV positif Rp. 57.494.38 5,-, nilai IRR 21 persen dimana nilai ini lebih besar dari nilai suku bunga pinjaman yang diigunakan 13 , Net BC 1,24, BEP Rp.391.161.287,- dan PBP 1,12 tahun yang bearti usaha ini sudah dapat menutupi biaya investasi awalnya sebelum umur usaha berakhir. Semua perhitungan pada analisis finansial juga menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan. Muhamadjen 2008, menganalisis kelayakan Usaha Kapsul Ekstrak Di Taman Sringanis Bogor Kasus Untuk Esktrak Pegagan dan Sambiloto. Penelitian tersebut bertujuan untuk meneliti kelayakan usaha dan pengembangan usaha dengan menggunakan analisis usaha dan swiching value, usaha kapsul ekstrak pegagan dan sambiloto ini di taman sringanis secara finansial layak dilakukan. Hasil analisis kelayakan usaha tersebut menunjukkan nilai NPV sebesar Rp. 319.479.932,09 artinya nilai ini lebih besar dari nol bearti usaha kapsul ekstrak pegagan daan sambiloto di taman sringanis masih layak untuk dilaksanakan. IRR sebesar 31.07 persen, dibandingkan dengan tingkat diskonto berlaku saat ini 16 maka dari tingkat pengembalian modal usaha rumah jamu ini layak dilaksanakan. NCBR sebesar 1.97 artinya setiap pengeluaran biaya sebesar Rp.1,00 akan memberikan keuntungan Rp. 1,97.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Marun Aromaterapi yang bergerak di bidang produksi minyak angin Aromatherapy didirikan untuk mengambil peluang yang ada dan untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan produk ini yang digunakan sebagai obat masuk angin yang memberikan aroma yang segar bagi pemakainya. Dalam pendirian usaha produksi minyak angin aromatherapy pada UKM Marun Aromaterapi ini belum pernah dilakukan analisis terhadap kelayakan setiap aspek dalam usahanya. Studi kelayakan bisnis membahas mengenai kelayakan dari berbagai segi aspek kelayakan bisnis yaitu, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan operasional, aspek pasar dan pemasaran, serta aspek finansial atau keuangan. Studi kelayakan bisnis dapat memberikan masukan mengenai target atau pencapaian yang harus diwujudkan untuk mempertahankan kegiatan usaha yang didirikan agar tetap berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Saat ini usaha minyak angin aromatherapy sudah mulai banyak bermunculan dengan berbagai merek dagang baru yang terdapat diberbagai toko di pasaran. Hal ini menyebabkan persaingan yang harus dihadapi oleh UKM Marun Aromaterapi untuk bisa bertahan dan bersaing dalam menjalankan usahanya. Hal tersebut disadari dengan keinginan dari UKM Marun Aromaterapi untuk membuat atau melakukan sebuah studi kelayakan usaha pada produksi minyak angin aromatherapy yang dijalankan. Adapun harapan yang diharapkan dari dibuatnya sebuah analisis tentang kelayakan usaha pada pendirian produksi minyak angin aromatherapy merek dagang Flosh adalah agar dapat menimbulkan rasa optimis dan rencana pengembangan usahanya kedepan, strategi yang akan dilakukan untuk memajukan usaha produksi minyak angin aromatherapy merek Flosh ini dimasa yang akan mendatang dan bermanfaat sebagai pedoman bagi UKM Marun Aromaterapi untuk memperbaiki usahanya ke depan, sehingga dapat memberikan kontribusi positif terciptanya usaha minyak angin aromatherapy merek Flosh dalam memenuhi permintaan produknya di pasaran. Kerangka pemikiran dalam penelitia ini dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Kerangka operasional penelitian Aspek Teknis dan Teknologi 1. Lokasi Perusahaan 2. Proses produksi 3. Pemilihan Teknologi 4. Kapasit as Produksi Aspek Non Keuangan Pengembangan Usaha Evaluasi Aspek Keuangan Aspek pasar 1.Pot ensi Pasar 2. St rat egi Pemasaran Tidak Layak Layak M arun Aromat erapi Kelayakan Usaha Aspek M anajemen dan Hukum Yuridis 1. SIUP 2. NPWP 3. LEGAL Aspek Finansial 1. IRR, NPV, 2. BEP,PP,PI 3. Sensit ivitas Tidak Layak Layak Evaluasi

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di UKM Marun Aromaterapi Jln. Cimanggu Kecil No. CC 3 Komplek Puslitbangtri Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini secara sengaja, dengan pertimbangan bahwa Marun Aromaterapi yang merupakan produsen minyak angin aromatik yang sangat memperhatikan kualitas produknya sehingga dapat bersaing dengan perusahaan sejenis. Penelitian ini dilakukan mulai bulan April-Mei 2011.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Pengumpulan seluruh data yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa cara yang meliputi : 1.Wawancara : Pihak-pihak yang diwawancarai terutama adalah manajemen bagian produksi, keuangan, pemasaran serta pihak lain yang berhubungan langsung dengan UKM ini, guna memperoleh data primer ini akan diambil bentuk wawancara tidak terstruktur dengan pertanyaan yang bersifat terbuka sehingga memberikan keleluasaan bagi responden untuk memberi pandangan secara bebas dan memungkinkan peneliti untuk mengajukan perntanyaan secara mendalam. 2. Observasi Melihat secara langsung obyek yang akan diteliti terutama terhadap praktek- praktek yang dilakukan perusahaan. 3. Studi literatur dan kepustakaan Bertujuan untuk dapat menganalisa secara teoritis terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan penulisan dengan membaca skripsi, studi kepustakaan dilakukan dengan membaca berbagai text book, jurnal jurnal pemasaran, artikel artikel yang relevan, sumber-sumber lain guna memperoleh data sekunder.

3.4. Pengolahan dan Analisis Data

Informasi dan data yang di dapatkan dari dilakukannya penelitian ini, diolah dan dianalisis. Analisis diawali dengan mengidentifikasi apa saja yang menjadi faktor internal dan eksternal dari lingkungan perusahaan pada Marun Aromaterapi. Alat analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis usaha berdasarkan nilai IRR, PI, NPV, BEP, PP, RC Ratio dan analisis sensitivitas. 1. Break Even Point BEP Penentuan titik impas dengan teknik persamaan dilakukan dengan mendasarkan pada persamaan pendapatan sama dengan biaya ditambah laba. Penentuan titik impas dengan pendekatan grafis dilakukan dengan cara mencari titik potong antara garis pendapatan penjualan dengan garis biaya dalam suatu grafik yang disebut grafik impas. Penentuan titik impas dengan teknik persamaan dapat dilakukan dengan dua cara yakni sebagai berikut: a. Laba adalah sama dengan pendapatan penjualan dikurangi dengan biaya atau dapat dinyatakan dalam persamaan berikut: Y = cx – bx – a……………………………………………………………1 Keterangan : Y : Laba a : Biaya tetap b : Biaya variabel per satuan c : Harga jual per satuan x : Jumlah produk yang dijual b. Persamaan dinyatakan dalam bentuk laporan rugi laba dengan metode variabel costing, persamaan tersebut berbentuk sebagai berikut: Y = cx – bx – a…………………………………………………........….2 Keterangan : Y : Laba bersih a : Biaya tetap bx : Biaya variabel cx : Pendapatan penjualan 2. Payback Period PP : Nilai Investasi x 1 tahun …………………….…3 Kas Masuk Bersih 3. Net Present Value adalah perbedaan antara nilai sekarang dari benefit keuntungan dengan nilai sekarang biaya, yang besarnya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : o ….............................................................……4 Keterangan : Bt = Benefit bruto proyek pada tahun ke –t Ct = Biaya bruto proyek pada tahun ke-t n = Umur ekonomis proyek i = Tingkat bunga modal t = Periode per tahun Apabila dalam perhitungan NPV diperoleh lebih besar dari nol atau positif, maka proyek yang bersangkutan diharapkan menghasilkan tingkat keuntungan, sehingga layak untuk diteruskan. Jika nilai hasil bersih lebih kecil dari nol atau negatif, maka proyek akan memberikan hasil yang lebih kecil dari pada biaya yang dikeluarkan atau akan merugi ditolak. 4. Internal Rate of Return dari suatu investasi adalah suatu nilai tingkat bunga yang menunjukan bahwa nilai sekarang netto NPV sama dengan jumlah seluruh ongkos investasi proyek. IRR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: ……………………………………….5 Keterangan : I positif = Tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV positif I negatif = Tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV negative NPV positif = NPV pada tingkat suku bunga i positif NPV negatif = NPV pada tingkat suku bunga I negatif Jika nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku IRR1, maka suatu perencanaan proyek dinyatakan layak untuk dilanjutkan, dan sebaliknya jika IRR1, maka proyek ditolak. 5. Analisis Net BC bertujuan untuk mengetahui beberapa besarnya keuntungan dibandingkan dengan pengeluaran selama umur ekonomisnya. Adapun rumus akan yang dipakai sebagai berikut : Keterangan : Net BC ≥ 1 : usaha layak dilaksanakan Net BC 1: usaha tidak layak dilaksanakan

3.5. Asumsi

1. Usaha yang dilakukan adalah usaha mandiri. Dimana Marun Aromaterapi membeli bahan baku setengah jadi dari pemasok untuk dijual kembali ke konsumen. Umur proyek ditetapkan selama 3 tahun karena dianggap telah dapat merepresentasikan kondisi usaha yang dijalankan. 2. Biaya investasi di asumsikan dikeluarkan pada tahun ke-0. 3. Modal investasi awal berasal dari modal sendiri, dalam hal ini adalah pembentukan Marun Aromaterapi berupa lahan usaha, bangunan, dan peralatan yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha. 4. Daftar nilai investasi awal lahan, bangunan, dan peralatan produksi adalah daftar harga sekarang 2011 berdasarkan keterangan pemilik Marun Aromaterapi. 5. Biaya reinvestasi alat produksi dikeluarkan untuk alat produksi yang memiliki umur teknis kurang dari 3 tahun. 6. Jangka waktu yang digunakan dalam perhitungan cash flow adalah pertahun. 7. Tahun dasar analisa kelayakan usaha menggunakan data penjualan Minyak Angin Aromaterapi dari marun . 8. Harga jual Flosh perbotol ditetapkan Rp. 18.000,- oleh Marun Aromaterapi harga tahun 2011. 9. Perhitungan biaya bahan baku mengikuti harga yang diberlakukan oleh toko bahan pemasok harga tahun 2011. ………………………………………………6 10. Harga seluruh input dan selama masa penelitian di asumsikan tetap harga bahan baku tahun 2011 dan perubahan yang terjadi diperhitungkan dalam analisis sensitivitas. 11. Informasi perubahan kenaikanpenurunan harga pada analisis sensitivitas didapatkan dari pemilik Marun Aromaterapi dengan mengacu pada tahun 2010 dan pada harga tahun 2011. 12. Faktor-faktor yang akan diteliti dalam analisis sensitivitas adalah perubahan harga bahan baku, penurunan harga jual produk dan kombinasi perubahan harga bahan baku serta harga jual produk. Perubahan harga bahan baku dan harga jual akan memberikan dampak yang besar dalam perhitungan cash flow. 13. Kegiatan produksi yang dilakukan oleh Marun Aromaterapi di asumsikan tetap setiap bulannya berdasarkan siklus produksi flosh, dengan kapasitas produksi flosh yaitu 3000 botol perbulan. 14. Peningkatan jumlah penjualan produk di asumsikan naik sebesar 9 pada setiap tahunnya. 15. Biaya promosi hanya dikeluarkan pada tahun pertama. 16. Hasil analisis finansial disajikan dalam cash flow pengembangan usaha. 17. Suku bunga yang dijadikan dasar dalam perhitungan analisis kelayakan pada penelitian ini adalah suku bunga kredit Bank Mandiri yaitu sebesar 14 . 18. Pajak penghasilan diasumsikan sebesar 0 , karena UKM Marun Aromaterapi belum memiliki NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak Badan Usaha.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Sejarah Pendirian Usaha Marun Aromaterapi Flosh Minyak Angin

Aromatherapy Marun Rumah Aromaterapi dimulai pada pertengahan tahun 2007,nama pengurus dan penanggung jawab adalah Rahmi Fitria. Marun Aromaterapi memiliki jumlah karyawan 2 orang pada awalnya menu yang dihadirkan adalah jasa pijat refleksi dan body message dengan menggunakan essential oil aromatherapy, segmen pasar yang dibidik adalah kaum wanita dan terapis semua adalah wanita. Usaha ini menghadirkan konsep sehat dan cantik dengan aromatherapy, segarkan dan rawatlah tubuh anda dalam suasana home spa. Dalam perkembangannya jasa pelayanan sudah mencakup kepada perawatan tubuh. Sehubungan dengan lokasi usaha yang terletak didalam komplek perumahan bukan jalan utama maka pemilik menyadari usaha ini akan berkembang dari mulut ke mulut. Pada tahun 2010 usaha Marun Aromaterapi mulai dikembangkan dengan memproduksi minyak angin aromatik dan balsam aromatik dimana produksi perdananya pada awal pertengahan april 2010 kedua produk ini diberi merk dagang “Flosh” Minyak angin bermanfaat untuk masuk angin, flu, pusing, pegal, sekaligus memberikan sensasi kesegaran dengan wangi aroma, lavender, green tea, apple, dan lemon. Produk ini muncul dengan slogan “Flosh Minyak Aromatik Double Action” produk flosh aromatik berupa cairan dalam bentuk roll on dengan volume 8 ml untuk setiap botol. Untuk menjaga kualitas produk, maka fragrances bahan baku Impor dari Australia dan Eropa. Harga ecerannya di patok adalah 18.000 per botolnya. Sedangkan ide minyak angin ini di produksi, karena melihat hadirnya produk sejenis safe care, melihat potensi pasar yang menjanjikan produk ini masih terbilang baru dan kebetulan ahli untuk minyak atsiri di Indonesia adalah orang tua pemilik sendiri, maka formula ini di buat. Tenaga ahli adalah pegawai negeri yang bekerja di Balittro Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat yang berada di pusat kampus penelitian pertanian cimanggu Bogor, yang sudah alang melintang selama puluhan tahun dalam bidangnya dan merupakan ahli peneliti utama dalam bidang minyak atsiri dan juga bekerja sebagai konsultan lepas untuk berbagai perusahaan pemanfaatan minyak atsiri. Pemilik mendaftarkan usahanya ke Departemen Perindustrian pada tahun 2010, Perdagangan dan Koperasi Deperindagkop agar usaha ini memiliki kekuatan hukum dan jaminan legalitas. Hal ini sejalan dengan kriteria UKM menurut Inpres No. 10 tahun 1998, dimana suatu usaha harus memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat dan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP. Marun Aromaterapi salah satu jenis perusahaan perorangan, karena kepemilikannya dimiliki oleh satu orang, yang bermodal kecil, terbatasnya jenis serta jumlah produksi, memiliki tenaga kerja atau buruh yang sedikit dan menggunakan alat produksi teknologi sederhana.

4.2. Gambaran Umum Perusahaan

Marun Aromaterapi berlokasi di Jln. Cimanggu Kecil No. CC 3 Komplek Puslitbang dan merupakan perusahaan keluarga yang bergerak di bidang produksi minyak angin aromatherpy. Dalam melakukan usahanya, Marun Aromaterapi memiliki visi untuk menjadi produk yang dapat bersaing dan diserap oleh konsumen di berbagai wilayah provinsi di Indonesia. Misi yang akan dijalankan oleh Marun Aromaterapi adalah : 1 Menjaga kualitas bahan baku komponen utama minyak angin; 2 Menggunakan botol yang berkualitas tinggi; 3 Kemasan yang menarik dan terkesan mewah; 4 Membuka dan membina distributor beserta agen sebanyak mungkin di setiap provinsi di Indonesia untuk melayani permintaan.

4.3. Analisis Kelayakan Usaha Marun Aromaterapi

4.3.1 Aspek Yuridis

Marun Aromaterapi telah memiliki legalitas usaha yaitu dengan telah memiliki surat-surat perijinan yang dibutuhkan oleh suatu usaha, seperti Surat Ijin Usaha Perdagangan SIUP Kecil No : 51716MIKROBBPPTVIII2010, Surat Tanda Daftar Perusahaan TDP Perorangan No : 10.04.5.52.01418 dan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP Pribadi No Reg : 87.374.388.4-404.000. Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP Badan Usaha belum dimiliki oleh Marun Aromaterapi, sehingga tidak dikenakan pajak penghasilan bagi wajib pajak badan usaha. Lahan dan lokasi yang dipergunakan untuk kegiatan produksi oleh Marun Aromaterapi telah memiliki legalitas hukum yang jelas. Karena dengan dimilikinya Surat Izin Pendirian Bangunan, dan telah memiliki surat PBB Pajak Bumi dan Bangunan.

4.3.2 Aspek Teknikal

Aspek teknikal membicarakan mengenai bagaimana cara Marun Aromaterapi mengelola kegiatan produksi baik alur produksi, peralatan yang digunakan, kapasitas produksi, pengawasan kualitas, letak pabrik beserta tata letak peralatan. Kegiatan produksi saat ini masih berada di Jln. Cimanggu Kecil RT.0111 Komp.Puslitbang Kav CC-3 Bogor, karena lokasi saat ini masih menyatu dengan rumah tinggal, sehingga direncanakan pembuatan pabrik baru yang khusus yang akan digunakan untuk proses produksi akan dipindahkan ke lokasi baru yang mana bagunan pabrik baru ini, baru akan bisa digunakan dalam jangka waktu 2-3 bulan kedepan. Pembuatan pabrik secara khusus juga menjadi harapan Marun Aromaratepi untuk mendapatkan izin dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan BPOM, karena diantara syarat untuk mendapatkan izin BPOM sendiri harus memiliki tata letak peralatan mesin produksi, memiliki kamar mandi karyawan pria dan wanita secara khusus. Penataan tata letak peralatan yang digunakan dalam kegiatan produksi dikelompokkan berdasarkan jenis pekerjaannya. Pengelompokkan peralatan dilakukan sesuai dengan alur proses produksi minyak angin aromatik, sehingga akan mempermudah para pekerja untuk mengambil bahan kerjaannya dan menyalurkannya setelah selesai untuk tahap proses selanjutnya. Peralatan yang digunakan untuk produksi sudah bagus, terlihat dengan adanya mesin pengaduk bahan baku utama, sedangkan peralatan pengisian minyak angin kedalam botol masih sederhana karena belum menggunakan mesin, tetapi masih menggunakan alat Gelas Ukur dan Suntikan yang dibuat sedemikian rupa yang berfungsi untuk memasukan minyak angin ke dalam botol yang memerlukan perlakuan khusus. Dalam pencatatan transaksi untuk pembelian dan penjualan yang dilakukan di catat dalam buku berisi kolom nama barang, jumlah, dan harga yang selanjutnya akan di input kedalam komputer untuk pengolahan lebih lanjut seperti mengetahui jumlah pendapatan dan pengeluaran, selain itu juga berfungsi sebagai data penyimpanan data database bila sewaktu-waktu dibutuhkan. Bahan baku komposisi yang digunakan untuk proses produksi minyak angin aromatik adalah Menthol, Methyl Salicylate, Camphor, Essential Oils, Fragrances, Carrier yang diperoleh dari pemasok tetap dan memiliki kualitas yang telah terjamin. Pemilihan baku ini dilakukan langsung oleh pemilik usaha Marun Aromaterapi berdasarkan kebutuhan akan mutu, aroma dan harga akan bahan tersebut. Botol yang digunakan sebagai kemasan merupakan salah satu produk impor dari luar negeri dan salah satu produk penting yang harus dijaga ketersediaannya serta harus terjaga akan kualitas botolnya. Marun Aromaterapi sengaja mengimpor botol dari luar karena pengalaman sebelumnya menggunakan botol buatan lokal yang tidak memuaskan sehingga banyak mendapatkan keluhan dari konsumen akan kualitas botol yang bocor dan merembes. Cara yang ditempuh oleh UKM Marun Aromaterapi dalam mendapatkan botol sesuai keinginan dengan mencari di internet untuk penyedia botol unggulan. Pemesanan awal sedikit, hanya dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut benar- benar dapat dipercaya dengan jumlah pemesanan botol yang terbatas. Setelah beberapa kali transaksi memalui internet dengan produsen pembuat botol, UKM Marun Aromaterapi melakukan pemesanan botol dalam jumlah yang banyak hingga sekali order untuk kebutuhan botol polos mencapai 30.000 botol order. Berdasarkan kerjasama yang baik dengan pemasok botol, importir bersedia membuat botol yang sudah disablon berdasarkan desain yang UKM Marun berikan dan dikenakan penambahan biaya sablon untuk perordernya. Biaya pembelian akan bisa ditekan jika jumlah pemesanan botol semakin banyak, maka biaya perunit botolnya akan semakin murah. Alur proses produksi pembuatan minyak angin aromatik dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini. Gambar 2. Alur Proses Produksi Tabel 1. Peralatan yang digunakan dalam memproduksi Minyak Angin Aromatherapy pada UKM Marun Aromaterapi. No Keterangan Satuan Jumlah unit 1 Botol kaca ukuran 5 liter unit 2 2 Botol kaca ukuran 2 liter unit 4 3 Timbangan digital unit 1 4 Gelas ukuran 10 ml unit 4 5 Gelas ukuran 50 ml unit 3 6 Gelas ukuran 100 ml unit 2 7 Gelas ukuran 250 ml unit 3 8 Timbangan biasa unit 1 9 Alat produksi lainnya unit 1 Sumber : Marun Aromaterapi, 2011 Fokus kegiatan operasional Marun Aromaterapi adalah penjualan minyak angin aromatherapy, oleh karena itu, proses produksi hanya dilakukan bila terdapat permintaan dari konsumen atau terjadi. Pemesanan botol kembali dilakukan bila persediaan botol sudah hampir habis. Botol dikirim setelah pembayaran dilakukan dan botol, baru diterima oleh UKM Marun Aromaterapi dalam jangka waktu 2 bulan dari tanggal pesan. Tahapan dalam proses pemasukan dan pencampuran bahan produksi di Marun Aromaterapi dalam pembuatan minyak angin aromatik adalah : Penimbangan menggunakan alat t imbang dan gelas ukur Penyimpanan Pengemasan packaging Feeling menggunakan feeler manual Pencampuran Pengadukan dilakukan di dalam drum, bot ol, alat pengaduk st irer 1 Pemilihan aroma minyak angin Pemilihan minyak angin berdasarkan aroma yang akan di klasifikasikan berdasarkan aroma yang ada yang akan di masukan ke dalam botol yang telah dilabel berdasarkan pembagian aroma seperti apple, lemon, green tea, lavender. 2 Pengukuran dan Pencampuran Bahan minyak angin kedalam botol 8 ml yang telah berlabel berdasarkan aroma. 3 Pengemasan Minyak Angin berdasarkan label aroma dan di paket dalam plastik berisi satu lusin. Paket dapat berisi 4 aroma berdasarkan permintaan dari konsumen yaitu, 3 aroma apple, 3 aroma lavender, 3 aroma green tea, dan 3 aroma lemon. Namun bisa disesuaikan dengan permintaan konsumen jika dalam sati lusin hanya terdapat satu aroma saja. Kemudahan dalam memilih aroma ini diberikan kepada konsumen untuk membina kerjasama yang lebih intensif sehingga diharapkan konsumen Marun Aromaterapi lebih setia terhadap pelayanan produk ini.

4.3.3 Aspek Pasar dan Pemasaran

Aspek pasar dan pemasaran dibutuhkan dalam menilai sejauh mana potensi usaha dapat dijalankan. Analisis terhadap aspek ini menjadi perhatian pertama agar dapat diketahui sejauh mana pangsa pasar dan peluang yang tersedia dan dapat melihat kondisi pasar yang terjadi, sehingga dapat diperkirakan anggaran usaha. a. Bentuk Pasar Bentuk pasar produsen untuk minyak angin aromaterapi adalah pasar persaingan sempurna. Pasar konsumen yang dipilih adalah pasar penjualan melalui distributor, agen, dan penjualan langsung direct selling, karena Marun Aromaterapi memiliki tempat yang tetap di garasi rumah untuk memajang produknya. b. Segmen konsumen yang ingin dicapai oleh Marun Aromaterapi adalah penduduk Kota Bogor dan warga Indonesia yang tersebar dalam beberapa provinsi umumnya, kalangan menengah keatas, terutama yang membutuhkan minyak angin aromatik yang terkesan mewah dengan desain kemasan yang unik, menarik, berkualitas, dan harga yang ditawarkan cukup bersaing dari produsen minyak angin aromatherapy lainnya. Dalam beberapa bulan penjualan untuk produk ini mencapai rata- rata penjualan sebanyak 3000 botolbulan. c. Analisis persaingan Dengan semakin banyaknya bermunculan merek baru dalam usaha minyak angin aromatherapy , saat ini dapat ditemukan lebih dari 8 item merek yang beredar di pasaran. UKM Marun Aromaterapi memiliki kelebihan tersendiri yang tidak dimiliki oleh produsen merek lain dalam segi aroma yang ditawarkan lebih bervariasi dan lebih hangat, dengan kemasan botol roll on 8 ml yang telah teruji mutunya. Marun Aromaterapi bahkan memberikan garansi jika terdapat kebocoran pada botol dapat ditukarkan kembali dengan syarat dan ketentuan bersama yang telah disepakati. Marun Aromaterapi menyadari bahwa konsumen akan memilih produk yang unggul dari segi kemasan, kualitas dan pelayanan yang ramah terhadap konsumennya dan harga yang dapat bersaing. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh Marun Aromaterapi dalam rangka memasarkan produknya dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Produk

Marun Aromaterapi menghasilkan produk berupa minyak angin aromatik berlabel merek flosh sesuai dengan merek dagang yang dijalankan oleh UKM Marun Aromaterapi. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan merek lain bila ada permintaan lain dari konsumen. Produk minyak angin yang dihasilkan tersedia dalam berbagai varian aroma yaitu apple, green tea, lavender dan lemon. Komposisi utama dari produk ini yaitu : Menthtol, Methyl Salicylate, Camphor, Essential Oils, Fragrances, Carier. Sedangkan untuk perbandingan bahan bakunya merupakan rahasia perusahaan, bukan untuk dipublikasikan. Strategi produk yang digunakan oleh Marun Aromaterapi selaku produsen minyak angin aromatherapy adalah dengan menggunakan bahan baku yang memiliki kualitas yang telah terjamin dan memenuhi standar yang ada di UKM Marun Aromaterapi.

2. Harga