Manajemen Strategi TINJAUAN PUSTAKA

Menurut David 2006, manajemen strategi merupakan seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi untuk mencapai sasarannya. Proses manajemen strategik terdiri dari tiga 3 tahapan, yaitu perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. 1. Perumusan strategi termasuk mengembangkan misi bisnis, mengenali peluang dan ancaman dari lengkungan eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal organisasi, menetapkan tujuan jangka panjang, menghasilkan startegi alternatif, dan memilih strategi yang terbaik untuk dilaksanakan. Isu perumusan strategi mencakup keputusan- keputusan mengenai bisnis baru apa yang akan dimasuki, bisnis apa yang perlu dihindari atau dihentikan, bagaimana mengalokasikan sumberdaya, apakah melakukan ekspansi atau diversifikasi, apakah memasuki pasar internasional, apakah melakukan merjer atau membentuk joint venture lainnya, dan bagaimana menghindari pengambialihan perusahaan asing. 2. Implementasi atau penerapan strategi menuntut perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, memlengkapi dengan kebijakan-kebijakan, memotivasi karyawan, mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang telah dirumuskan dapat dilaksanakan. Implementasi strategi mencakup pengembangan budaya organisasi yang mendukung strategi, mengembangkan struktur organisasi yang efektif, mengarahkan kembali usaha pemasaran, menyusun anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi, menyesuaikan kompetensi karyawan dengan kinerja organisasi, dengan demikian, implementasi strategi merupakan tahap tindakan manajemen strategi dengan memobilisasi para karyawan dan manajer untuk menerapkan strategi yang telah dirumuskan pada tindakan nyata. 3. Evaluasi strategi merupakan tahap akhir dari proses manajemen strategi. Terdapat tiga 3 aktivitas utama dalam tahap evaluasi strategi, yaitu 1 meninjau ulang faktor-faktor eksternal dan internal berdasarkan pada strategi yang sedang dilaksanakan, 2 melakukan pengukuran kinerja, dan 3 mengambil tindakan perbaikan. David 2006 menyebutkan bahwa manajemen strategi adalah tentang mendapatkan dan mempertahankan keunggulan kompetitif competitive advantage. Terminologi ini didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan dengan sangat baik oleh sebuah perusahaan dibandingkan dengan pesaingnya. Ketika sebuah perusahaan dapat melakukan sesuatu dan perusahaan lain tidak dapat, atau memiliki sesuatu yang diinginkan pesaingnya, hal tersebut menggambarkan keunggulan kompetitif.

2.4. Proses Perencanaan Strategi

Hax dan Majluf 1991 mengemukakan bahwa proses perencanaan strategi bisnis ditekankannya pada formulasi strategi dan program-program strategi. Menurut Dirgantoro 2007, perencanaan strategik merupakan suatu prosedur yang sistematik bagi manajemen kewirausahaan yang menjadi dasar dalam menentukan strategi masa depan perusahaan atas pengujian alternatif- alternatif strategi yang baru. Pada proses perencanaan strategi pengembangan suatu industri terjadi proses berdasarkan karakteristik kelembagaannya. Menurut Kotler dan Keller 1997, faktor-faktor penentu dalam pembangunan industri suatu bangsa ditentukan oleh terdapatnya daya tarik industri dan kemampuan bersaing. Daya tarik industri ditandai oleh adanya nilai tambah yang tinggi per pekerja, industri terkait, daya saing masa depan, spesialisasi industri, potensi ekspor, prospek permintaan domestik. Di lain pihak, daya saingnya ditentukan oleh kemampuan industri tersebut untuk bersaing secara global yang diukur dari hasil penilaian kemampuan industri suatu negara. Kedua faktor tersebut dapat dijadikan sebagai dasar dalam menentukan strategi pengembangan industri, khususnya strategi investasi dan pengembangan usaha.

2.5. Faktor Lingkungan Internal dan Eksternal

Pada umumnya, setiap unit bisnis akan mengamati kondisi lingkungannya, baik lingkungan makro maupun lingkungan mikro. Lingkungan eksternal adalah segala kekuatan yang berada di luar organisasi, sedangkan lingkungan internal merupakan hasil analisa dari nilai atau identifikasi segala faktor yang mempengaruhi kinerja organsasi. Faktor internal dikelompokkan menjadi faktor yang memberikan kekuatan dan kelemahan. Kekuatan dan kelemahan internal merupakan segala kegiatan dalam kendali organisasi yang bisa dilakukan dengan sangat baik atau buruk David, 2006. Menurut Jauch dan Glueck 1999 mendefinisikan analisis internal sebagai proses perencanaan strategi pemasaran dan distribusi perusahaan, penelitian dan pengembangan, produksi dan operasi, sumber daya dan pekerja perusahaan, serta faktor keuangan dan akuntansi untuk menentukan dimana letak kekuatan dan kelemahan perusahaan. Faktor eksternal yang dimiliki organisasi meliputi peluang dan ancaman. Peluang dan ancaman eksternal merujuk pada peristiwa dan tren ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, hukum, pemerintah, teknologi dan persaingan yang dapat menguntungkan atau merugikan suatu organisasi secara berarti di masa depan, sebagian besar di luar kendali suatu organisasi David, 2006. Menurut Jauch dan Glueck 1999 mendefinisikan analisis eksternal sebagai proses yang dilakukan oleh perencanaan strategik untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan peluang dan ancaman bagi perusahaan.

2.6. Strategi Diversifikasi Produk

Menurut Maarif dan Tanjung 2003a, dalam memenangkan persaingan bisnis global ada beberapa strategi menjadi tren baru, yaitu restrukturisasi, ekspansi, aliansi, intergritas hulu-hilir, penguasa eceran dan diversifikasi produk. Demikian pula menurut David 2006 dalam implementasi strategi terdapat 13 tindakan alternatif strategi yang dapat dilakukan perusahaan, meliputi integritas ke depan, integritas ke belakang, integritas horizontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pegembangan produk, diversifikasi konsentrik, diversifikasi konglomerasi, diversifikasi horizontal, usaha patungan, penghematan, disvestasi dan likuidasi serta strategi kombinasi. Setiap strategi alternatif mempunyai kombinasi yang banyak sekali. Dewasa ini istilah diversifikasi mengacu pada perluasan suatu perusahaan ke dalam jalur produk, atau pasar yang lain. Tujuan diversifikasi produk untuk memperoleh beberapa hal, yaitu mengurangi risiko, mengambil