Identifikasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal

4. Ancaman a. Keberadaan perusahaan sejenis Bisnis konveksi busana muslim menjadi bisnis yang banyak diminati saat ini, hal ini disebabkan, pertama produk yang dihasilkan oleh industri konveksi yaitu pakaian atau busana yang merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, sehingga pasar untuk bisnis ini akan selalu ada. Kedua, untuk memulai usaha ini tidak diperlukan modal usaha yang besar, bisnis konveksi bisa dimulai dengan bermodalkan dua 2 atau tiga 3 buah mesin jahit, dan mesin jahit adalah salah satu mesin produksi yang murah. Oleh karena itu pula untuk memulai bisnis ini pun tidak perlu lokasi produksi yang luas, namun cukup dapat dimulai dari rumah. b. Kenaikan biaya produksi Kenaikan biaya produksi bisa menghambat pengembangan usaha CV Azka Syahrani. Kenaikan harga bahan bakar minyak, listrik, telepon, upah minimum regional UMR dan lain-lain. Disamping itu, tingginya country risk mengakibatkan tingginya biaya keamanan, asuransi dan transportasi. c. Kondisi ekonomi global Dengan berlakunya perdagangan bebas saat ini, konsekuensi yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia adalah masuknya produk luar negeri dengan harga yang kompetitif. Busana muslim impor menjadi barang yang banyak tersedia di pasaran dengan mutu baik dan harga terjangkau. d. Kebijakan pemerintah Kebijakan pemerintah sangat berperan dalam melindungi UKM untuk tetap dapat bertahan dan berkembang, namun kebijakan di bidang perbankan belum banyak berpihak kepada UKM, hal ini terlihat dari besarnya bunga yang dibebankan pada saat pengajuan kredit.

4.3. Analisis Strategi dengan AHP

Analisis strategi dengan menggunakan AHP melibatkan beberapa pakar diversifikasi produk tekstil dari CV Azka Syahrani, praktisi garmen dan manajemen produksi operasi. Para pakar yang dilibatkan pada penelitian dengan teknik AHP ini ada enam 6 orang responden pakar. Konsistensi penilaian pendapat dapat diukur dengan menghitung konsistensi indeks KI atau dengan konsistensi rasio RK. Batas indeks konsistensi yang dipakai adalah KI ≤ 0,15, jika KI yang diperoleh lebih besar dari 0,15 KI 0,15, maka pendapat tersebut “tidak konsisten”, dengan demikian jika KI yang diperoleh kurang atau sama dengan dari 0,15 KI ≤ 0,15 ≤ 0,15 maka keputusannya konsisten. Gabungan pendapat para pakar yang ada telah menghasilkan Struktur Hirarki keputusan yang dapat dilihat pada Gambar 8. Terdapat dua alternatif keputusan untuk skenario strategi operasional, yaitu Diversifikasi Produk dengan Memperluas Segmen dan Diversifikasi Produk dengan Menambah Asesoris. Hasil penelitian menyatakan bahwa para pakar memilih alternatif strategi operasional Diversifikasi Produk dengan Memperluas Segmen sebagai prioritas utama dengan bobot 0,6699, kemudian Diversifikasi Produk dengan Menambah Asesoris dengan bobot 0,3300 Tabel 7. Skenario implementasi dari diversifikasi produk tersebut sangat beralasan denngan mempertimbangkan faktor-faktor yang mendukung, para pelaku usaha, dan sasaran atau tujuan yang ingin dicapai dari diversifikasi produk tersebut. Tabel 7. Skenario strategi operasional diversifikasi produk tekstil di CV Azka Syahrani No Skenario Operasional Bobot Vektor Prioritas Prioritas 1 Diversifikasi Produk dengan Memperluas Segmen 0,6699 1 2 Diversifikasi Produk dengan Menambah Asesoris 0,3300 2 4.3.1.Skenario Diversifikasi Produk dengan Memperluas Segmen . Keberhasilan Strategi Meningkatkan Daya Saing melalui Diversifikasi Produk pada Usaha Menengah Garmen bukan tidak beralasan. Hal ini terlihat dari faktor-faktor, atau kriteria-kriteria yang mendukung skenario tersebut, dimana faktor utama yang mendukung keberhasilan diversifikasi produk ini adalah aspek Kreativitas Ide dan Desain 0,3541, artinya kemampuan menuangkan kreativitas terhadap ide, maupun desain produk akan sangat mempengaruhi dilakukan atau tidaknya rencana diversifikasi produk. Faktor yang kedua adalah aspek Tuntutan Konsumen terhadap Desain 0,1755 , artinya konsumen mempunyai pilihan terhadap desain yang diinginkan, dimana konsumen pun dapat memberikan usulan, atau ide untuk mengembangkan produk. Faktor berikutnya Sistem Pemasaran dengan bobot 0,1530, pola pemasaran yang selama ini dilaksanakan dengan sistem direct selling dan cara ini cukup berhasil meningkatkan penjualan. Fungsi Agen Manager beserta para agennya sangat nyata memberikan ide dan saran tentang jenis, atau desain busana mana yang diinginkan konsumen. Tabel 8. Faktor-faktor pendukung tercapainya tujuan meningkatkan daya saing melalui diversifikasi produk pada usaha menengah garmen FaktorKriteria Bobot Vektor Prioritas Prioritas Kreativitas IdeDesain 0,3541 1 Tuntutan Konsumen terhadap Desain 0,1755 2 Sistem Pemasaran 0,1530 3 Ketersediaan Sumberdaya Pekerja dan Bahan baku 0,1185 4 Ketersediaan Dana 0,0955 5 Kekekatan Persaingan 0,0571 6 Teknologi yang Ada 0,0463 7 Peringkat selanjutnya adalah Ketersediaan Dana 0,0955, faktor ini merupakan faktor yang sangat sensitif terutama dikaitkan dengan program investasi perusahaan atau rencana pengembangan lain selain pengembangan produk, sehingga perencanaan keuangan sangat penting untuk diperhatikan. Kekekatan Persaingan menjadi urutan berikutnya dengan bobot 0,0571 . Persaingan di produk busana saat ini sangat ketat, konsumen diberikan banyak pilihan desain dengan berbagai tawaran harga, sehingga setiap produsen harus memiliki kiat untuk meningkatkan penerimaannya di pasar termasuk diantaranya strategi pengembangan produk. Konsumen memiliki standar penilaian yang berbeda terhadap produk yang dipilihnya, maka perbedaan desain produk dari tiap produsen tidak menjadikan suatu ancaman persaingan bagi produsen merek AzkAsyah, sehingga bobotnya pun ke-2 terendah. Kriteria terakhir adalah faktor Teknologi yang Digunakan. Produk busana muslim CV Azka Syahrani adalah busana dengan banyak sentuhan tangan manusia. Ciri khas sulam etnik pada busana muslim ini menjadikan tahapan penyulaman adalah tahapan yang kritis, karena dikerjakan secara manual oleh para ibu yang memiliki faktor kendala cukup besar dan tanpa bisa diprediksi. Oleh karena itu jika terdapat tambahan kapasitas produksi ataupun diversifikasi produk yang bersifat konsentrik, yaitu menambah jenis produk baru yang berkaitan, faktor alih teknologi, atau peningkatkan teknologi menjadi faktor yang tidak terlalu penting di perusahaan ini. Dalam melakukan strategi diversifikasi produk tekstil harus didukung oleh pelaku yang berkaitan dengan kegiatan usaha tersebut. Dalam kajian ini pelaku atau aktor yang terlibat adalah Pemilik Perusahaan, General Manager, Manajer Produksi, Manajer Keuangan, Manajer Produksi, Manajer Riset dan Pengembangan, Manajer Sumber Daya Manusia, Manajer Pemasaran dan Agen Manager. Secara keseluruhan berdasarkan faktor-faktor di atas, pelaku atau aktor yang menjadi prioritas utama dalam mengembangkan usaha adalah Manajer Riset dan Pengembangan Research and Development dengan bobot 0,2253. Hal ini sangat berkaitan erat dengan prioritas utama kriteria, yaitu kreativitas baik ide maupun desain. Produk CV Akza Syahrani sangat mengandalkan desain-desain baru untuk bersaing dengan produk-produk sejenis. Busana muslim dengan pola sulam etnik menjadikan produk tekstil ini mempunyai ciri khas tersediri. Untuk menjaga loyalitas konsumen dan meningkatkan tingkat pemasaran tentunya perlu dikembangkan desain- desain baru, maka peran Divisi Riset dan Pengembangan sangat penting. Selanjutnya urutan pelaku atau aktor kedua adalah Manajer Pemasaran 0,1659. Manajer Pemasaran di CV Azka Syahrani bertugas untuk mengatur strategi pemasaran produk busana muslim. Salah satu strategi yang disiapkan adalah mengatur aliran informasi produk mulai, dari penyiapan katalog untuk produksi yang dimulai tiga bulan ke depan, menerima pesanan dari Agen Manager, dan mengatur distribusi produk ke para Agen Manager. Peran lain dari Manager Pemasaran adalah mengkomunikasikan produk busana muslim merk AzkAsyah dengan kegiatan-kegiatan komersil maupun non komersil sosial, sehingga diharapkan produk-produk merek Azka dapat bersaing dipasaran, serta kesan masyarakat terhadap perusahaan ini tidak hanya melihat sebagai sebuah perusahaan yang berorientasi profit tapi juga peduli terhadap keadaan sosial masyarakat. Tabel 9. Aktorpelaku yang berkontribusi terhadap faktorkriteria untuk tercapainya tujuangoal AktorPelaku Bobot Vektor Prioritas Prioritas Manajer R D 0,2252 1 Manajer Pemasaran 0,1658 2 General Manager 0,1422 3 Agen Manager 0,1199 4 Pemilik Perusahaan 0,0927 5 Manajer Keuangan 0,0893 6 Manajer HRD 0,0849 7 Manajer Produksi 0,0796 8 General Manager GM ada di urutan ketiga 0,1422 sebagai pelaku atau aktor yang berperan terhadap pengembangan produk di CV Azka Syahrani. Uraian tugas jabatan dari GM adalah bertanggung jawab atas implementasi kebijakan perusahaan dan memastikan berjalannya peraturan perusahaan serta kesesuaiannya dengan objektif dan strategi perusahaan sesuai target bisnis perusahaan secara menyeluruh. Oleh karena ini peran GM dapat diartikan pula sebagai perpanjangan tangan pemilik perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Keberadaan GM dalam menentukan strategi divesifikasi produk dinyatakan dalam salah satu uraian tugasnya yang selain merencanakan strategi implementasi atas kebijakan perusahaan, juga memonitor pelaksanaan kebijakan dan strategi perusahaan serta memastikan kelancaran pelaksanaannya agar dapat berjalan secara maksimal dan tepat. Jika perusahaan menetapkan akan diterapkannya strategi diversifikasi produk dengan memperluas segmen, maka peran GM adalah mengawal keputusan tersebut agar dapat dijalankan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Urutan berikutnya adalah Agen Manager 0,1199. Agen Manager adalah struktur pemasar tertinggi yang berkomitmen kepada CV Azka Syahrani untuk membangun jaringan pemasaran serta melayani agen-agen yang berada di bawahnya. Walaupun berada di posisi keempat, Agen Manager merupakan ujung tombak pemasaran CV AzkA Syahrani. Konsumen busana muslim merek AzkAsyah akan mengambil keputusan membeli produk tersebut berdasarkan informasi berupa katalog yang disediakan di setiap Agen Manager dan Agen. Agen Manager akan memberikan informasi pemesanan produk kepada Manajer Pemasaran. Informasi yang diberikan berupa jumlah dan desain busana muslim yang dipesan untuk wilayah Agen Manager tersebut. Jika terdapat perubahan strategi tentang diversifikasi produk oleh CV Azka Syahrani, maka Agen Manager akan berperan sebagai pihak yang mengkomunikasikan kebijakan perusahaan tersebut kepada konsumen. Pemilik perusahaan berada di posisi lima 5 dengan bobot 0,0927. CV Azka Syahrani adalah sebuah perusahaan bertipe UKM Usaha Kecil Menengah dengan jumlah karyawan kurang lebih 500 orang. Awalnya usaha ini hanya kegiatan mengisi waktu luang ibu-ibu rumah tangga, yaitu membuat busana muslim dengan ciri khas sulam etnik, dan ketika perusahaan ini telah berkembang, maka semangat untuk memberdayakan ibu-ibu rumah tangga tetap dipertahankan. Sampai saat ini terdapat 427 penyulam yang bekerja pada CV Azka Syahrani. Pemilik perusahaan sangat peduli dengan keberadaan ibu-ibu rumah tangga ini. Jika perusahaan memutuskan untuk memilih startegi diversifikasi produk dengan memperluas segmen, maka akan lebih banyak ibu rumah tangga yang dapat diberdayakan.