Profil Perusahaan 1. Visi dan Misi Perusahaan

Gambar 6. Struktur organisasi CV Azka Syahrani CV AzkA Syaharni melayani konsumen melalui saluran pemasaran yang dibangun melalui sistem direct selling pemasaran langsung berjenjang. Saat ini CV AzkA Syahrani memilki 16 Agen Manager yang tersebar di seluruh Indonesia, sedangkan Agen Pemasar terdapat 400 orang. Agen Manager setara dengan Distributor Besar dalam memasarkan seluruh produk CV AzkA Syahrani. Ketentuan umum keagenan di CV AzkA Syahrani antara lain : 1. Struktur pemasar AzkASyah Sulam Etnik terdiri atas Agen Manager dan Agen. Di luar struktur tersebut adalah keanggotaan membership yang menginduk kepada masing-masing Agen Manager atau Agen. 2. Agen Manager adalah struktur pemasar tertinggi yang berkomitmen kepada CV AzkA Syahrani untuk membangun jaringan pemasaran serta melayani agen-agen yang berada di bawahnya, sedangkan Agen adalah struktur pemasar di bawah pengelolaan Agen Manager. 3. Agen Manager dan Agen dapat bertindak sebagai representasi CV AzkA Syahrani dalam mengedukasi dan mempromosikan produk AzkA Syahrani kepada konsumen, 4. Agen Manager dan Agen dapat berbentuk hukum maupun perseorangan.

4.1.3. Profil Produk

CV AkzA Syahrani merupakan produsen busana muslim dengan ciri khas yaitu etnik sulam tangan. Produk yang merupakan unggulan selama ini adalah baju koko untuk pria, blus dan gamis untuk wanita dengan usia variatif dari usia anak-anak sampai dengan dewasa. Bahan baku utama semua produk dari perusahaan ini menggunakan bahan katun twill yang memiliki kararteristik sangat cocok untuk digunakan di wilayah Indonesia yang bersuhu udara cukup panas dengan kelembaban tinggi, karena bahan ini jika dikenakan di badan tidak akan terasa panas dan mudah menyerap keringat. Dengan demikian tuntutan terhadap penerapan syariah islam dalam berbusana tidak terhalangi oleh keadaan lingkungan. Katun cotton adalah bahan kain yang berbahan dasar dari tanaman kapas Gossypium hirsutum. Istilah twill sendiri berasal dari kata two double , yang artinya kain yang ditenun dari pilinan benang ganda atau lebih. Ciri khas hasil tenunan twill adalah menghasilkan bentuk efek garis diagonal. Bahan tambahan berupa katun popline untuk menambah atau melengkapi busana menjadi lebih modis. Bahan baku utama yaitu kain katun twill dan zipper dipesan ke produsennya sesuai dengan tuntutan model busana yang akan dibuat. Bahan kain katun twill dipesan berdasarkan ketebalan kain, warna serta jumlah, sedangkan zipper merek YKK dipesan berdasarkan jenis, warna, panjang zipper dan jumlahnya. Setiap tiga bulan dikeluarkan katalog model-model busana merek AzkAsyah terbaru. Model-model tersebut dirancang oleh Divisi Research and Development dengan meminta masukkan dari para Agen Manager dan Agen sebagai ujung tombak struktur pemasaran CV AzkA Syahrani yang berhubungan langsung dengan konsumen. Setiap ide, komentar, saran, masukkan ataupun kritik dari konsumen akan ditampung oleh para Agen Manager dan Agen yang seterusnya akan disampaikan kepada pihak perusahaan sebagai bahan dalam merencanakan model yang akan dikeluarkan pada katalog berikutnya. Setiap dikeluarkannya katalog tiap tiga bulan akan dimunculkan sembilan 9 model busana koko, blus dan gamis. Agen Manager menerima produk busana muslim dari CV AzkA Syahrani dalam satuan seri series berdasarkan purchase order PO yang dikirimkan Agen Manager. Satu seri busana terdiri dari busana pria enam 6 unit dengan ukuran M 2 unit, L 2 unit, dan XL 2 unit, dan busana wanita delapan 8 unit dengan ukuran XS 1 unit, S 2 unit, M 2 unit, L 2 unit dan XL 1 unit, sehingga satu seri terdiri dari 14 unit busana. Setiap Agen Manager wajib menerima lima 5 seri busana pada pesanan pertamanya dengan model yang sudah disepakati, yaitu sembilan 9 model sesuai dengan katalog. Pada pesanan kedua Agen Manager dapat memesan lima 5 seri busana lagi dengan model yang dapat berbeda dari pesanan pertama, hal ini dikarenakan konsumen di tiap wilayah Agen Manager memiliki kesukaannya preference yang berbeda terhadap model busana.

4.1.4. Proses Produksi

Kantor pusat CV Azka Syahrani berlokasi di Perumahan Ciomas Permai Blok C16 No. 23, Ciomas, Bogor. Proses produksi dilakukan di dua tempat yaitu di lokasi yang sama dengan kantor pusat dan di Bojong Sari Ciomas. Di tempat produksi utama, terdapat proses produksi diawali dengan proses perancangan desain sampai dengan pengemasan Di tempat ini pun terdapat gudang bahan baku dan gudang produk jadi. Di lokasi kedua hanya terdapat proses penjahitan. Proses penyulaman dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga di lokasi kelompok kerja masing-masing, kecuali jika terdapat kekurangan atau kerusakan maka proses perbaikan dilakukan di bagian penerimaan hasil sulam di tempat produksi utama. Secara garis besar proses produksi busana muslim di CV Azka Syahrani dapat dilihat pada Gambar 7. Proses produksi diawali dengan merancang desain busana serta sulam oleh Divisi R D, setelah itu membuat contoh sample, membuat pola dan gambar sulam untuk kemudian menyerahkannya ke Divisi Produksi untuk mempersiapkan produksi pra produksi. Disain contoh kemudian difoto dengan menggunakan model untuk dibuat katalog AzkA Syah. Hasil rancangan desain busana dan sulam selain dibuat contoh juga dikirimkan ke Divsi Gudang untuk penyiapan bahan baku utama dan penunjangnya seperti jenis kain, warna kain dan benang, jumlah kain dan benang, kancing dan asesoris lainnya, jika bahan tidak tersedia di gudang, maka perlu dilakukan pengadaan purchasing ke penyalur suppliervendor yang sudah ditunjuk. R D P rod u k si M ar k et in g G u d an g A d m im in K e u a ng an Gambar 7. Bisnis Proses di CV Azka Syahrani Agen Manager menerima katalog setiap tiga 3 bulan, dan berdasarkan katalog tersebut Agen Manager mengirimkan PO ke Divisi Marketing, kemudian meneruskannya ke Divisi Produksi. Divisi ini akan merencanakan produksi dengan melihat kesiapan bahan dan asesoris yang akan digunakan, serta menyiapkan pekerja tenaga pemotong, penjahit, penyulam, quality control, dan finishing. Pada saat yang sama Bagian Gudang menerima permintaan bahan kain sesuai dengan desain berdasarkan PO, serta menyiapkan bahan langsung bahan kain, benang jahit dan benang sulam dan bahan tidak langsung jarum jahit, alat sulam, dan bahan lainnya. Jika bahan sudah tersedia baik kualitas maupun kuantitas, maka Divisi Produksi akan membuat Surat Perintah Kerja SPK kepada bagian pemotongan bahan dan bagian penjahit. Busana yang sudah selesai dijahit kemudian diperiksa oleh QC jahit, jika terpenuhi standar mutunya, busana tersebut diserahkan kepada penyulam melalui koordinator sulam. Jumlah kelompok sulam ada 25 kelompok dengan penyulam keseluruhan tedapat 427 orang. Proses penyulaman tidak dilakukan di lokasi produksi perusahaan namun dilakukan di lokasi domisili masing-masing kelompok. Koordinator penyulam bertanggungjawab untuk mengambil bahan yang akan disulam, kemudian mendistribusikan ke para penyulam, dan menyerahkan bahan yang sudah disulam ke bagian QC sulam. Penyulam mempunyai waktu untuk menyulam selama satu 1 hari untuk satu busana yang disulam. Busana kemudian masuk ke bagian finishing yang terdiri dari proses membuat lubang kancing, memasang kancing, membersihkan benang sisa, mensetrika, memasang label harga, dan memasukan ke dalam kemasan plastik. Produk jadi selanjutnya disimpan di gudang produk jadi sebagai persediaan stok. Proses penerbitan katalog sampai dengan produk tersebut diterima Agen Manager dapat dijelaskan sebagai berikut. Contoh produk yang telah dibuat berdasarkan desain dari Divisi R D, kemudian difoto dan disimpan dalam bentuk CD. Katalog dibuat berdasarkan foto tersebut. CD yang berisi foto busana dikirimkan ke Agen Manager. Agen Manager akan mempromosikan produk dalam katalog ke Agen dan ke konsumen. Berdasarkan katalog tersebut, Agen Manager menerima masukan dari Agen dan konsumen, kemudian Agen Manager menerbitkan Purchase Order yang ditujukan ke Divisi Produksi untuk kemudian pesanan tersebut diproduksi. Setelah diterimanya informasi ketersediaan stok busana dari Divisi Produksi, Divisi Marketing akan menghubungi Agen Manager. Busana yang sudah jadi kemudian diserahkan ke Agen Manager untuk didistribusikan kepada Agen yang merupakan lini terdepan di bagian pemasaran

4.1.5. Pengendalian Mutu

Mutu adalah karakteristik baik fisik maupun non fisik yang membentuk produk atau jasa, yang dapat membedakan suatu produk dari produk lainnya yang berasal dari saingannya atau grade dari suatu produk yang sama untuk membedakan dengan grade lainnya. CV Azka Syahrani merupakan perusahaan kecil yang akan bergerak ke menengah, namun produk yang dihasilkan sudah masuk di segmentasi konsumen yang umumnya berasal dari kelas menengah. Oleh karena itu mutu produksi harus terus diperhatikan. Usaha-usaha CV Azka Syaharni dalam menjamin mutu produknya antara lain dengan : 1. Pelatihan bagi seluruh karyawan baik manajemen maupun di bagian produksi. Hal ini diharapkan seluruh karyawan memahami bahwa mutu produk yang dihasilkan berasal dari semua rangkaian sistem produksi perusahaan. 2. Melakukan proses pemeriksaan di beberapa titik produksi. Pemeriksaan dimulai sejak bahan baku diterima perusahaan hingga produk jadi siap dipasarkan. a. Bagian Gudang memeriksa bahan kain, benang, dan asesoris lainnya dengan cara manual, jika terdapat barang yang tidak sesuai dengan standar mutu, maka barang tersebut dikembalikan ke vendor. b. QC Jahit memeriksa setiap hasil jahitan dari penjahit, jika memenuhi standar, bahan selanjutnya akan busana didistribusikan ke penyulam. c. Koordinator Sulam memeriksa hasil sulam kelompoknya sebelum diserahkan ke QC sulam. Koordinator Sulam bertanggungjawab terhadap hasil sulam kelompoknya. d. QC Sulam memeriksa hasil sulam dari para penyulam. Busana yang telah disulam oleh kelompok penyulam kemudian diserahkan kembali ke perusahaan oleh koordinator sulam. Hasil sulam kemudian diperiksa oleh QC Sulam, jika terdapat ketidaksesuaian, maka Koordinator Sulam bertanggungjawab untuk memperbaikinya. e. QC Finishing memeriksa produk jadi sebelum diserahkan ke Agen Manager. Hal yang diperiksa adalah kelengkapan kancing dan asesoris, kebersihan dari benang-benang sisa, pemasangan label merek dan harga, dan pengepakan.

4.2. Identifikasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal

Hasil identifikasi lingkungan internal maupun eksternal yang berupa faktor kekuatan strenght dan kelemahan weakness, serta peluang opportunities dan ancaman threats terhadap perusahaan CV Azka Syahrani, dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Kekuatan a. Tenaga kerja Keahlian tenaga kerja dan kemampuan SDM merupakan faktor yang menyebabkan perusahaan dapat lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Keahlian SDM yang tinggi muncul dari kemampuan membentuk fungsi khusus yang lebih efektif dibandingkan pesaingnya. Saat ini CV Azka Syahrani memiliki 18 tenaga manajemen, 38 tenaga penjahit, 20 tenaga finishing, dan 427 penyulam yang terbagi dalam 25 kelompok sulam. Jumlah tersebut sudah cukup memadai untuk menjalankan usaha. Moto dan juga visi perusahaan adalah Membangun Diri dengan Membantu Ummat, implementasi dalam kaitannya dengan SDM adalah memberdayakan ibu-ibu rumah tangga yang ingin membantu keluarga secara ekonomi tanpa harus meninggalkan rumah, karena proses penyulaman tidak dilakukan di lokasi produksi perusahaan namun dilakukan di lokasi domisili masing-masing kelompok. b. Mutu produk Produk yang dihasikan berupa busana muslim dengan ciri khas yaitu etnik sulam tangan. Bahan baku utama semua produk dari perusahaan ini menggunakan bahan katun twill yang memiliki kararteristik sangat cocok untuk digunakan di wilayah Indonesia yang bersuhu udara cukup panas dengan kelembaban tinggi, karena bahan ini jika dikenakan di badan tidak akan terasa panas karena mudah menyerap keringat. Selain itu desain atau model busana yang diproduksi akan diganti tiap tiga 3 bulan melalui katalog, sehingga konsumen memiliki kesempatan untuk memilih busana terbaru. c. Alat dan mesin produksi Keberadaan fasilitas produksi berupa alat dan mesin dalam kondisi baik, sangat penting dan menjadi modal utama pelaksanaan kegiatan produksi. Mesin yang digunakan antara lain mesin potong cutting, mesin jahit sewing, mesin obras, mesin pembuat lubang kancing, mesin pemasang kancing, dan mesin seterika. Para penyulam hanya memerlukan alat sulam manual, Metode perawatan mesin sudah diterapkan di perusahaan ini, sehingga jika ada alat atau mesin yang rusak, para karyawan sudah tahu mekanisme perawatan atau perbaikan mesin. d. Proses produksi Proses produksi yang dilakukan di CV Azka Syahrani telah menerapkan prosedur oparsional baku standard operational procedure, sehingga setiap karyawan sudah tahu apa yang harus dilakukan secara teknik maupun adminsitrasi. CV Azka Syahrani berhasil meraih berbagai penghargaan dan pengakuan dari lembaga nasional yang berkaitan dengan manajemen mutu, seperti dari Komite Akreditasi Nasional KAN, ISO 9001-2000 dan BQSS. 2. Kelemahan a. Ketersediaan bahan baku Ketersediaan bahan baku merupakan faktor penting dalam kontinuitas produksi di perusahaan. Bahan kain dan benang dipesan langsung ke produsennya, karena disesuaikan dengan desain baru yang akan keluar melalui katalog. Karakteristik mutu kain dan benang yang diperlukan seperti jenis, warna, dan jumlah. Hal yang menjadi kendala dari ketersediaan bahan ini adalah ketidaktepatan kedatangan bahan yang dipesan. Jika purchase order dari Agen Manager sudah masuk ke Divisi Pemasaran, maka dalam jangka waktu tertentu busana yang dipesan sudah harus didistribusikan ke Agen Manager kembali. Pendistribusian produk akan tertunda karena persediaan bahan baku tidak ada atau terlambat datang ke pabrik. b. Modal usaha Modal usaha yang digunakan oleh perusahaan saat ini adalah modal sendiri atau modal lancar. Hal ini menjadi kelemahan perusahaan karena keterbatasan dana yang dapat digunakan untuk mengembangkan usaha. Upaya yang dilakukan oleh CV Azka Syahrani adalah mengajukan bantuan pembiayaan ke pihak lembaga keuangan. c. Produksi berdasarkan pesanan CV Azka Syahrani memproduksi busana muslim hanya berdasarkan pesanan purchase order, oleh karena itu jika pesanan dari Agen Manager belum ada atau tidak ada, maka Divisi Produksi tidak ada kegiatan produksi. Hal ini merugikan para pekerja karena sebagian besar merupakan pekerja kontrak atau borongan. 3. Peluang a. Pelanggan loyal Menurut Kotler dan Keller 2007, loyalitas konsumen adalah suatu pembelian ulang yang dilakukan oleh seorang pelanggan, karena komitmen pada suatu merek atau perusahaan. Busana muslim merek AzkAsyah memilki ciri khas yang tidak dimiliki produk lain, sehingga pelanggan merek ini dapat terpuaskan sesuai dengan harga yang ditawarkan. b. Pangsa pasar Saat ini busana muslim tidak hanya digunakan pada kegiatan keagamaan saja, namun menjadi suatu busana wajib dalam mengikuti syariat berkehidupan islami. Konsumen semakin selektif dalam memilih produk yang akan dibelinya, selain mempertimbangkan harga juga melihat desain atau model. Konsumen akan bersedia membayar harga tambahan kepada perusahaan yang paling memuaskan kebutuhan mereka. c. Kapasitas produksi CV Azka Syahrani belum optimal memanfaatkan sumber daya dalam produksinya, karena proses produksi berdasarkan pesanan. Jika pesanan belum ada, maka seluruh unsur-unsur produksi tidak beroperasi. Hal ini menjadi peluang untuk dapat meningkatkan kapasitas produksi dengan menerapkan sistem produksi make to stock. d. Citra produk Citra produk merupakan seperangkat keyakinan mengenai merek tertentu yang dikenal sebagai citra merek brand image Kotler dan Keller, 2007. Citra produk yang baik akan menimbulkan dampak positif bagi perusahaan, sedangkan citra yang buruk akan menyebabkan dampak negatif dan melemahkan perusahaan dalam persaingan. Citra CV Azka Syahrani dibentuk dari moto perusahaan yaitu Membangun Diri dengan Membantu Ummat. Nilai-nilai spiritual tersebut diharapkan memberi berkah, baik bagi produsen, pemasar hingga pengguna akhir produk AzkA Sulam Etnik. Dengan semangat Tumbuh dan Berkembang Bersama, diharapkan ketentuan ini dimaknai sebagai alat perekat para agen pemasar AzkAsyah, karena usaha bisnis busana muslim tidak hanya alat mencari nafkah, tetapi juga sebagai sarana dakwah yang memberi barokah. 4. Ancaman a. Keberadaan perusahaan sejenis Bisnis konveksi busana muslim menjadi bisnis yang banyak diminati saat ini, hal ini disebabkan, pertama produk yang dihasilkan oleh industri konveksi yaitu pakaian atau busana yang merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, sehingga pasar untuk bisnis ini akan selalu ada. Kedua, untuk memulai usaha ini tidak diperlukan modal usaha yang besar, bisnis konveksi bisa dimulai dengan bermodalkan dua 2 atau tiga 3 buah mesin jahit, dan mesin jahit adalah salah satu mesin produksi yang murah. Oleh karena itu pula untuk memulai bisnis ini pun tidak perlu lokasi produksi yang luas, namun cukup dapat dimulai dari rumah. b. Kenaikan biaya produksi Kenaikan biaya produksi bisa menghambat pengembangan usaha CV Azka Syahrani. Kenaikan harga bahan bakar minyak, listrik, telepon, upah minimum regional UMR dan lain-lain. Disamping itu, tingginya country risk mengakibatkan tingginya biaya keamanan, asuransi dan transportasi. c. Kondisi ekonomi global Dengan berlakunya perdagangan bebas saat ini, konsekuensi yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia adalah masuknya produk luar negeri dengan harga yang kompetitif. Busana muslim impor menjadi barang yang banyak tersedia di pasaran dengan mutu baik dan harga terjangkau. d. Kebijakan pemerintah Kebijakan pemerintah sangat berperan dalam melindungi UKM untuk tetap dapat bertahan dan berkembang, namun kebijakan di bidang perbankan belum banyak berpihak kepada UKM, hal ini terlihat dari besarnya bunga yang dibebankan pada saat pengajuan kredit.