transportasi, urbanisasi, dan globalisasi akan mempengaruhi jumlah pengguna pasar tradisional skala kecil sampai menengah. Peranan pasar tradisional tersebut akan
terus menurun. Selain itu, peran pasar tradisional juga dapat terancam oleh hadirnya pedagang kaki lima dan warung-warung di perkampungan. Hal ini secara tidak
langsung akan mengakibatkan pasar tradisional yang harus tutup karena telah kehilangan fungsinya.
Faktor lain yang juga menjadi penyebab kurang berkembangnya pasar tradisional adalah minimnya daya dukung karakteristik pedagang tradisional, yakni
strategi perencanaan yang kurang baik, terbatasnya akses permodalan yang disebabkan jaminan yang tidak mencukupi, tidak adanya skala ekonomi, tidak ada
jalinan kerjasama dengan pemasok besar, buruknya manajemen pengadaan, dan ketidakmampuan untuk menyesuaikan dengan keinginan konsumen Wiboonponse
dan Sriboonchitta, 2006.
2.3. Lapangan Pekerjaan
Pengertian pasar kerja adalah seluruh kebutuhan dan persediaan tenaga kerja dengan semua jalan yang memungkinkan penjual tenaga kerja pekerja dan pembeli
tenaga majikan bertemu dan melakukan transaksi penerimaan, penugasan, pemberhentian, promosi, pemindahan dan sebagainya Soeroto, 1983. Dengan
demikian pasar kerja mencakup waktu sebelum orang memasuki pekerjaan dan sesudah ada orang ada dalam pekerjaan. Kesempatan kerja mengandung pengertian
Universitas Sumatera Utara
lapangan pekerjaan atau kesempatan yang tersedia untuk bekerja akibat dari suatu kegiatan ekonomi produksi. Dengan demikian pengertian kesempatan mencakup
lapangan pekerjaan yang masih lowong. Pengertian tentang pasar kerja tersebut perlu disesuaikan dengan tingkat
perkembangan ekonomi negara atau wilayah yang bersangkutan. Dalam negara maju, yang mempunyai sistem pasaran bebas, sebagian besar dari badan-badan
perekonomian sudah terorganisasikan dan hasil sudah memiliki bentuk yang lebih bersifat tetap, sebaliknya sektor informal sedikit. Hal ini menyebabkan sebagian
terbesar dari ketenagakerjanya terikat dalam pekerja upahan. Keadaan dalam negara berkembang sebaliknya, di dalam negara berkembang lebih banyak usaha-usaha yang
belum mempunyai bentuk tetap, keseluruhan usaha semacam ini biasa disebut sektor informal.
Berdasarkan Undang-undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan secara umum memberikan sumbangan yang sangat positif terhadap berjalannya pasar
kerja di Indonesia. Undang-undang yang baru ini memperlihatkan konsensus dari berbagai pihak terkait mengenai isu-isu yang sebelumnya sangat menimbulkan
pertentangan. Dalam Undang-undang tersebut adalah ditetapkannya aturan main mengenai representasi pekerja dalam rangka proses perundingan kolektif.
Namun demikian, ada beberapa bagian yang apabila dijalankan secara kaku justru akan mengurangi fleksibilitas pasar kerja. Dilaksanakan secara kaku
maksudnya adalah dilaksanakan tanpa melihat kondisi perusahaan, seperti perusahaan
Universitas Sumatera Utara
kecil atau rumah tangga, atau jenis usahanya. Kuncinya, aturan main pasar kerja tidak seharusnya menimbulkan distorsi yang besar terhadap keputusan perusahaan
mengenai investasi dan penggunaan tenaga kerja. Pengaturan yang berlebihan mengenai upah minimum, pekerja kontrak dan outsourcing, serta PHK berpotensi
untuk mengurangi fleksibilitas pasar kerja. Sektor pekerjaan atau lapangan kerja adalah bidang kegiatan dari
pekerjaantempat bekerjaperusahaankantor dimana seseorang bekerja. Dalam analisis ketenagakerjaan pengelompokan sektor pekerjaan biasanya dilakukan sesuai
dengan yang terdapat dalam buku Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia KBLI sebagai berikut :
1. Pertanian termasuk perikanan, kehutanan, Perkebunan 2. Pertambangan dan penggalian
3. Industri termasuk jasa industri 4. Listrik, gas dan air
5. Bangunan termasuk instalatir dan tukang gali sumur 6. Perdagangan termasuk usaha jual beli, katering, rumah makan, hotel, motel,
losmen dan penginapan lainnya 7. Angkutan, pergudangan dan telekomunikasi termasuk jasa angkutan,
pengepakan, pengiriman dan biro perjalanan
Universitas Sumatera Utara
8. Keuangan bank, asuransi, usaha persewaan bangunantanah, jasa perusahaan dan lembaga keuangan lainnya seperti : Pasar modal, penggadaian, penukaran
uang asing dan sebagainya. 9. Jasa kemasyarakatan sosial dan perorangan, seperti lembaga legislatif, lembaga
tinggi negara dan pemerintah, pertahanan keamanan, jasa pendidikan, kebersihan, hiburan, kebudayaan, pembantu rumah tangga dan sebagainya.
10. Lainnya : Kegiatanlapangan usaha atau perorangan, badanlembaga yang tidak tercakup dalam salah satu sektor di atas atau yang belum jelas batasannya seperti
tukang beling, pemulung, renternir dan lain-lain Status pekerjaan adalah kedudukan seseorang dalam unit usahakegiatan
dalam melakukan kegiatan. Dengan demikian status pekerjaan seseorang dapat dibagi kedalam 7 tujuh Kelompok, yaitu :
1. Berusaha Sendiri, adalah mereka yang bekerja atau berusaha dengan menanggung resiko secara ekonomis, yaitu dengan tidak kembalinya ongkos produksi yang
telah dikeluarkan dalam rangka usahanya tersebut, serta tidak menggunakan pekerja dibayar maupun pekerja tak dibayar, termasuk yang sifat pekerjaannya
memerlukan teknologi atau keahlian khusus. 2. Berusaha dengan dibantu buruh tidak tetapburuh tak dibayar, adalah bekerja atau
berusaha atas resiko sendiri, dan menggunakan buruhpekerja tak dibayar dan atau buruhpekerja tidak tetap.
Universitas Sumatera Utara
3. Berusaha dibantu buruh tetapburuh dibayar, adalah berusaha atas resiko sendiri dan mempekerjakan paling sedikit satu orang buruh pekerja tetap yang dibayar.
4. Buruh Karyawan Pegawai, adalah seorang yang bekerja pada orang lain atau instansi kantor perusahaan secara tetap dengan menerima upah gaji baik berupa
uang maupun barang. 5. Pekerja bebas dipertanian, adalah seseorang yang bekerja pada orang lain
majikan institusi yang tidak tetap lebih dari satu majikan dalam sebulan terakhir diusaha pertanian baik berupa usaha rumah tangga maupun bukan usaha
rumah tangga atas dasar balas jasa dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun borongan. Usaha pertanian meliputi : pertanian tanaman
pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan dan perburuan, termasuk juga jasa pertanian.
6. Pekerja bebas di nonpertanian adalah seseorang yang bekerja pada orang lain majikan institusi yang tidak tetap lebih dari satu majikan dalam sebulan
terakhir, diusaha non pertanian dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun barang dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun
borongan. 7. Pekerja keluarga adalah anggota rumah tangga yang membantu usaha untuk
memperoleh pengahasilan keuntungan yang dilakukan oleh salah seorang anggota rumah tangga atau bukan anggota rumah tangga tanpa mendapat
upahgaji.
Universitas Sumatera Utara
Tenaga kerja terbagi atas tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria. Pengelompokan tenaga kerja berdasarkan jenis kelamin ini pada dasarnya agar
kualitas produksi bisa terjamin karena adanya kesesuaian antara tenaga dengan jenis pekerjaannya. Berdasarkan kualitasnya tenaga kerja terbagi atas:
a. Tenaga kerja terdidik ahli yaitu tenaga kerja yang memiliki keahlian yang di peroleh dari jenjang pendidikan formal seperti dokter, notaris, arsitektur dan
sebagainya. b. Tenaga kerja terampil terlatih yaitu tenaga kerja yang memiliki keterampilan
yang diperoleh dari pengalaman atau kursus-kursus seperti monitor, tukang las. Berdasarkan lapangan pekerjaan tenaga kerja dapat dibagi menjadi beberapa bagian :
a. Tenaga kerja profesional adalah tenaga kerja yang umumnya mempunyai pendidikan tinggi yang menguasai suatu bidang ilmu pengetahuan khusus, seperti
arsitektur, dokter. b. Tenaga kerja terampil terlatih tenaga yang memiliki keterampilan khusus dalam
bidang tertentu yang diperoleh dari pendidikan seperti pendidikan menengah plus sampai setara Diploma 3, seperti tenaga pembukuan.
c. Tenaga kerja biasa adalah tenaga kerja yang tidak memerlukan keterampilan khusus dalam melaksanakan pekerjaannya, seperti tukang gali sumur.
2.4. Konsep Pendapatan